TNI Belum Dapat Info Keterlibatan Prajuritnya di Penculikan Kacab Bank BUMN - Kompas
TNI Belum Dapat Info Keterlibatan Prajuritnya di Penculikan Kacab Bank BUMN
JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes TNI menegaskan belum menerima informasi terkait dugaan keterlibatan prajurit dalam kasus penculikan Kepala Cabang (Kacab) salah satu bank BUMN di Jakarta yang berujung kematian korban.
“Yang pasti, sampai saat ini saya belum mendapat info dari Polda Metro terkait keterlibatan prajurit dalam kasus ini. Mohon waktu ya, agar jelas dulu terkait permasalahan ini,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah kepada Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Mabes TNI Belum Terima Surat Permintaan Perlindungan 4 Penculik Kacab Bank BUMN
Freddy menegaskan, TNI tidak akan memberikan perlindungan kepada siapa pun yang terbukti melakukan tindak pidana, termasuk penculikan dan pembunuhan.
“Tindak kejahatan seperti penculikan dan pembunuhan merupakan pelanggaran berat yang tidak dapat ditoleransi. Harus ditindak tegas apabila ada yang terbukti bersalah," ujar dia.
Danantara Kirim 36 Direksi Persero ke Swiss, Apa Tujuannya?
"Tidak ada kalimat melindungi prajurit yang terbukti bersalah," sambungnya.
Baca juga: Ini Peran 8 Penculik dan Pembunuh Kacab Bank BUMN
Sebelumnya, empat pelaku penculikan yang sudah ditangkap mengaku meminta perlindungan kepada Panglima TNI.
Freddy memastikan hingga saat ini Mabes TNI belum menerima surat atau permintaan resmi terkait hal itu.
“Belum ada permintaan yang dimaksud sejauh ini,” kata Freddy.
Baca juga: Rapat dengan Komisi III, Polisi Akui Teledor dalam Kasus Penembakan Gamma
TNI, kata Freddy, percaya proses hukum akan berjalan secara transparan dan adil sehingga para pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
“Dalam kasus ini, kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga, kerabat, dan rekan kerja serta instansi tempat almarhum bekerja, atas kepergian almarhum," tutur Freddy.
Pihak penculik minta perlindungan Panglima TNI dan Kapolri
Diberitakan sebelumnya, empat penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih berinisial MIP (37) akhirnya meminta maaf usai diringkus polisi.
Baca juga: Istana Sebut Kasus Immanuel Ebenezer Jadi Pelajaran untuk Anggota Kabinet
Permintaan maaf disampaikan oleh kuasa hukum para penculik, Adrianus Agal, saat ditemui di Polda Metro Jaya pada Senin (25/8/2025).
“Pertama yang saya mau sampaikan untuk permohonan maaf kami kepada keluarga korban,” kata Adrianus.
Dalam kesempatan ini, ia berharap agar penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya segera mengungkap motif dan pelaku utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN ini.
Sebab, Adrianus menyebut ada oknum dari salah satu instansi yang terlibat dalam kasus tersebut.
“Adik kami, Eras (salah satu pelaku) diminta untuk menjemput paksa (menculik). Setelah adik kami, Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore, ada perintah dari oknum F,” kata Adrianus.
Baca juga: Keluarga Harap Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN Tak Ada yang Ditutup-tutupi
Dalam perintah itu, Eras dan kawan-kawan diminta untuk menyerahkan korban kepada seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur.
Usai penyerahan korban, Eras dan tiga rekannya meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).
Namun, mereka kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban.
“Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi. Pada saat mereka mengantar itu, mereka juga dalam tekanan,” ujar Adrianus.
"Dan mereka, salah satu terduga penjemputan paksa ini, menyampaikan ke keluarganya bahwa mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah. Jadi peran mereka itu sampai di situ,” tambah dia.
Baca juga: Sosok Kacab Bank BUMN yang Diculik dan Dibunuh: Berprestasi dan Dermawan
Mereka menduga ada keterlibatan oknum instansi tertantu. Maka, Adrianus meminta perlindungan kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
"Kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI. Kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri karena ada dugaan oknum, seperti itu," kata Adrianus.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Siapa Dwi Hartono Motivator?