Sanae Takaichi Sah Jadi PM Wanita Pertama Jepang, Menang Telak di Parlemen - Kompas
Sanae Takaichi Sah Jadi PM Wanita Pertama Jepang, Menang Telak di Parlemen
TOKYO, KOMPAS.com – Sanae Takaichi resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang pada Selasa (21/10/2025), menjadikannya perempuan pertama di era modern yang memimpin negara tersebut.
Politisi konservatif garis keras itu meraih kemenangan telak dalam pemungutan suara di parlemen Jepang.
Ia memperoleh 237 suara di majelis rendah, unggul atas pesaingnya dari Partai Demokrat Konstitusional (CDP), Yoshihiko Noda, yang mengantongi 149 suara.
Takaichi juga memenangkan pemungutan suara di majelis tinggi dengan hasil 125-46 setelah gagal memperoleh mayoritas pada putaran pertama.
Tonggak sejarah politik Jepang
Pemilihan Takaichi menandai momen bersejarah di Jepang, negara yang selama ini dikenal dengan keterwakilan perempuan yang masih rendah di dunia politik dan pemerintahan.
Namun, kemenangan ini juga membuka babak baru yang penuh tantangan sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Perempuan berusia 64 tahun itu akan memimpin dengan koalisi pemerintahan yang rapuh serta menghadapi agenda padat, termasuk kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan depan.
Murid Shinzo Abe dan agenda konservatif
Takaichi dikenal sebagai murid politik mendiang Shinzo Abe, mantan PM Jepang yang dibunuh pada 2022. Ia dikenal mendorong penguatan militer, pembatasan kebijakan imigrasi, dan revisi konstitusi pasifis Jepang.
Politisi veteran ini pernah menjabat sebagai Menteri Keamanan Ekonomi, Menteri Urusan Dalam Negeri, dan Menteri Kesetaraan Gender.
Awal Oktober lalu, ia terpilih sebagai ketua baru Partai Demokrat Liberal (LDP) setelah dua kali gagal dalam pencalonan sebelumnya pada 2021 dan 2024.
Koalisi rapuh dan tantangan politik
Kemenangan Takaichi sempat diragukan setelah Partai Komeito, mitra utama LDP, menarik diri dari koalisi. Untuk mempertahankan mayoritas, LDP kemudian menjalin kerja sama dengan Partai Inovasi Jepang (Ishin) yang berbasis di Osaka.
Langkah itu memperkuat posisi Takaichi di parlemen, tetapi juga menarik pemerintahannya lebih jauh ke arah kanan politik.
Meski demikian, LDP masih belum memiliki mayoritas di kedua majelis parlemen setelah kekalahan besar dalam pemilihan umum terakhir akibat skandal korupsi dan kenaikan biaya hidup.
“Ia muncul dari situasi ini sebagai pemimpin yang melemah sejak awal,” ujar Jeff Kingston, profesor studi Asia dan sejarah di Universitas Temple, Jepang, dikutip dari NBC News.
Ujian awal ialah kunjungan Donald Trump
Takaichi akan menghadapi ujian diplomatik pertamanya saat Presiden AS Donald Trump melakukan kunjungan ke Asia pekan depan.
Trump dijadwalkan mengunjungi Malaysia dan Jepang, sebelum melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan untuk menghadiri KTT Ekonomi Asia-Pasifik.
“Ia tidak punya banyak waktu untuk mempersiapkan serangkaian kegiatan diplomatik. Tapi saya pikir tugas utamanya adalah ekonomi Jepang,” kata Kingston.