Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Kasus Komisi XI DPR Spesial

    Komisi XI DPR Kunker ke Austria Berbuntut Mahasiswa Meninggal, CBA: Harus Ada yang Tanggung Jawab - inilahsulsel.com

    3 min read

     Kasus,

    Komisi XI DPR Kunker ke Austria Berbuntut Mahasiswa Meninggal, CBA: Harus Ada yang Tanggung Jawab - inilahsulsel.com



    Photo of Iwan Purwantono
    Iwan Purwantono5 hari yang lalu
    baca dalam 2 menit

    Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menyayangkan kunjungan kerja Komisi XI DPR ke Austria yang berbuntut panjang. Ada seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda, menjadi pendamping rombongan, tewas mengenaskan.

    “Anggota dewan benar benar tidak sensitif, dan telah kehilangan hati nurani. Masa di tanah air lagi ada demo, Komisi XI DPR malah kunker ke Wina. Apalagi ada mahasiswa yang menjadi pendamping, meninggal kejang kejang,” kata Uchok di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

    Uchok yang juga aktivis 98 itu, mendesak pimpinan Komisi XI DPR untuk bertanggung jawab dan berani buka-bukaan. “Buka dong, siapa saja anggota Komisi XI yang berangkat, serta pemilik travelnya. Jangan diam-diam saja. Tugas DPR itu fokus atasi masalah dalam negeri, bukan malah jalan-jalan ke luar negeri,” pungkasnya.

    Uchok benar. Ketika demo menuntut pembatalan tunjangan DPR memanas di gedung DPR, Jakarta, sejumlah anggota Komisi XI DPR malah melakukan kunker ke Wina, Austria.

    Kabarnya, kunjungan kerja ini. dipimpin Wakil Ketua Komisi XI asal Fraksi Partai Gerindra, M Hekal Bawazier, bersama sejumlah mitra kerja yakni Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25-27 Agustus 2025.

    Ternyata, tak hanya Hekal, masih ada dua kader Partai Gerindra yang masuk rombongan ke Wina yang dikenal kota klasik. Mereka adalah I Dewa Agung Widiarsana dan Anissa Mahesa.

    Upaya Inilah.com mengonfirmasi perkembangan ini kepada Wakil Ketua Komisi XI DPR, M Hekal Bawazier, tak membuahkan hasil. Pesan pendek yang dilayangkan lewat fitur WhatsApp (WA) pun, tak dijawab.  

    Sedangkan kabar meninggalkan mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Belanda, bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution, disampaikan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda, lewat akun Instagram resminya @ppibelanda, dikutip Selasa (9/9/2025).

    Dalam rilis PPI Belanda yang ditandatangan Sekjen PPI Belanda, Vadaukas Valubia Laudza dan Ketua PPI Groningen, Yosafat Berltsazar, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa tersebut.

    “Turut berduka atas meninggalnya salah satu anggota kami, Muhammad Athaya Helmi Nasution, yang merupakan anggota PPI Groningen, dalam rangka mendampingi sebuah kunjungan tertutup yang melibatkan pejabat publik (DPR, BI dan OJK) pada 25-27 Agustus 2025 di Wina, Austria,” dikutip dari rilis itu.

    Berdasarkan hasil autopsi forensik, Athaya mengalami kejang-kejang atau suspected seizure. Kemungkinan besar mengalami heatstroke (sengatan panas), berkaitan dengan kurangnya cairan dan asupan nutrisi serta kelelahan yang mengakibatkan electrolyte imbalance (ketidakseimbangan elektrolit) dan hypoglycemia (kadar gula darah turun di bawah kadar normal), hingga berujung stroke, setelah dari pagi hingga malam, beraktivitas sebagai pemandu rombongan pejabat negara itu.

    Menurut PPI Belanda, Athaya meninggal pada Rabu (27/8/2025) dengan kondisi mengenaskan di penginapan. Mirisnya lagi, pihak EO (Event Organizer) maupun LI (Liaison Officer) tidak sedikitpun memberikan perhatian.

    “Tidak ada permintaan maaf maupun pertanggungjawaban dari pihak EO maupun koordinator LO, termasuk pejabat publik kepada keluarga almarhum yang datang ke Wina, untuk mengurus jenazah,” tulis PPI Belanda.
     

    Komentar
    Additional JS