Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Banten Featured Istimewa Pendidikan Spesial

    Alasan Gubernur Banten Aktifkan Kembali Kepsek Pukul Siswa Merokok, Gegara IG Digeruduk Netizen? - Tribunbengkulu.com

    11 min read

     

    Alasan Gubernur Banten Aktifkan Kembali Kepsek Pukul Siswa Merokok, Gegara IG Digeruduk Netizen? - Tribunbengkulu.com

    Tribun X
    TribunBanten/Kompas.com
    GUBERNUR BANTEN - Foto Gubernur Banten Andra Soni. Terkuak alasan Andra Soni akhirnya mengaktifkan kembali Kepsek SMAN 1 Cimarga, Kamis (16/10/2025). 

    TRIBUNBENGKULU.COM - Akhirnya Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga pukul siswa ketahuan merokok diaktifkan kembali.

    Sebelumnya diketahui jika Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga dinonaktifkan oleh Gubernur Andra Soni lantaran pukul siswa yang ketahuan merokok.

    Namun rupanya kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dari warganet.

    Banyak warganet yang menilai bahwa kebijakan Gubernur Andra Soni tidak benar, hal ini seolah -olah Andra Soni membenarkan kelakuan siswa yang merokok.

    Namun pada akhirnya kasus SMAN 1 Cimarga ini berujung damai, baik Kepala Sekolah dan siswa saling bermaafan satu sama lain.

    Kini Kepsek Dini Fitria juga kembali diaktifkan sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten. 

    Adapun Andra Soni menguak alasan kenapa Kepsek akhirnya kembali diaktifkan, hal ini sifatnya bukan pemberhentian.

    "Sifatnya bukan pemberhentian ini hanya penonaktifan, ini tidak boleh lama-lama dan harus kita pulihkan kembali, harus didukung oleh semua guru dan semua murid. Hak nya enggak ada yang berkurang," kata Andra Soni, dilansir dari instagram @infotaposdepok, Kamis (16/10/2025).

    Sebenarnya Andra mengatakan masalah ini sebenarnya sudah selesai sejak Jumat lalu.

    Pesan Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut menyoroti kasus pemukulan siswa SMAN 1 yang dilakukan Kepsek karena siswa tersebut ketahuan merokok.

    Kasus Kepsek pukul siswa karena ketahuan merokok memang cukup menuai sorotan dari berbagai pihak.

    Apalagi karena kasus ini Kepsek SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria dinonaktifkan oleh Gubernur Banten.

    Ini juga turut menjadi pro kontra dari berbagai pihak termasuk Gubernur Dedi Mulyadi.

    Melalui ungggahan di akun instagram pribadinya, Dedi Mulyadi berpesan pada seluruh orang tua ketika sudah menitipkan anak di sekolah maka percayakan semuanya pada sang guru.

    Dalam video tersebut juga Dedi Mulyadi menyinggung soal kasus Kepsek pukul siswa yang merokok, menurut Dedi Kepsek yang melakukan hal itu masih dalam batas wajar.

    "Maka kita harus menerimanya ketika pulang sekolah ketika anak kita mendapatkan hukuman dari gurunya, kita harus beri hukuman lagi agar anak kita merasa bahwa dirinya melakukan tindakan yang salah," kata Dedi Mulyadi dilansir dari akun instagram pribadi Dedi Mulyadi, Kamis (16/10/2025). 

    Dedi Mulyadi justru tak setuju jika ada orang tua yang tahu sang anak salah kemudian ditegur guru, lalu orang tua tersebut tak terima.

    "Bukan sebaliknya kita melakukan pembelaan karena kalau kita melakukan pembelaan dan kita menyalahkan gurunya maka anak itu sudah merasa anak itu boleh melakukan tindakan apapun termasuk tindakan yang melanggar, karena orangtua melindungi," jelasnya.

    Bercermin dari kasus ini, Dedi Mulyadi menyinggung akan membuat aturan khususnya untuk wilayah Jawa Barat saat orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah harus menandatangani surat pernyataan.

    Dalam surat pernyataan tersebut berisikan tentang wali murid tidak boleh mempidanakan guru yang memberikan hukuman dengan tujuan memberikan pendidikan.

    "Ini adalah bagian dari membangun kesetaraan serta ikatan hubungan yang kuat guru dengan orangtua siswa,"  katanya.

    Terakhir, Dedi Mulyadi mengatakan jika mendidik anak merupakan kewajiban semua, jiak di rumah kewajiban orang tua jika di sekolah maka sudah menjadi kewajiban guru.

    "Yang membuatnya keluar dari sistem kehidupan yang semestinya dia jalani sebagai anak remaja. Mendidik anak kewajiban kita semua, di sekolah kewajiban guru, di rumah kewajiban orangtuanya," imbuhnya.

