Akhirnya Terungkap Identitas Tersangka Pembunuhan Diplomat Zetro Purba di Peru, Ada Lima - Tribunmanado
Dunia Internasional, Kasus,
Akhirnya Terungkap Identitas Tersangka Pembunuhan Diplomat Zetro Purba di Peru, Ada Lima - Tribunmanado.co.id
TRIBUNMANADO.CO.ID - Upaya pemerintah dan kepolisian Peru untuk mengungkap kasus penembakan terhadap Diplomat Indonesia Zetro Purba perlahan membuahkan hasil.
Seorang diplomat adalah pejabat negara yang ditunjuk untuk mewakili negaranya dalam hubungan internasional, menjalankan negosiasi, serta mempromosikan dan melindungi kepentingan nasional di negara lain atau organisasi internasional.
Diplomat bertugas membina kerja sama, memfasilitasi komunikasi, dan melindungi warga negaranya di luar negeri.
Mereka sudah berhasil mengidentifikasi para terduga pelaku pembunuhan tersebut.
Bahkan sudah ada beberapa tersangka yang sudah ditangkap.
Polisi Peru masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan.
Mereka pun masih memburu beberapa pelaku yang belum tertangkap.
Misteri penembakan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Peru, Zetro Leonardo Purba (42) berangsur terpecahkan.
Berdasarkan update, pihak kepolisian berhasil menangkap lima orang terduga pelaku.
Lima orang tersebut terdiri dari 3 orang warga negara Venezuela dan 2 lainnya merupakan warga Kuba.
Ya, Kepolisian Nasional Peru dikabarkan berhasil menangkap lima orang terduga pelaku terlibat dalam penembakan yang menewaskan Zetro Leonardo Purba di sebuah hotel di Avenida Peru di San MartÃn de Porres, Peru.
Sebelumnya, aparat setempat menduga kuat insiden ini merupakan bentuk contract killing atau pembunuhan berbayar.
Kelima tersangka di antaranya tiga warga Venezuela dan dua warga Kuba yang disebut sebagai anggota geng kriminal Los Maleantes del Cono.
Mereka diyakini terlibat dalam aksi penembakan yang menewaskan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia, Zetro Leonardo Purba, pada 1 September 2025 lalu.
Dalam operasi kepolisian yang digelar Selasa di distrik San MartÃn de Porres, Lima, aparat menyita sebuah pistol berisi peluru, lima bahan peledak, sepeda motor, serta barang-barang lain yang terkait langsung dengan kejahatan itu, sebagaimana dikonfirmasi Kepolisian Nasional Peru (PNP).
Polisi juga menyita narkotika dan 10 unit telepon genggam.
Pemeriksaan forensik mengungkapkan bahwa pistol merek Taurus tersebut adalah senjata yang digunakan dalam pembunuhan diplomat Indonesia, sebagaimana dilaporkan situs Argentina, Infobae.
Menurut laporan itu, polisi mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai warga negara Venezuela, Yaiker Antonio Echenagucia Quijada, alias “Malako”, berusia 23 tahun.
"Selain itu, Wilson José Soto López, alias “El Primo”, yang juga berasal dari Venezuela, diduga telah mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut," demikian laporan en.cibercuba.com, dikutip Sabtu (13/9/2025).
El Primo diduga berperan sebagai pengedara motor, dan sempat terekam CCTV memperkuat bukti.
Meski begitu, identitas dua warga Kuba yang ditangkap belum dibuka ke publik, termasuk sejauh mana keterlibatan mereka dalam perencanaan maupun eksekusi.
Seluruh tersangka kini telah dilakukan penahanan awal selama tujuh hari, sambil menunggu polisi mengumpulkan bukti tambahan dan menilai peran masing-masing.
Kepolisian Peru menyebut kasus ini diduga kuat merupakan pembunuhan pesanan. Meski sejumlah pelaku lapangan sudah ditangkap, motif dan identitas dalang utama hingga kini masih dalam penyelidikan.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menegaskan bahwa penyerangan ini merupakan bentuk “pembunuhan berencana dengan pola sicario (pembunuhan bayaran).”.
