Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home AQUA Dedi Mulyadi Featured

    Klarifikasi Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Tak Niat Menjatuhkan: Mobil Saya Aqua Semua Isinya - Bangkapos

    10 min read

     

    Klarifikasi Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Tak Niat Menjatuhkan: Mobil Saya Aqua Semua Isinya - Bangkapos.com

    Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan

    YouTube Dedi Mulyadi
    SIDAK AQUA - Tangkap layar siaran YouTube sidak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua di Subang baru-baru ini. 
    Ringkasan Berita:
    • Dedi Mulyadi menyebut jika Aqua merupakan air minum yang bersumber dari mata air pegunungan, bukan sumur bor
    • Danone meluruskan disinformasi yang beredar di media sosial soal sumber air Aqua. Perusahaan itu membantah sumber air AQUA berasal dari sumur bor biasa

    BANGKAPOS.COM -- Klarifikasi Dedi Mulyadi soal sumber air Aqua, sebuah merek air minum dalam kemasan atau AMDK.

    Dalam pernyataan terbarunya, Dedi Mulyadi menyebut jika Aqua merupakan air minum yang bersumber dari mata air pegunungan, bukan sumur bor.

    Hal ini diungkapkan Dedi Mulyadi setelah kembali mendatangi pabrik aqua yang berada di kawasan Subang, Jawa Barat

    Dalam video yang beredar, KDM menyambangi sejumlah karyawan Aqua.

    Mereka menanyakan kepada KDM soal isu yang akhirnya beredar di lapangan dan dinilai menyudutkan Aqua dengan menyimpulkan air baku Aqua diambil dari air tanah menggunakan bor layaknya untuk kebutuhan rumah tangga. 

    Hal itu, kata KDM, hanya berkembang di kalangan netizen yang mengambil kesimpulan sepihak dari konten awalnya saat menyambangi pabrik Aqua.

    Rekomendasi Untuk Anda

    Para karyawan Aqua beramai-ramai menanyakan maksud ucapan KDM.

    KDM pun mengklarifikasi ucapannya sambil mengakui bahwa dari awal Aqua dibangun di Subang, air bakunya berasal dari mata air pegunungan.

    “Memang saya datang ke sini ada niat ngga untuk jelek-jelekin Aqua? Ngga ada. Yang protes kan netizen,” ucapnya.

    Para karyawan kemudian menegaskan lagi dengan bertanya, “Jadi, mata air clear ya?"

    "Iya, mata air clear (dari pegunungan),” jawab KDM menegaskan.

    KDM beralasan bahwa selama ini publik berpatokan pada iklan Aqua yang menunjukan gambar air terjun.

    "Aqua mah hanya satu aja kalau warga mah, dalam iklannya adalah air yang jatuh dari gunung, terus kemudian kemarin lihat airnya dibor," kata Dedi Mulyadi.

    Karyawan Aqua menjelaskan pengeboran dilakukan untuk mencari sumber air terbaik atau akuifer.

    "Pemahaman publik termasuk saya, air Aqua diambilnya dari air jatuh dari gunung, air tejun kan gambarnya itu ilustrasinya," katanya.

    Setelah semua yang dilakukannya, kini Dedi Mulyadi mengaku tak berniat menghancurkan nama baik Aqua.

    "Publik jadi ramai di media sosial saya mah tidak ada tujuan menjatuhkan Aqua, saya mah pelanggan tingali mobil saya aqua semua isinya," kata Dedi Mulyadi.

    Penjelasan Danone soal Video Dedi Mulyadi

    Potongan konten video Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyidak lokasi pengolahan air mineral AQUA, viral di media sosial Instagram.

    Video tersebut awalnya diunggah di kanal YouTube pribadi Kang Dedi Mulyadi pada Selasa (21/10/2025). Sehari berselang, video tersebut telah ditonton sebanyak 1,1 juta kali.

    Dalam video berdurasi 26 menit 51 detik itu, Dedi menanyakan dari mana sumber air yang digunakan. Apakah berasal dari sungai atau dari mata air.

    Namun, jawaban karyawan tampaknya mengagetkannya. "Ngambil airnya dari sungai?" tanya Dedi.

    "Airnya dari bawah tanah, Pak," jawab karyawan tersebut.

