Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah Malaysia Zionis

    Zionis Harus Diisolasi, PM Malaysia Dorong Pemutusan Hubungan Diplomatik dan Perdagangan dengan Israel - Sindonews

    2 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

    Zionis Harus Diisolasi, PM Malaysia Dorong Pemutusan Hubungan Diplomatik dan Perdagangan dengan Israel


    Rabu, 17 September 2025 - 12:45 WIB

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim. Foto/anadolu
    A
    A
    A
    DOHA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mendesak pemutusan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel. Seruan itu muncul di tengah serangan darat yang dilancarkan Israel untuk mencaplok Kota Gaza.

    Berbicara pada pertemuan puncak darurat gabungan Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab di Doha, Anwar mengecam keras serangan Israel di Doha. Anwar menyebutnya sebagai "provokasi yang tidak bertanggung jawab."

    Ia juga menyerukan dukungan bagi Armada Sumud Global, dengan mengatakan segala upaya harus dilakukan untuk memastikan armada tersebut mencapai Gaza.

    Anwar mengatakan negara-negara harus bergerak melampaui sekadar kecaman dan pernyataan. Ia menambahkan, "Kecaman tidak akan menghentikan roket. Pernyataan tidak akan membebaskan Palestina. Tindakan hukuman yang tegas dapat diambil. Hubungan diplomatik harus diputus, begitu pula hubungan perdagangan."

    Hingga saat ini banyak negara-negara Arab masih memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan yang erat dengan Israel.

    Sementara itu, ketegangan meningkat di wilayah Timur Tengah. Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menyatakan perlunya "mengubah posisi kita terkait pandangan musuh terhadap kita." Pernyataan itu muncul saat pidato penutup Sisi selama KTT Arab-Islam di Doha, Qatar.

    Diaa Rashwan, kepala Layanan Informasi Negara Mesir, menyoroti pidato penting tersebut.

    Berbicara kepada saluran TV Extra News, Rashwan mengatakan, "Terakhir kali kata 'musuh' digunakan oleh pejabat tinggi Mesir, atau oleh pejabat negara mana pun, adalah sebelum perjanjian damai pada tahun 1977."

    Ia menambahkan, "Ini adalah pertama kalinya Presiden Republik Arab Mesir mengucapkan kata 'musuh' sejak 11 November 1977, pada hari Presiden Sadat mengunjungi Yerusalem yang diduduki, dan hal itu tidak terulang lagi sejak saat itu. Implikasinya sangat signifikan."

    Rashwan menjelaskan, "Istilah tersebut sesuai dengan kenyataan saat ini, karena Mesir berada di bawah ancaman, dan hanya musuh yang mengancam keamanan nasional."

    Ia merujuk pada pernyataan Presiden El-Sisi bahwa ancaman pengusiran warga Palestina merupakan "garis merah yang tidak akan pernah kami terima dalam keadaan apa pun."

    Baca juga: Presiden Mesir Sisi Sebut Israel Musuh, Pertama Sejak Anwar Sadat Kunjungi Yerusalem
    (sya)
    Komentar
    Additional JS