Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Djarum Featured

    Cikal Bakal Bisnis Keluarga Djarum, Berawal dari Kakek Buyut Jualan Minyak Kacang Tanah | SINDONEWS

    5 min read

     

    Cikal Bakal Bisnis Keluarga Djarum, Berawal dari Kakek Buyut Jualan Minyak Kacang Tanah | Halaman Lengkap


    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Minggu, 27 Juli 2025 - 20:38 WIB

    Cikal Bakal Bisnis Keluarga...

    Chief Operating Officer PT Djarum Victor Hartono dalam acara Meet The Leader 5, Djarum: a Story of Strategic Succession di Universitas Paramadina di Jakarta, Sabtu ( 26/7). FOTO/dok.SindoNews

    JAKARTA 

    - Perjalanan bisnis keluarga Hartono, pemilik PT Djarum, menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia. Direktur Utama PT Djarum, Victor Rachmat Hartono, mengungkapkan bahwa kesuksesan perusahaan rokok terbesar di Indonesia ini tidak dimulai dari industri tembakau.

    Cikal bakal bisnis Djarum berawal dari usaha minyak kacang tanah yang dijalankan kakek buyutnya di Lasem, Jawa Tengah. "Kami mengolah kacang tanah menjadi minyak yang digunakan untuk memasak, di saat minyak sawit belum ada. Namun, ketika minyak sawit muncul, bisnis kami mulai tergerus," ungkap Victor dalam acara Meet The Leaders yang diselenggarakan Universitas Paramadina, di Jakarta, Sabtu (26/7).

    Baca Juga: Daftar 5 Orang Terkaya Indonesia versi Bloomberg Juli 2025, Paling Tajir Berharta Rp473 Triliun

    Victor menjelaskan, bisnis minyak kacang tanah tersebut dikelola oleh kakek buyutnya, yang merupakan generasi keempat dalam keluarga Hartono. Seiring berjalannya waktu, bisnis keluarga mengalami pasang surut.

    Ia melihat ukuran makam kakek buyutnya yang besar menjadi simbol kejayaan bisnis di generasi keempat, namun semakin kecil di generasi berikutnya. "Saya mengurus makam keluarga dan melihat bahwa ukuran makam mencerminkan kondisi keuangan keluarga. Ini adalah indikasi nyata dari perjalanan bisnis kami," jelasnya.

    Memasuki generasi ketujuh, kakeknya, Oei Wie Gwan, beralih ke usaha mercon dan mendirikan pabrik kembang api pada 1927 dengan merek Cap Leo. Namun, saat Jepang menduduki Indonesia, pabrik tersebut terpaksa ditutup akibat larangan peredaran bubuk mesiu oleh Belanda.

    Antara tahun 1942 hingga 1951, Oei Wie Gwan menjajaki berbagai sektor bisnis, termasuk menjadi kontraktor untuk pembangunan landasan udara Ahmad Yani. Namun, titik balik terjadi pada tahun 1951 ketika ia membeli sebuah pabrik rokok kretek kecil di Kudus, yang menjadi cikal bakal kesuksesan Djarum.

    "Keluarga kami bukanlah tipe yang tiba-tiba kaya. Kami berkembang secara bertahap. Saya melihat perjalanan ini dari generasi ke generasi, dan kualitas makam keluarga mencerminkan kemajuan kami," kata Victor, menekankan pentingnya ketekunan dan kerja keras dalam membangun bisnis.

    Baca Juga: Begini Cara Hartono Bersaudara Sulap Bisnis Keluarga Jadi Kerajaan Global Senilai Rp763 Triliun

    Kini, Djarum telah berkembang menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Selain itu, Djarum Group juga merambah ke berbagai sektor, termasuk perbankan, properti, elektronik, dan kesehatan. Keberhasilan ini tidak lepas dari warisan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh generasi sebelumnya.

    Victor menegaskan bahwa perjalanan bisnis Djarum adalah contoh nyata dari ketekunan dan inovasi. Perjalanan inspiratif ini Djarum tidak hanya menjadi raksasa industri, tetapi juga simbol dari semangat berwirausaha. "Kami terus beradaptasi dengan perubahan zaman dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat," tutupnya.

    (nng)

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

    Infografis

    Peralatan Militer dari...

    Peralatan Militer dari Berbagai Pangkalan AS Dikirim ke Israel

    Komentar
    Additional JS