Puan Singgung Sering Ada Campur Tangan pada Demokrasi Indonesia, Anggota Dewan Tepuk Tangan - Kompas
Puan Singgung Sering Ada Campur Tangan pada Demokrasi Indonesia, Anggota Dewan Tepuk Tangan
/data/photo/2025/08/15/689ea27391238.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR-RI Puan Maharani mengkritik sistem politik yang saat ini dinilai masih belum mendukung terwujudnya kedaulatan rakyat secara penuh.
Salah satunya adalah adanya upaya campur tangan dan buah tangan dalam praktik politik yang ada.
Hal ini disampaikan Puan dalam Sidang Tahunan MPR-RI, di Ruang Paripurna 1, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2024).
"Sebaik apapun visi dari integritas partai, jika sistem politik, khususnya sistem pemilu, tidak mendukung terwujudnya kedaulatan rakyat secara nyata, maka suara rakyat berisiko terdistorsi," ucap Puan.
Perdalam Operasi Militer Gaza, IDF Sesumbar Runtuhkan Kemampuan Hamas
Baca juga: Puan Sebut Deretan Kritik Kreatif: Indonesia Gelap hingga One Piece
Padahal, menurut Puan, sistem pemilu adalah sarana utama untuk membentuk perwakilan.
Namun, sistem yang tidak sempurna ini menjadi tantangan bersama agar segera diubah, untuk mendekatkan kehendak rakyat pada perwakilan dan pemimpin yang mereka pilih.
"Saat ini, demokrasi dalam pemilu kita, selain ditentukan oleh garis tangan, juga sering dipengaruhi oleh campur tangan dan buah tangan," kata Puan.
Ucapannya tersebut kemudian disambut oleh tepuk tangan para anggota DPR-RI yang hadir dalam sidang tersebut.
Puan mengatakan, semua punya garis tangan berupa nasib dan kesempatan yang diberikan Tuhan yang Maha Esa.
Baca juga: Puan Sebut Parpol Harus Jadi Jembatan, Bukan Cuma Cari Kekuasaan
Namun, tidak semua memiliki kemampuan yang sama untuk ikut campur dan memberikan buah tangan untuk menentukan arah demokrasi.
"Inilah kritik sekaligus otokritik terhadap demokrasi dalam pemilu kita. Kita harus terus memperbaiki dan menyempurnakannya, sebab demokrasi yang kita cita-citakan bukanlah demokrasi campur tangan dan buah tangan, tetapi demokrasi yang memberi kesempatan yang setara bagi semua warga negara," kata Puan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!Ketua MPR Muzani: MBG Tak Cuma Memberi Makan, tapi Investasi Masa Depan