    Dalam video yang diunggah itu, Dedi juga menuliskan pesan kepada orangtua dan wali murid.

    Nasib Siswa

    Kasus Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga yang dipukul Kepsek karena ketahuan merokok tetap kena sanksi meski sudah minta maaf kepada Kepsek Dini Fitria.

    Kasus pemukulan yang dilakukan Kepsek SMAN 1 Cimarga kepada siswa nya berinisial I karena ketahuan merokok ini berujung siswa mogk sekolah.

    Namun kini keduanya saling memafkan satu sama lain.

    Meski demikian, siwa yang ketahuan merokok tersebut akan tetap disanksi.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang SMA Dindik Banten, Adang Abdurrahman

    "Untuk siswa tetap ada sanksi, yaitu teguran. Guru BK sudah menangani dan orangtua juga sudah menerima. Jadi, siswa tetap diberi pembinaan karena kesalahannya merokok, tetapi kasus kekerasan yang dilakukan kepala sekolah tetap kami proses secara terpisah," ujar Adang di SMAN 1 Cimarga, Rabu (15/10/2025) dikutip dari Kompas.com.

    Selain itu, lanjut Adang, Dinas Pendidikan juga telah memfasilitasi mediasi antara pihak sekolah, siswa, dan orangtua agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.

    "Alhamdulillah, kami sudah bertemu dengan orangtua siswa dan pihak-pihak terkait. Kami sedang menyamakan persepsi agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Adang.

    Kepsek Dinonaktifkan

    Kasus Kepala Sekolah (Kepsek) pukul siswa karena ketahuan merokok berakhir dinonaktifkan.

    Karena adanya kasus ini, Gubernur Banten, Andra Soni langsung menonaktifkan sementara Kepsek SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria.

    "Akan segera dinonaktifkan," ujar Andra kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Serang, Selasa (14/10/2025). 

    Ia juga menyarankan wartawan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai keputusan tersebut dari Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi, atau Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Banten, Lukman.

    "Coba ke Pak Sekda itu lebih lengkapnya," tambah Andra sebelum meninggalkan wartawan.

    Diketahui jika aksi mogok siswa SMAN 1 Cimarga usai Kepala Sekolah pukul siswa karena ketahuan merokok.

    Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terlihat kosong karena aksi siswa mogok, Selasa (14/10/2025).

    Sebagaimana diketahui, hari ini merupakan hari kedua para siswa melakukan mogok belajar sejak Senin (13/10/2025). 

    Aksi tersebut buntut dugaan adanya penganiyaan terhadap salah satu siswa oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) pada Jumat (10/10/2025).

    Menurut pantauan TribunBanten.com di sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, tampak tidak terlihat satu orang pun siswa yang masuk belajar.

    Bahkan, 19 ruang kelas yang ada di sekolah tersebut juga terpantau kosong, dari jumlah 634 siswa yang ada.

    Terdapat 29 orang guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, namun mereka tidak melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasanya, lantaran para siswa tidak masuk. 

    "Semuanya ada 29 guru di sekolah ini," ujar Dhea Najmilayali, saat ditemui di sekolah. 

    Dhea mengatakan, meskipun para siswa tidak masuk sekolah, namun pihak guru menyediakan alternatif pembelajaran melalui daring. 

    "Daring belajarnya, cuma kurang respons siswanya. Mungkin karena dampak hari Jumat itu," katanya. 

    Sebagai seorang guru, Dhea mengaku sedih dengan kondisi yang terjadi di sekolahnya. 

    Dhea mengaku sudah mengajak para siswa melalui grup WhatsApp untuk kembali masuk sekolah. 

    "Ajakan sudah, cuma mereka tidak respons. Tapi kita masih terus berusaha," ujarnya. 

    Pada saat ditanya, apakah ada orang tua siswa yang mengeluhkan anak-anaknya tidak masuk sekolah?

    "Ada, paling mereka lewat komite sekolah nanyanya. Tidak langsung ke sekolah," katanya.

    Dhea berharap, permasalahan yang terjadi bisa secepatnya selesai. 

    "Mudah-mudahan bisa secepatnya selesai, karena kasian siswanya," pungkasnya. 

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria buka suara, terkait dugaan kekerasan terhadap siswa, yang menyeret nama dirinya.

    Dini dituding telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu anak muridnya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

    Korban berinisial ILP (17), saat ini masih duduk di bangku kelas XII. 

    Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

    Dalam sebuah video yang diterima TribunBanten.com, Senin (13/10/2025) Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

    Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

    "Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.

    "Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

    Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

    Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

    "Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

    Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

    "Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

    Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

    "Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

    Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

    "Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

    Tags:
    Komentar
    Additional JS