Ia menambahkan, korban tidak kehilangan barang-barang pribadi.
“Mereka memang menunggunya, dan tembakan diarahkan ke kepala; tujuannya jelas untuk menghabisi nyawanya,” ujarnya.
Purba sempat dilarikan ke klinik terdekat, namun nyawanya tidak tertolong. Staf KBRI berusia 42 tahun itu baru lima bulan bertugas di Peru sebagai sekretaris urusan organisasi di KBRI Lima.
Sebelumnya, ia pernah bertugas di Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Australia (2019–2022), lalu kembali ke Jakarta untuk bekerja di Kementerian Luar Negeri sebelum ditugaskan ke Peru.
Menlu Sugiono Minta Otoritas Peru Usut Tuntas
Pemerintah Indonesia lewat Menteri Luar Negri (Menlu) Sugiono meminta otoritas Peru menyelidiki kasus penembakan yang menewaskan Zetro Leonardo Purba, Penata Kanselerai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima.
"Kami sudah menyampaikan kepada pihak Kementerian Luar Negeri Peru dan kepolisian di sana untuk bisa menyelidiki kasus ini hingga tuntas," ujar Sugiono dalam keterangan video, Selasa (2/9/2025).
Zetro Leonardo Purba, kata Sugiono, dikenal sebagai pegawai KBRI Lima yang memiliki dedikasi tinggi saat bertugas.
Karena itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berkomitmen untuk memberikan perhatian bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Saudara Zetro Purba adalah seorang Penata Kanselerai Muda di Kedutaan RI Lima, seorang pegawai yang penuh dedikasi. Kami berkomitmen untuk bisa mengurus dan menyelesaikan pendidikan bagi anak-anak almarhum," ujar Sugiono.
Kemenlu juga telah menugaskan tim di Lima untuk mengikuti jalannya penyelidikan sekaligus mengurus pemulangan jenazah Zetro Leonardo Purba ke Indonesia.
Sugiono turut mengingatkan seluruh jajaran diplomat Indonesia agar selalu menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam melaksanakan tugas negara.
"Sekali lagi, kami sangat berduka pada masa kehilangan ini. Semoga almarhum tenang di sana, dan kita yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketegaran menghadapi musibah ini,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
Jenazah Dimakamkan
Diplomat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sari Mulya, Babakan, Setu, Tangerang Selatan, pada Kamis (11/9/2025).
Pemakaman Zetro Leonardo ini diiringi isak tangis kesedihan dari anggota keluarga yang ditinggalkan.
Istri Zetro Leonardo Purba, Priskila Serapinta, juga terlihat tak kuasa menahan tangis.
Dengan wajah sembab, dia terus menggenggam erat tangan ketiga anaknya yang mendampingi hingga jenazah dimasukkan ke liang lahat.
Isak tangis juga terdengar dari sejumlah kerabat yang hadir.
Beberapa di antaranya berusaha menenangkan keluarga inti, namun suasana duka tetap menyelimuti jalannya prosesi.
Ibu kandung Zetro tampak beberapa kali mengusap air mata sambil dituntun kerabat dekat menuju area pemakaman.
Sesekali dia terisak saat melihat peti bewarna putih yang berisikan putra bungsunya itu.
"Zetro, anakku sayang! Sekarang berangkatkan menuju bapa di surga. Selamat jalan anakku sayang. Semoga Tuhan memberkati," ujar salah satu anggota keluarga Zetro di lokasi.
Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dengan pengawalan aparat dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Setelah doa bersama dipanjatkan, jenazah Zetro akhirnya mulai dimasukan ke dalam liang lahat. Pihak keluarga juga tampak menabur bunga tujuh rupa ke liang lahat.
Diketahui, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia memberi penghormatan terakhir kepada jenazah almarhum pejabat kanselerai KBRI Lima, Zetro Leonardo Purba, di Gedung Pancasila, Kantor Kemlu RI, Jakarta Pusat, Kamis siang (11/9/2025).
Hadir keluarga besar Zetro dan jajaran Kemlu RI, termasuk Menlu RI Sugiono dan dua orang wakilnya Armanatha Nasir dan Arif Havas Oegroseno.
