Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bandung Featured Kesehatan

    Wakil Wali Kota Bandung: Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Butuh Kerja Sama Semua Pihak - Tribunjabar

    2 min read

     Kesehatan 

    Wakil Wali Kota Bandung: Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Butuh Kerja Sama Semua Pihak - Tribunjabar

    TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus kematian ibu dan anak di Kota Bandung, kini mendapat perhatian serius dari pemerintah agar ke depannya kasus tersebut bisa diminimalisir dan diupayakan akan terus ditekan.

    Meski belum ada data terbaru khusus di Kota Bandung pada tahun 2025 ini.

    Namun, Kementerian Kesehatan telah mencatat pada tahun 2024, ada 749 kematian ibu dan 5.758 kematian bayi di wilayah Jawa Barat.

    Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam kurun waktu 2014-2020 kasus kematian bayu mencapai 894 jiwa, sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2016 hingga mencapai 223 jiwa.

    "Keberhasilan menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) tidak bisa dicapai oleh satu pihak saja," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, Senin (18/8/2025).

    Menurutnya, penurunan AKI dan AKB merupakan salah satu indikator penting pembangunan kesehatan. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh.

    "Perlu kolaborasi erat antara pemerintah, tenaga kesehatan, organisasi profesi, dan masyarakat. Dengan kerja bersama, kita bisa mewujudkan ibu sehat, bayi sehat, dan generasi Bandung yang kuat dan berkualitas," katanya.

    Hanya saja, kata dia, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi, seperti kesenjangan akses di wilayah padat penduduk, dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dan gizi seimbang.

    "Kemudian tantangan lainnya distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, hingga kasus medis kompleks yang membutuhkan rujukan cepat," ucap Erwin.

    Kendati demikian, kata dia, Pemkot Bandung akan terus menghadirkan berbagai dukungan strategis, di antaranya, penguatan fasilitas pelayanan di puskesmas dan rumah sakit.

    Lalu program pelatihan serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, khususnya bidan dan optimalisasi sistem rujukan maternal dan neonatal, termasuk kampanye kesehatan ibu dan anak yang melibatkan kader posyandu dan tokoh masyarakat.(*)

    Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

    Komentar
    Additional JS