Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home DPR Featured Istimewa Makan Bergizi Gratis Spesial

    Agar Program MBG Sukses Besar, Bos Banggar DPR Sarankan 3 Skema Alternatif - Inilah

    3 min read

    Agar Program MBG Sukses Besar, Bos Banggar DPR Sarankan 3 Skema Alternatif

    Oleh
    Share


    Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/9/2025). (Foto: ANTARA/Bayu Saputra).

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    Kecil
    Besar

    Suka atau tidak, harus diakui, program Makan Bergizi Gratis yang bertujuan mulia, masih banyak masalah dalam implementasinya. Muncul sejumlah agar program ini berjalan efektif, optimal dan tetap sasaran.

    Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah mengusulkan tiga skema alternatif untuk program MBG, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/9/2025). Skema pertama yakni penyaluran anggaran MBG melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang langsung disalurkan ke pemerintah daerah.

    Skema kedua, lanjut politikus PDIP ini, dilakukan dengan menyalurkan bantuan MBG melalui Program Keluarga Harapan (PKH). “Kalau PKH selama ini per bulan Rp300 ribu, kita tambahin Rp300 ribu. Tapi yang Rp300 ribu itu untuk MBG,” ujarnya pula.

    Adapun skema ketiga, lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) didekatkan ke sekolah agar pengawasan berjalan lebih optimal.

    Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga pertengahan September 2025 tercatat tidak kurang dari 5.360 anak mengalami keracunan akibat program tersebut.

    Baca Juga:

    Menanggapi kondisi itu, Said menilai Program MBG sebaiknya dievaluasi pemerintah dengan terlebih dahulu menemukan titik permasalahannya. “Harus segera dilakukan deteksi oleh pemerintah di titik mana saja dan apa penyebabnya? Apakah karena rantai pasok dari SPPG ke sekolah terlalu panjang? Karena satu SPPG melayani 3.000, apakah itu bisa diperpendek?” ujar Said.

    Meski demikian, ia menegaskan Program MBG tetap perlu dilanjutkan dengan perbaikan. "Tapi tidak berarti ada konklusi harus disetop. Jangan. Lebih baik mari kita deteksi dulu di mana letak masalahnya. Apakah karena jam 2 malam baru masak, sedangkan jam 12 pagi itu (harus disajikan). Kan sudah 14 jam sendiri. Sehingga perlu pola baru, atau skema diubah, setiap sekolah ada satu SPPG. Sehingga itu akan lebih menarik dan lebih mudah dari sisi pengawasan,” ujarnya pula.

    Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membuka opsi untuk mengalihkan anggaran MBG, apabila realisasi penyerapan masih rendah hingga akhir Oktober 2025.

    Ia menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan anggaran MBG yang tak terserap menganggur hingga akhir tahun. Anggaran tersebut akan dialihkan ke sektor lain, digunakan untuk memangkas defisit maupun utang.

    "Kalau di akhir Oktober kita bisa hitung dan kita antisipasi penyerapannya hanya akan sekian, ya kita ambil juga uangnya. Kita sebar ke tempat lain, atau untuk mengurangi defisit, atau untuk mengurangi utang. Jadi pada dasarnya enggak ada uang nganggur di departemen atau kementerian yang di-earmark sampai akhir tahun," kata Purbaya.

    Baca Juga:

    Menurutnya, meski Presiden mendukung penuh pelaksanaan MBG, kondisi di lapangan tetap menentukan seberapa besar anggaran dapat terserap. Untuk itu, Kementerian Keuangan akan membantu mempercepat penyerapan dengan memperkuat manajemen dan pengawasan.

    "MBG treatment-nya sama, kalau memang kita bisa lihat dan kita coba bantu termasuk mengirim manajemen dan segala macam," ujar Purbaya.

    Baca Juga:

    Komentar
    Additional JS