Trump Beri Tahu Para Pemimpin Muslim, AS Tak akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat - SINDOnews
3 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Trump Beri Tahu Para Pemimpin Muslim, AS Tak akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat
Kamis, 25 September 2025 - 18:57 WIB
Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan multilateral mengenai Gaza dengan beberapa pemimpin negara Muslim selama Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025. Foto/Celal Güne?/
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji kepada para pemimpin Muslim dan Arab dalam pertemuan hari Selasa (23/9/2025) bahwa ia tidak akan mengizinkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki.
Enam orang yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada situs web berita Amerika Politico bahwa Trump meyakinkan para pemimpin bahwa Israel tidak akan diizinkan mencaplok Tepi Barat, yang masih berada di bawah pemerintahan Otoritas Palestina.
Dua sumber dikutip mengatakan presiden AS "tegas" mengenai masalah ini, sementara yang lain mengatakan timnya mempresentasikan buku putih yang memaparkan rencana pemerintah untuk mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, termasuk proposal tentang tata kelola pemerintahan dan keamanan pascaperang.
Sumber lain mengatakan, “Terlepas dari janji presiden, gencatan senjata untuk mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun melawan Hamas masih jauh dari kenyataan."
Gedung Putih tidak segera mengomentari laporan tersebut.
Trump menggambarkan pertemuan dengan delapan negara Arab dan Muslim di markas besar PBB sebagai pertemuan "terpenting"-nya hari itu, dengan mengatakan mereka berupaya "mengakhiri sesuatu yang seharusnya tidak pernah dimulai."
Sesi tersebut dihadiri para pemimpin Turki, Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada para wartawan bahwa pertemuan tersebut "sangat produktif dan positif" dan mengatakan ia "puas" dengan perundingan tersebut.
Trump juga memuji pertemuan tersebut sebagai "pertemuan yang sangat sukses dengan semua pemain besar, kecuali Israel."
"Saya pikir kita bisa menyelesaikan sesuatu terkait Gaza. Itu adalah pertemuan yang sangat baik dengan para pemimpin yang sangat hebat," ujarnya kepada para wartawan setelah pertemuan.
Enam orang yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada situs web berita Amerika Politico bahwa Trump meyakinkan para pemimpin bahwa Israel tidak akan diizinkan mencaplok Tepi Barat, yang masih berada di bawah pemerintahan Otoritas Palestina.
Dua sumber dikutip mengatakan presiden AS "tegas" mengenai masalah ini, sementara yang lain mengatakan timnya mempresentasikan buku putih yang memaparkan rencana pemerintah untuk mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza, termasuk proposal tentang tata kelola pemerintahan dan keamanan pascaperang.
Sumber lain mengatakan, “Terlepas dari janji presiden, gencatan senjata untuk mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun melawan Hamas masih jauh dari kenyataan."
Gedung Putih tidak segera mengomentari laporan tersebut.
Trump menggambarkan pertemuan dengan delapan negara Arab dan Muslim di markas besar PBB sebagai pertemuan "terpenting"-nya hari itu, dengan mengatakan mereka berupaya "mengakhiri sesuatu yang seharusnya tidak pernah dimulai."
Sesi tersebut dihadiri para pemimpin Turki, Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada para wartawan bahwa pertemuan tersebut "sangat produktif dan positif" dan mengatakan ia "puas" dengan perundingan tersebut.
Trump juga memuji pertemuan tersebut sebagai "pertemuan yang sangat sukses dengan semua pemain besar, kecuali Israel."
"Saya pikir kita bisa menyelesaikan sesuatu terkait Gaza. Itu adalah pertemuan yang sangat baik dengan para pemimpin yang sangat hebat," ujarnya kepada para wartawan setelah pertemuan.
Pendudukan dan kekerasan di Tepi Barat
Israel telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina dalam serangan brutal di Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Kampanye militer tersebut telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang kini menghadapi kelaparan.
Sejak Oktober 2023, sebanyak 1.042 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 orang lainnya terluka di Tepi Barat oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Dalam opini penting Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina sebagai ilegal dan menyerukan evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah memberikan lampu hijau untuk semakin banyak permukiman di Tepi Barat, dengan para kritikus menuduh pembangunan tersebut secara efektif membagi wilayah Palestina, sehingga mustahil membangun negara Palestina yang bersebelahan.
Penyerangan dan intimidasi terhadap warga Palestina di Tepi Barat oleh pemukim ilegal Israel juga semakin umum terjadi, dan pejabat serta polisi Israel menutup mata terhadap kekerasan tersebut.
Baca juga: Protes Gen-Z Guncang Ladakh India, Kantor Partai Berkuasa Dibakar, 4 Orang Tewas
(sya)