Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home BRIN Featured Inovasi Istimewa Spesial

    BRIN: Inovasi Bukan Hanya untuk Ilmuwan di Laboratorium, Tapi Harus Dirasakan Masyarakat - NU Online

    3 min read

     

    BRIN: Inovasi Bukan Hanya untuk Ilmuwan di Laboratorium, Tapi Harus Dirasakan Masyarakat

    NU Online  ·  Kamis, 30 Oktober 2025 | 23:00 WIB


    Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. (Foto: dok. BRIN)

    M Fathur Rohman

    Jakarta, NU Online

    Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa riset dan inovasi tidak boleh hanya berputar di kalangan akademisi dan industri besar.


    Menurutnya, negara harus memastikan hasil riset bisa diakses dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.


    “Inovasi bukan hanya untuk para ilmuwan di laboratorium. Kita ingin budaya inovasi tumbuh di masyarakat, agar semua orang bisa berkreasi dan memecahkan masalah di lingkungannya,” ujar Laksana dikutip NU Online melalui Youtube BRIN Indonesia Kamis (30/10/2025).

    Baca Juga

    Mendiktisaintek: Inovasi Harus Menyentuh Kehidupan Nyata Masyarakat


    Laksana menilai, salah satu tantangan besar dunia riset di Indonesia adalah keterputusan antara riset dan kebutuhan rakyat. Karena itu, BRIN berkomitmen membuka akses laboratorium dan infrastruktur riset bagi mahasiswa, dosen, serta pelaku industri kecil.


    “Infrastruktur riset adalah yang paling mahal. Negara tidak mungkin membiayai semuanya sendiri. Karena itu BRIN membuka akses agar fasilitas ini bisa dimanfaatkan bersama oleh akademisi, mahasiswa, bahkan industri kecil,” jelasnya.


    Menurut Laksana, riset tidak bisa sepenuhnya diserahkan ke pasar bebas. Negara tetap harus hadir memastikan arah riset berpihak pada kepentingan publik, bukan sekadar keuntungan bisnis.


    “R&D itu sama seperti pertahanan dan keamanan. Tidak bisa dilepaskan sepenuhnya ke mekanisme pasar. Negara harus hadir,” tegasnya.


    Ia mengungkapkan BRIN bukan dibentuk untuk menciptakan birokrasi besar baru, melainkan untuk menjadi penghubung antara dunia ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.

    Baca Juga

    BRIN Sebut Demokrasi Indonesia Berjalan di Tempat, Birokrasi Jadi Mesin Politik


    Laksana juga menyoroti pentingnya menyiapkan generasi peneliti muda agar tidak kehilangan arah akibat minimnya dukungan ekonomi dan kebijakan.


    Ia mencontohkan program postdoc, S2, dan S3 yang dirancang untuk menjaga kesinambungan karier talenta muda di bidang sains dan teknologi.


    “Kami ingin memastikan anak muda berbakat tidak terputus dari jalur riset hanya karena kesulitan ekonomi. Mereka harus terus berkembang sampai jenjang doktoral, bahkan pascadoktoral,” ujarnya.


    Dengan keterbukaan akses dan dukungan negara, Laksana berharap hasil riset dan inovasi nasional tidak hanya menjadi kebanggaan statistik, tetapi benar-benar berdampak bagi kehidupan rakyat.


    “Peringkat Global Innovation Index memang penting, tapi bukan tujuan utama. Tujuan kita adalah agar inovasi bisa dirasakan masyarakat,” pungkasnya.

    Komentar
    Additional JS