Ratusan pegawai Kemlu RI yang ikut hadir di Gedung Pancasila, berjajar di sisi kiri dan kanan karpet merah untuk memberi penghormatan terakhirnya kepada almarhum.
Peti jenazah almarhum Zetro tertutup bendera perah putih dan diletakkan tepat di tengah ruang pertemuan Gedung Pancasila yang berisi bendera dari berbagai negara.
Dalam ucapan penghormatan terakhir ini, Menlu RI Sugiono mengatakan kepergian Zetro yang mendadak saat menjalankan tugas negara bukan hanya kehilangan bagi Kemlu, tapi luka oleh mereka yang pernah merasakan kehadirannya.
Zetro bukan pejabat tinggi, bukan juga tokoh politik. Tapi dedikasinya selama 16 tahun berkarier di Kemlu, menjadikan almarhum sebuah pilar dengan integritas.
“Seorang penata kanselerai yang meninggal dalam menjalankan tugas negara yang sedang diembannya. Sebuah kepergian yang merupakan tragedi yang kita sama-sama rasakan,” kata Sugiono.
“Mendiang merupakan seorang yang penuh integritas, cermat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembannya di bidang keuangan. Kepergian mendiang zetro merupakan sebuah kehilangan bagi kementerian luar negeri terhadap sosok yang penuh dedikasi dan penuh integritas,” lanjutnya dengan mata yang tampak berkaca-kaca.
Tewas Ditembak Pembunuh Bayaran
Diplomat Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Ibu Kota Peru, bernama Zetro Leonardo Purba, tewas dalam insiden penembakan pada Senin (1/9/2025) malam beredar di media sosial.
Pria asal Sumatera Utara itu ditembak sebanyak tiga kali orang tak dikenal dan hanya beberapa meter dari apartemen tempat tinggalnya di Lince.
Kamera merekam serangan terhadap pekerja diplomatik Indonesia di Lince saat hendak pulang mengendarai sepedanya.
Para pelaku penembak sudah menunggunya di pintu masuk gedungnya.
Dilansir dari Tribunnews.com, dalam rekaman yang beredar di X, Purba terlihat mendekati pintu masuk kondominiumnya, sementara seorang pria menunggu untuk menembaknya.
Pejabat diplomatik Kedutaan Besar Indonesia di Peru itu ditembak tiga kali oleh orang-orang tak dikenal bersenjata.
Beberapa detik kemudian, seorang pria lain muncul dengan sepeda motor, dan keduanya melarikan diri bersama setelah serangan tersebut.
Para pelaku diduga pembunuh bayaran dilaporkan masih berada di area tersebut menunggu kedatangan petugas diplomatik.
Ia sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Sementara itu, sang istri selamat dari serangan tersebut dan kini berada di bawah perlindungan kepolisian setempat.
Media Peru Panamericana menduga pelaku adalah pembunuh bayaran.
Sosok Zetro
Dihimpun dari berbagai sumber, bagi rekan-rekan sejawat, Zetro bukan hanya diplomat, tapi juga pribadi hangat yang selalu mengedepankan profesionalisme.
Lulusan akuntansi ini tercatat sebagai diplomat karier di Kementerian Luar Negeri. Sejak 6 Juni 2018,
ia sudah mengantongi sertifikasi Bendahara Negara Tersertifikasi (BNT), sebuah bekal penting dalam penugasan di luar negeri.
Pada 2019 hingga 2022, Zetro ditempatkan di KJRI Melbourne, Australia.
Di sana, ia menjabat sebagai Bendahara sekaligus Penata Kerumahtanggaan (BPKRT). Rekan kerjanya mengenangnya sebagai sosok teliti dan penuh dedikasi.
Sepulang dari Melbourne, ia mengabdi di Jakarta sebagai Sub Manajer Kinerja Organisasi Sekretariat Ditjen Kerja Sama ASEAN pada 2024.
Tak lama kemudian, Zetro mendapat amanah baru, bertugas di KBRI Lima, Peru, sebagai Penata Kanselerai Muda.
Tugas itu baru dijalaninya selama lima bulan sebelum maut menjemput.
(TribunNewsmaker.com)(TribunSumsel.com)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Trheads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.