Alat Pendeteksi Suara Tak Lagi Temukan Tanda Kehidupan Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk - Merdeka
Alat Pendeteksi Suara Tak Lagi Temukan Tanda Kehidupan Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Hingga Kamis (2/10) ini, sudah tak lagi ditemukan tanda kehidupan dari para korban diduga masih terjepit di antara puing-puing bangunan.

Sejumlah peralatan canggih terus dikerahkan untuk mencari tanda-tanda kehidupan dari korban reruntuhan bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Salah satunya adalah Sound Detector atau pendeteksi suara. Sayangnya, hingga Kamis (2/10) ini, sudah tak lagi ditemukan tanda kehidupan dari para korban diduga masih terjepit di antara puing-puing bangunan.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Nanang Sigit. Nanang mengatakan upaya pencarian sejak Rabu (1/10) malam hingga Kamis (2/10) dini hari belum membuahkan hasil.
Pelbagai metode mulai dari isyarat verbal hingga penggunaan sound detector tidak menemukan adanya respons dari korban.
"Sampai dini hari tim tidak mendapatkan respons tanda kehidupan dari korban. Untuk itu, kami siapkan opsi penggunaan alat berat, meski saat ini pencarian masih dilakukan manual sampai golden time berakhir,” ujar Nnang.
Penggunaan Alat Berat Tunggu Hasil Rapat
Meski demikian, keputusan penggunaan alat berat akan mempertimbangkan masukan dari pelbagai pihak, termasuk keluarga korban. Rapat koordinasi lanjutan dengan stakeholder terkait akan digelar untuk memastikan setiap langkah evakuasi berjalan aman dan tepat.
"Semua proses harus hati-hati. Kami tetap prioritaskan keselamatan tim di lapangan, sekaligus menghormati keberadaan korban yang masih ada di dalam reruntuhan,” tambah Nanang.
Kronologi Ponpes Al Khoziny Ambruk
Diketahui, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.
Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Selama tiga hari operasi pencarian, hingga Rabu (1/10) malam, terdapat 108 orang korban telah dievakuasi. Dari jumlah itu, lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Semantara 103 lainnya dipastikan selamat namun mengalami luka-luka. Diperkirakan masih ada puluhan orang yang terjebak di reruntuhan.