Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kasus Prada Lucky Namo TNI

    Keluarga Sebut Prada Lucky Dianiaya setiap Piket, Pengamat Kritik Ekosistem Kekerasan Militer / TribunNews

    3 min read

     

    Keluarga Sebut Prada Lucky Dianiaya setiap Piket, Pengamat Kritik Ekosistem Kekerasan Militer

    Kompas.tv - 11 Agustus 2025, 10:45 WIB

    keluarga-sebut-prada-lucky-dianiaya-setiap-piket-pengamat-kritik-ekosistem-kekerasan-militer

    JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga mendiang Prada Lucky Namo, prajurit yang tewas usai dianiaya senior di barak, mengatakan korban berulangkali disiksa sebelum meninggal dunia. Kakak korban, Novilda menyebut adiknya setiap hari disiksa senior saat bertugas di dapur barak Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT.

    Novilda mengatakan, sebelum Lucky dibawa ibu angkatnya ke RSUD Aeramo, senior-senior di barak menyiksa adiknya setiap pergantian jaga piket. Menurut Novilda, pihak keluarga menerima informasi bahwa terdapat setidaknya 24 orang yang terlibat dalam penganiayaan adiknya.

    "Setiap pergantian piket, Lucky dianiaya, pergantian piket ini kan pastinya satu hari. Mereka bergantian aniaya Lucky, dari hari Senin sampai dia masuk rumah sakit," kata Novilda dalam program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Senin (11/8).

    Baca Juga: Ibu Prada Lucky Desak Kasus Kematian Anaknya Diusut Tuntas, Tanpa Pandang Bulu

    Novilda menyebut Lucky sudah dalam kondisi memar-memar saat kabur ke rumah ibu angkatnya sebelum dibawa ke rumah sakit. Menurutnya, Lucky juga sempat dianiaya karena senior menuduhnya tidak mau bekerja saat sakit.

    Kakak korban itu pun meminta instansi TNI menuntut semua pelaku yang terlibat. Novilda menyebut belum semua pelaku penganiayaan Prada Lucky yang ditindak otoritas militer baru menetapkan empat prajurit sebagai tersangka.

    "Kami hanya menuntut keadilan, jangan ada yang datang untuk mengintimidasi atau membungkam saya dengan mama, karena tetap kami berdua akan cari keadilan untuk Lucky. Harus ditindak, pelaku utamanya kalau perlu dihukum mati," katanya.

    Kami memberikan ruang untuk
    Anda menulis

    Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

    Daftar di sini

    Sementara itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyatakan kasus tindak kekerasan dalam institusi militer telah terjadi berulangkali. Menurutnya, penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky terjadi karena ekosistem kekerasan dalam institusi militer yang dibiarkan.

    "Ini sudah kejadian berulang, bukan sekadar kesalahan individual, tapi ini ekosistem. Kalau lingkungannya sehat, atasannya pengawasannya oke, pengasuhannya oke, saya kira lebih sulit untuk terjadi," kata Khairul Fahmi.

    "Kalau lingkungannya nggak bagus, misalya permisif terhadap kekerasan, kekejaman, penganiayaan seperti ini, prajurit yang bagus sekalipun akan merosot moralnya."

    Khairul Fahmi pun mengingatkan bahwa terdapat tanggung jawab bertingkat dalam institusi militer untuk mengawasi anak buah. Fahmi menyatakan insitusi militer harus menarik batas tegas antara tindak kekerasan dan pendisiplinan.

    "Kita harus jelas garis batasnya antara bagaimaan bentuk hukuman dan penganiayaan. Pendisiplinan itu kan kalau dia melakukan kesalahan, dia dihukum, tetapi kalau penganiayaan kan berbeda," katanya.

    Baca Juga: Keluarga Belum Dapat Info soal Perkembangan Kasus Kematian Prada Lucky, Termasuk terkait 4 Tersangka


    Sumber : Kompas TV


    Komentar
    Additional JS