Intelijen Iran Ungkap Dokumen Rahasia Nuklir Israel Malah Diolok-olok - SINDOnews
4 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Intelijen Iran Ungkap Dokumen Rahasia Nuklir Israel Malah Diolok-olok
Minggu, 28 September 2025 - 11:19 WIB
Menteri Intelijen Esmaeil Khatib dalam film dokumenter ungkap berkas-berkas rahasia proyek nuklir Israel. Foto/Iran International
A
A
A
TEHERAN - Sebuah film dokumenter tentang infiltrasi ke Israel yang dirilis oleh Kementerian Intelijen Iran telah menuai ejekan dari kelompok oposisi dan loyalis garis keras di negara Islam tersebut.
Dokumenter yang mencakup dokumen proyek rahasia nuklir Tel Aviv itu dinilai hanya mengandalkan gambar umum dan klaim kementerian itu terlalu dilebih-lebihkan.
Film dokumenter "The Spider’s Hideout" ditayangkan di televisi pemerintah pada 24 September. Ia menampilkan apa yang diklaim sebagai dokumen-dokumen intelijen tentang situs nuklir Israel, termasuk Dimona.
Menteri Intelijen Esmaeil Khatib menggambarkannya sebagai "infiltrasi besar-besaran yang menghasilkan harta karun intelijen rahasia", tampaknya sebagai respons atas kritik terhadap kegagalan kementeriannya selama agresi Israel bulan Juni lalu.
Baca Juga: Iran Ungkap Proyek Nuklir Israel dari Dokumen yang Diselundupkan ke Teheran
Namun, tinjauan independen mengungkapkan bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam film dokumenter itu sebagian besar adalah gambar yang tersedia untuk umum secara daring.
Para kritikus mencatat beberapa visual menggambarkan kolaborasi penelitian nuklir Israel, alih-alih program senjata, dan individu yang disebutkan namanya dalam dokumenter itu adalah pejabat Energi Atom Israel yang sudah dikenal publik.
Dokumenter yang mencakup dokumen proyek rahasia nuklir Tel Aviv itu dinilai hanya mengandalkan gambar umum dan klaim kementerian itu terlalu dilebih-lebihkan.
Film dokumenter "The Spider’s Hideout" ditayangkan di televisi pemerintah pada 24 September. Ia menampilkan apa yang diklaim sebagai dokumen-dokumen intelijen tentang situs nuklir Israel, termasuk Dimona.
Menteri Intelijen Esmaeil Khatib menggambarkannya sebagai "infiltrasi besar-besaran yang menghasilkan harta karun intelijen rahasia", tampaknya sebagai respons atas kritik terhadap kegagalan kementeriannya selama agresi Israel bulan Juni lalu.
Baca Juga: Iran Ungkap Proyek Nuklir Israel dari Dokumen yang Diselundupkan ke Teheran
Namun, tinjauan independen mengungkapkan bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam film dokumenter itu sebagian besar adalah gambar yang tersedia untuk umum secara daring.
Para kritikus mencatat beberapa visual menggambarkan kolaborasi penelitian nuklir Israel, alih-alih program senjata, dan individu yang disebutkan namanya dalam dokumenter itu adalah pejabat Energi Atom Israel yang sudah dikenal publik.
Insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang inefisiensi aparat intelijen Iran dan metode propagandanya.
Mehdi Kharratian, kepala lembaga think tank Iran yang dekat dengan lingkaran kekuasaan, menulis kritik: "Superioritas harus ditunjukkan bukan di media, tetapi di lapangan—dengan meningkatkan tingkat pencegahan dan meningkatkan kerugian bagi musuh mana pun yang bertindak melawan keamanan negara."
Dia juga mendesak pembentukan komite pencari fakta untuk mengatasi inefisiensi dan celah keamanan dalam aparat intelijen.
Fars News, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), mengakui penggunaan gambar arsip umum dalam film dokumenter tersebut, menggambarkan pilihan itu sebagai "keputusan yang buruk" yang memungkinkan para kritikus menyebut dokumenter tersebut "direkayasa".
Namun media itu mengeklaim bahwa semua gambar, termasuk yang diarsipkan, diberi label "foto eksklusif".
Mashregh News, yang juga terkait dengan IRGC, mengeklaim dokumen-dokumen tersebut berasal dari sumber manusia di Israel dan digunakan untuk menargetkan lokasi-lokasi selama perang 12 hari.
Meskipun mengakui beberapa gambar tersedia untuk umum secara daring, media itu menuduh Israel telah melancarkan kampanye media sosial berbahasa Persia untuk mendiskreditkan dokumenter tersebut.
Badai Kritik dari Warganet Iran
Media Iran sebagian besar menghindari kritik langsung terhadap Kementerian Intelijen, mungkin karena takut dituntut, tetapi para pengguna X dari pihak oposisi dan loyalis Republik Islam ramai-ramai melontarkan kritik keras.
"Masalah Republik Islam adalah mereka merasa berkuasa atas orang-orang berusia 5 hingga 10 tahun. Beginilah cara para ulama menghancurkan negara besar," kata seorang pengguna X di Iran.
"Menyebut (dokumenter) itu sebagai aksi media akan terlalu berlebihan—itu lebih seperti mainan media; seperti mainan kerincingan yang diberikan kepada anak-anak untuk mengalihkan perhatian mereka," tulis pengguna X lainnya, seperti dikutip Iran International, Minggu (28/9/2025).
Ghasem Mohammadi, seorang pendukung pemimpin Gerakan Hijau Mir-Hossein Mousavi, menyesalkan pemborosan sumber daya, dengan menulis: "Sekali lagi uang rakyat dihambur-hamburkan."
"Sungguh menyedihkan melihat kondisi aparat intelijen negara seperti ini! Beberapa hal memang masalah martabat," ujarnya.
"Percayalah, jika musuh ingin merusak reputasi sebuah institusi dengan operasi media, mereka pasti sudah melakukan yang terbaik," paparnya.
Mengapa Loyalis Garis Keras Juga Kritik Intelijen Iran?
Kritik beberapa kelompok ultra-garis keras mungkin mencerminkan konflik struktural antara Kementerian Intelijen Iran dan jaringan intelijen paralel IRGC, yang lebih berpihak pada faksi-faksi garis keras.
Meskipun diangkat dengan persetujuan Pemimpin Tertinggi, Menteri Intelijen secara resmi melapor kepada presiden dan dimaksudkan untuk bertindak sebagai badan intelijen sipil utama negara, sementara organisasi intelijen IRGC melapor langsung kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan komando IRGC.
Struktur ganda ini menciptakan tanggung jawab yang tumpang tindih dan persaingan yang sering terjadi, dengan IRGC sering bertindak secara independen atau bahkan bertentangan dengan prioritas kementerian.
Kementerian tersebut telah mendukung desakan Presiden Masoud Pezeshkian untuk pelonggaran sosial dan budaya, termasuk menolak penerapan undang-undang jilbab yang baru. Perubahan-perubahan ini, yang kini semakin tidak dapat diubah, dipandang melemahkan pengaruh kubu garis keras.
(mas)