Rafale Pesanan Indonesia Diakui Jet Tempur Hebat Tetapi Ada 2 Alasan yang Buatnya Tak Berkutik di Hadapan J-20 China - Zona Jakarta -
Rafale Pesanan Indonesia Diakui Jet Tempur Hebat Tetapi Ada 2 Alasan yang Buatnya Tak Berkutik di Hadapan J-20 China - Zona Jakarta -

ZONAJAKARTA.com - Bagaimana jadinya bila jet tempur Rafale yang bakal memperkuat Indonesia diadu dengan J-20 milik China?
J-20 memiliki kemampuan siluman yang membuatnya unggul keitmbang Rafale.
Namun sejujurnya, keunggulan siluman J-20 tidak sehebat yang mungkin dipikirkan orang pada awalnya.
Sementara Rafale memiliki keunggulan dibandingkan yang lain, seperti dilaporkan laman National Security Journal dalam artikel berjudul "The Dassault Rafale is a Great Fighter, But the J-20 Has 1 Huge Advantage" terbitan 14 Agustus 2025.
Jet tempur ini memiliki sistem pelacakan canggih yang mampu mendeteksi dan melacak bahkan Lockheed Martin F-22 Raptor yang sangat siluman selama latihan simulasi.
Karena Chengdu J-20 sangat dimodelkan berdasarkan F-22, tampaknya ada keraguan yang wajar mengenai teknologi silumannya.
Terutama karena Angkatan Udara India sebelumnya telah mampu mendeteksi J-20 melalui radar.
Chengdu memiliki mesin yang lebih bertenaga dibandingkan kedua pesaingnya.
Dua mesin turbofan afterburner Xian WS-10 menghasilkan daya dorong 32.000 lbf. (142 kN) lb. masing-masing dalam mode afterburner, berbeda dengan daya dorong 17.000 lbf. (75 kN) yang dihasilkan oleh dua mesin turbofan Snecma M88 milik Rafale dalam mode afterburner.
WS-10 memungkinkan J-20 terbang sedikit lebih jauh, dengan jangkauan tempur 1.200 mil laut (2.000 kilometer, 1.100 mil laut) dibandingkan dengan 1.150 mil laut (1.850 kilometer, 1.000 mil laut) untuk produk Dassault Aviation.
Baca Juga:
Terlebih lagi, mesin yang lebih bertenaga tersebut menjadikan J-20 sebagai jet tempur yang lebih cepat.
J-20 memiliki kecepatan udara maksimum Mach 2,0 atau Mach 2,25 , sementara, seperti moto pilot pesawat tempur, "Kecepatan adalah kehidupan."
J-20 juga merupakan pesawat yang terbang lebih tinggi, dengan ketinggian terbang maksimum 66.000 kaki (20.000 meter), yang memberinya kemampuan hipotetis untuk menerkam dari atas Rafale yang terbang lebih rendah, yang ketinggian terbang maksimumnya mencapai 51.952 kaki (15.835 meter).
Di sisi lain, Rafale adalah jet tempur yang lebih lincah dan bermanuver.
Pesawat Eropa ini juga memiliki sedikit keunggulan dalam kecepatan pendakian dibandingkan pesaingnya dari China, dengan kecepatan pendakian 60.000 kaki per menit (304,8 meter per detik) dibandingkan 59.800 kaki per menit (304,0 meter per detik).
Dari segi persenjataan, Rafale memiliki keunggulan tersendiri yakni meriam.
Rafale menggunakan meriam otomatis GIAT 30/M791 30mm dengan 125 butir amunisi, sementara J-20 (seperti halnya Shenyang J-35) sama sekali tidak memiliki meriam.
Selain aspek teknis, ada faktor pengalaman yang tidak berwujud, seperti dalam pengalaman tempur di dunia nyata.
Rafale telah "berdarah" dalam pertempuran di tempat-tempat seperti Afghanistan, Libya, dan Suriah, mengutip laman defencexp.com dalam artikel berjudul "Rafale vs J-20: Who is Best?" terbitan 10 Agustus 2020.
Baca Juga:
Sementara itu, J-20 dan pilotnya sama sekali kurang dalam pengalaman tempur (seperti juga J-35).
Lagipula, China belum pernah terlibat dalam perang tembak besar sejak Perang China-Vietnam 1979.
Sayangnya, meskipun Rafale punya banyak sekali keunggulan, J-20 dalam pertarungan satu lawan satu lebih diunggulkan karena kemampuannya yang siluman, melihat terlebih dahulu, menembak terlebih dahulu, serta kecepatan dan ketinggian.
Yang lebih memprihatinkan adalah kerentanan Rafale yang terbukti terhadap jet tempur dan rudal udara-ke-udara China.
Terutama jika mempertimbangkan bahwa J-10 adalah jet tempur Generasi 4,5, seperti Rafale, dan bukan jet generasi kelima sejati seperti J-20.
***
