Ketua PBNU Ajak Warga NU Tak Berkecil Hati Hadapi Penghinaan terhadap Pesantren - Realita Rakyat
Ketua PBNU Ajak Warga NU Tak Berkecil Hati Hadapi Penghinaan terhadap Pesantren

Realitarakyat.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak para kiai, santri, dan warga NU untuk tetap tegar dan tidak berkecil hati menghadapi penghinaan terhadap pesantren yang muncul dalam tayangan program Xpose Uncensored di stasiun televisi Trans7.
“Mari jangan sampai kita menjadi berkecil hati karena semua ini. Bahwa di luar sana ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, menentang nilai-nilai yang dimuliakan oleh pesantren. Semua itu tidak boleh mengendurkan semangat kita untuk berkhidmat dengan ikhlas,” kata Gus Yahya di Jakarta, Selasa (14/10).
Ia menegaskan bahwa semangat pengabdian warga NU tidak boleh surut meski menghadapi berbagai bentuk pelecehan atau sikap tidak hormat terhadap tradisi pesantren.
Menurutnya, pengabdian yang tulus justru menjadi bentuk keteguhan moral dalam menjaga nilai-nilai luhur pesantren di tengah tantangan zaman.
“Kita akan terus maju untuk meningkatkan khidmat kita dan pada saat yang sama kita juga melakukan muhasabah, berintrospeksi untuk terus memperbaiki diri agar dengan begitu khidmat yang kita persembahkan untuk agama, masyarakat, bangsa, dan negara ini pun menjadi lebih baik dan lebih berkah,” ujar Gus Yahya.
Sebelumnya, PBNU menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap tayangan Trans7 tersebut karena dinilai melecehkan pesantren dan tokoh-tokoh yang dimuliakan kalangan Nahdliyin.
Gus Yahya menyampaikan keberatan dan protes keras atas isi tayangan yang disiarkan pada Senin (13/10) itu, lantaran dianggap mencederai prinsip jurnalisme dan berpotensi mengganggu ketenteraman sosial.
“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan, bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren yang sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Dalam tayangan program Xpose Uncensored tersebut, Trans7 menampilkan cuplikan video para santri menyalami seorang kiai yang duduk, serta potongan gambar kiai turun dari mobil.
Narasi dalam video menyebut santri rela ngesot demi memberikan amplop kepada kiai, dan menyindir bahwa seharusnya kiai yang memberi amplop kepada santri.
Konten itu memicu reaksi keras publik, terutama dari kalangan pesantren dan warga NU. Di media sosial, muncul seruan boikot terhadap Trans7 karena tayangan tersebut dinilai melecehkan nilai penghormatan santri kepada guru yang telah menjadi tradisi pesantren.[prs]