Gaza, Beritasatu.com - Tentara Israel dilaporkan melancarkan serangan darat dengan sejumlah tank memasuki Kota Gaza pada Senin (15/9/2025) malam, menyusul serangan udara besar-besaran yang digencarkan Angkatan Udara Israel.

Media Axios, mengutip sumber pejabat Israel secara anonim, seperti dilaporkan Antara, menyebut tujuan militer Israel adalah menduduki sepenuhnya Kota Gaza. Namun, langkah itu diambil meski mendapat peringatan dari sejumlah pejabat keamanan senior.

Israel Tingkatkan Serangan di Kota Gaza, 32 Warga Palestina Tewas

Kepala Staf Umum Tentara Israel (IDF) Eyal Zamir, kepala Mossad, Shin Bet, serta intelijen militer, sebelumnya menyarankan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menahan diri. Mereka memperingatkan operasi darat berisiko membahayakan nyawa sandera Israel di Gaza, menimbulkan kerugian besar bagi IDF, dan memaksa Israel memberlakukan kekuasaan militer di kota tersebut.

Selain itu, operasi diyakini tidak akan mampu melenyapkan Hamas secara total. Meski demikian, Netanyahu tetap menyerukan warga Gaza meninggalkan kota mereka menjelang operasi darat skala besar.

Serangan terbaru ini merupakan kelanjutan dari konflik yang dipicu sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan roket ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang. Israel membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi, termasuk blokade total Jalur Gaza yang memutus pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.

Tentara Israel Ramai Tolak Panggilan Netanyahu untuk Kembali ke Gaza

Menurut otoritas Palestina di Gaza, korban tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 64.000 orang, sebagian besar merupakan warga sipil.