Greta Thunberg Sebut Kapal Pembawa Bantuan Gaza Diserang Drone, Tunisia Membantah - Tribunnews
Dunia Internasional,
Greta Thunberg Sebut Kapal Pembawa Bantuan Gaza Diserang Drone, Tunisia Membantah - Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Aktivis Greta Thunberg bersama Global Sumud Flotilla (GSF) mengaku kapal yang mereka tumpangi telah diserang oleh drone di Tunisia, Afrika Utara, Selasa (9/9/2025).
Greta Thunberg dan para aktivis telah berlayar menuju Gaza dengan 20 kapal GSF sejak 31 Agustus 2025.
Armada GSF kali ini memiliki tujuan untuk menentang blokade Israel dan menjadi ekspedisi terbesar.
Sekitar 20 kapal dari 44 negara bergabung dengan kapal tambahan dari Italia dan Tunisia.
Kini terdapat laporan bahwa kapal yang ditumpangi Greta Thunberg diserang drone di dekat Tunisia.
"Awak kapal dan penumpangnya selamat dan tidak terluka," kata GSF, dikutip dari Ynet.
Greta Thunberg pun merilis sebuah video di Instagramnya dengan menyebut salah satu kapal GSF telah diserang.
"Saat ini saya berada di pelabuhan di Tunisia setelah salah satu kapal kami yang membawa bantuan kemanusiaan dibom," kata Thunberg.
Pada hari Rabu, para aktivis anti-Israel mengklaim ada pesawat tanpa awak yang terbang di atas kapal mereka.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh peserta armada, Yasmine Acar, ia terdengar berkata:
"Kami telah mengidentifikasi pesawat tanpa awak pertama. Dari apa yang kami lihat, sekarang ada pesawat tanpa awak di atas setiap kapal di armada."
Ia mengatakan para aktivis memantau drone tersebut dengan cermat untuk menentukan modelnya dan “mengapa mereka ada di sini”.
Acar mengatakan pesawat tak berawak itu terlihat ketika armada itu berada sekitar 170 kilometer dari Pulau Mallorca.
Aktivis hak asasi manusia asal Jerman itu mengatakan kapal yang diserang adalah berjenis Family Boat.
Dikutip dari Al Jazeera, kapal tersebut merupakan kapal utama GSF yang membawa para komite pengarahnya.
Komite tersebut mencakup Acar, serta aktivis Swedia Greta Thunberg dan aktivis sosial-lingkungan Brasil Thiago Avila.
Acar mengatakan, seluruh awak kapal Family sebelumnya berada di kapal Madleen.
Saif Abukeshek, seorang aktivis Palestina dan anggota komite pengarah GSF, menuduh Israel melancarkan serangan terhadap Family Boat.
"Tidak ada otoritas lain yang akan melakukan serangan seperti itu, kejahatan seperti itu, kecuali otoritas Israel."
"Mereka telah melakukan genosida selama 22 bulan terakhir, dan mereka bersedia menyerang armada kapal yang damai dan tanpa kekerasan," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di laman Instagram resmi GSF.
Abukeshek mengatakan para peserta armada itu bertekad untuk melanjutkan misi mereka meskipun ada serangan terbaru.
"Kami akan terus mematahkan pengepungan di Gaza," ucapnya.
Dibantah Garda Nasional Tunisia
Seorang juru bicara Garda Nasional Tunisia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penyelidikannya menunjukkan insiden di atas Kapal Keluarga terjadi setelah jaket penyelamat di kapal terbakar.
"Berdasarkan temuan awal, kebakaran terjadi di jaket pelampung di atas kapal yang berlabuh 80 km dari pelabuhan Sidi Bou Said, yang datang dari Spanyol," kata Houcem Eddine Jebabli kepada AFP.
"Penyelidikan masih berlangsung dan tidak ada drone yang terdeteksi," tambahnya.
Mayoritas kapal yang berpartisipasi dalam armada saat ini berada di lepas pantai Tunisia.
Tujuannya adalah berlayar menuju Gaza dari sini pada hari Rabu.
Badan keamanan telah mengeluarkan pernyataan di halaman Facebook-nya tentang insiden di atas Kapal Keluarga.
Dikatakan bahwa laporan serangan pesawat tak berawak tersebut "sama sekali tidak berdasar" dan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa kebakaran di atas kapal tersebut terjadi di salah satu jaket pelampung "akibat dari korek api atau puntung rokok".
"Tidak ada bukti adanya tindakan permusuhan atau penargetan eksternal," ungkap pernyataan Garda Nasional Tunisia.
(Tribunnews.com/Whiesa)