Mufti Besar Sheikh Al-Sadiq Khawatirkan Rencana Pemindahan Pengungsi Gaza ke Libya - Sindonews
1 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Mufti Besar Sheikh Al-Sadiq Khawatirkan Rencana Pemindahan Pengungsi Gaza ke Libya
Kamis, 11 September 2025 - 21:45 WIB
Warga Palestina terus mengungsi ke daerah yang lebih aman melalui Jalan al-Rashid akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza utara pada 10 September 2025. Foto/Hassan Jedi/Anadolu Agency
A
A
A
TRIPOLI - Mufti Besar Libya, Sheikh Al-Sadiq Al-Gharyani, mengeluarkan peringatan terkait laporan pertemuan antara penasihat keamanan nasional Ibrahim Al-Dbeibah, Saddam Haftar, putra Marsekal Khalifa Haftar, dan seorang penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam komentar yang disiarkan di Tanasuh TV, yang terhubung dengan Dar Al-Ifta Libya, Al-Gharyani mengatakan laporan media menggambarkan pertemuan di Roma tersebut berfokus pada "stabilitas di Libya".
Namun, ia menambahkan menurut informasi yang diterimanya, agenda tersembunyi tersebut melibatkan permintaan AS agar Libya menampung orang-orang yang mengungsi dari Jalur Gaza.
Mufti mengatakan, “Jika laporan ini terbukti benar, akan menjadi aib dan memalukan bagi rakyat Libya untuk menerimanya."
Ia mendesak Pemerintah Persatuan Nasional untuk secara tegas dan terbuka menolak langkah tersebut.
Al-Gharyani menekankan Libya, yang sudah menghadapi krisis internal yang kompleks, tidak dapat menjadi tempat bagi kesepakatan politik atau pemukiman kembali paksa warga Palestina.
Ia menggarisbawahi kewajiban nasional dan agama mengharuskan dukungan terhadap keteguhan rakyat Palestina di tanah mereka, bukan penggusuran mereka.
Baca juga: Perang Israel dan Mesir Bisa Pecah Kapan Saja Usai Pernyataan Netanyahu
Dalam komentar yang disiarkan di Tanasuh TV, yang terhubung dengan Dar Al-Ifta Libya, Al-Gharyani mengatakan laporan media menggambarkan pertemuan di Roma tersebut berfokus pada "stabilitas di Libya".
Namun, ia menambahkan menurut informasi yang diterimanya, agenda tersembunyi tersebut melibatkan permintaan AS agar Libya menampung orang-orang yang mengungsi dari Jalur Gaza.
Mufti mengatakan, “Jika laporan ini terbukti benar, akan menjadi aib dan memalukan bagi rakyat Libya untuk menerimanya."
Ia mendesak Pemerintah Persatuan Nasional untuk secara tegas dan terbuka menolak langkah tersebut.
Al-Gharyani menekankan Libya, yang sudah menghadapi krisis internal yang kompleks, tidak dapat menjadi tempat bagi kesepakatan politik atau pemukiman kembali paksa warga Palestina.
Ia menggarisbawahi kewajiban nasional dan agama mengharuskan dukungan terhadap keteguhan rakyat Palestina di tanah mereka, bukan penggusuran mereka.
Baca juga: Perang Israel dan Mesir Bisa Pecah Kapan Saja Usai Pernyataan Netanyahu
(sya)