Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Lintas Peristiwa Sound Horeg

    Suami Korban Meninggal di Karnaval Sound Horeg: Suaranya Keras, Nggak Masuk Akal Kalau Disebut Nggak Bahaya - Kompas

    2 min read

     Lintas Peristiwa, 

    Suami Korban Meninggal di Karnaval Sound Horeg: Suaranya Keras, Nggak Masuk Akal Kalau Disebut Nggak Bahaya

    LUMAJANG, KOMPAS.com - Mujiarto, suami dari ibu di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang meninggal dunia saat nonton karnaval sound horeg, menyebut suara keras dari sound berbahaya.

    Sebelumnya, ibu muda bernama Anik Mutmainah meninggal dunia saat melihat karnaval sound horeg di desanya.

    Video meninggalnya Anik, kemudian viral di berbagai platform media sosial seperti facebook, instagram, hingga TikTok.

    Baca juga: Keluarga Ibu Meninggal Saat Menonton Karnaval Sound Horeg di Lumajang: Videonya Dihapus Saja

    Mujiarto mengungkapkan, meski saat itu istrinya antusias menonton sound horeg, ia mengatakan, suara yang dihasilkan sound sangat keras.

    Longsor Terjang Kawasan Pegunungan Himalaya India, 4 Orang Tewas!

    Bahkan, ia menyebut, kerasnya suara yang dihasilkan sound horeg berbahaya untuk kesehatan.

    "Dibilang gak bahaya ya bahaya, suaranya kan keras, kalau dibilang gak bahaya kan gak masuk akal," kata Mujiarto di rumah duka, Minggu (3/8/2025).

    Baca juga: Warga Meninggal Saat Menonton Sound Horeg, Bupati Lumajang Segera Rapat Evaluasi dengan Kapolres

    Mujiarto menerangkan, saking kerasnya suara yang dihasilkan sound horeg saat itu, warga yang menonton sempat berhamburan menjauh.

    Namun, saat suaranya mengecil, warga yang menonton kembali mendekat ke sound.

    "Semua yang nonton-nonton itu pasti lari (saat suara keras) nanti mendekat lagi (saat suaranya kecil), kecuali penarinya," terang Mujiarto.

    Baca juga: Respons Kades di Lumajang Usai Warganya Meninggal Saat Nonton Sound Horeg

    Meski mengakui, istrinya meninggal karena sound horeg, Mujiarto mengaku, pihak keluarga sudah ikhlas ditinggal Anik untuk selamanya.

    "Ya mau bagaimana lagi, namanya umur kan gak ada yang tahu, tapi kalau perantaranya ya itu (sound horeg), tapi saya ya ikhlas karena sudah takdirnya," ujarnya.

    Mujiarto berharap, ke depannya pelaksanaan karnaval desa yang menggunakan sound tidak lagi dibunyikan dengan suara keras.

    "Biasa-biasa saja sound itu, sederhana saja," pungkasnya.

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Drone Rusia Hancurkan Stasiun Kharkiv di Ukraina dan Tewaskan 2 Orang

    Komentar
    Additional JS