    Dedi mengira selama ini sumber air yang digunakan perusahaan tersebut berasal dari air permukaan atau mata air.

    Dia khawatir, jika air yang digunakan berasal dari bawah tanah, proses pengeborannya dapat berdampak ke lingkungan sekitar, seperti pergeseran tanah hingga longsor. 

    Dikutip dari laman AQUA, Danone meluruskan disinformasi yang beredar di media sosial soal sumber air Aqua.

    Perusahaan itu membantah bahwa sumber air AQUA berasal dari sumur bor biasa.

    Sumber air AQUA berasal dari akuifer tertekan di kedalaman 60-140 meter.

    Air di akuifer tertekan adalah air yang memiliki lapisan pelindung alami berupa bebatuan yang tidak bisa dilewati air.

    Dengan begitu, air yang diambil bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan aman.

    "AQUA menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan," tulis Aqua.

    Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

    Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami).

    Hal ini berbeda dengan sumur gali masyarakat yang berada di lapisan akuifer bebas, yakni lapisan batuan pembawa air yang tidak dilapisi pelindung di atasnya.

    Di sisi lain, AQUA juga berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Masing-masing sumber air dipilih melalui proses seleksi yang ketat dan melibatkan beberapa unsur berikut ini:

      Proses ini juga melibatkan tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi.

      Tak hanya sumber air yang terjaga, proses produksi AQUA juga dijaga kemurniannya.

      Aqua menerapkan sistem pengemasan otomatis tanpa sentuhan tangan manusia. Proses ini mencakup sebagai berikut:

        Kementerian ESDM Bereaksi

        Aksi sidak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di pabrik AQUA hingga mencuat dugaan pakai air sumur bor kini berbuntut panjang.

        Kementerian ESDM pun mengambil langkah untuk merespon polemik tersebut.

        Polemik ini turut menarik perhatian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

        Pemerintah tengah melakukan evaluasi izin penggunaan air tanah yang dilakukan sejumlah produsen AMDK, termasuk AQUA.

        “Jadi nanti berdasarkan evaluasi, kalau perusahaan sudah memenuhi persyaratan, mereka bisa tetap melaksanakan kegiatan (pengambilan air),” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Jakarta, Jumat (25/10/2025), melansir dari Kompas.com.

        Namun, Yuliot menegaskan, bila ditemukan pelanggaran administratif atau teknis di lapangan, ESDM akan meminta perbaikan bahkan menghentikan kegiatan bila perlu.

        “Tetapi kalau itu memang harus dihentikan, itu harus dihentikan. Sesuai dengan kondisi air tanah yang ada,” tambahnya.

        Ia menjelaskan bahwa izin pengambilan air tanah diberikan setelah evaluasi teknis terhadap kondisi lingkungan dan merujuk pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Izin Pengusahaan Air Tanah dan Persetujuan Air Tanah.

        “Jadi, untuk proses perizinannya sudah didetailkan di dalam permen dan implementasinya di Badan Geologi,” kata Yuliot.

        Lebih lanjut, Yuliot mengungkap bahwa AQUA bukan satu-satunya perusahaan yang memanfaatkan air tanah.

        Hingga 17 Oktober 2025, ESDM telah menerbitkan sekitar 4.700 izin pengusahaan air tanah di seluruh Indonesia, mencakup berbagai perusahaan, termasuk sektor air minum.

        “Bukan satu perusahaan, itu 4.700-an yang sudah kami terbitkan perizinannya,” tutupnya.

        Fenomena viral pabrik AQUA di Subang menunjukkan betapa kuatnya perhatian publik terhadap isu lingkungan dan sumber daya air.

        Klarifikasi dari Danone menegaskan bahwa perusahaan memiliki standar ilmiah dalam pengelolaan sumber airnya.

        Namun, transparansi tetap menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Langkah ESDM melakukan evaluasi adalah bentuk tanggung jawab pemerintah memastikan kelestarian sumber daya alam.

        Saya melihat isu ini bukan sekadar soal bisnis, melainkan tentang keseimbangan antara industri dan ekologi.

        Ketika korporasi dan pemerintah saling terbuka, masyarakat pun akan lebih tenang. Semoga kasus ini menjadi momentum untuk memperkuat tata kelola air yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

        (Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

        Komentar
        Additional JS