Tak Cuma Tolak Bebaskan Aktor Utama Intifada, Israel Juga tak Ingin Serahkan Jasad Yahya Sinwar | Republika Online
Tak Cuma Tolak Bebaskan Aktor Utama Intifada, Israel Juga tak Ingin Serahkan Jasad Yahya Sinwar | Republika Online

Israel tolak serahkan Barghouthi dan jasad Yahya sekaligus Muhammad Sinwar

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV—Israel tidak berniat membebaskan pemimpin Fatah Marwan Barghouti sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan yang dicapai dengan Hamas pda Rabu (8/10/2025) di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Pernyataan ini disampaikan juru bicara pemerintah Israel Shosh Bedrosian, Kamis (10/10/2025). "Saya jamin pada tahap ini dia tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan pembebasan ini," kata dia, dilansir Aljazeera, Jumat (10/10/2025).

Sponsored
Barghouti, yang telah dipenjara selama lebih dari dua dekade, dianggap sebagai salah satu tokoh potensial untuk menyatukan Palestina.
Dia adalah seorang politisi dan pemimpin terkemuka dalam Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah), berpartisipasi dalam intifadah pertama pada 1987, salah satu tokoh paling menonjol dalam intifadah kedua pada tahun 2000.
Scroll untuk membaca
Dia ditangkap dan dideportasi lebih dari satu kali, menjadi target percobaan pembunuhan yang gagal oleh Israel, dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebanyak lima kali.
Juru bicara pemerintah Israel menambahkan, "Kami telah mencapai titik yang menentukan dalam perang ini dan semua tujuan yang ditetapkan Perdana Menteri telah tercapai."
Dia menekankan bahwa pemerintah Israel membuat keputusan-keputusan sulit untuk mencapai titik ini.
Mengenai gencatan senjata di Gaza, dia mengatakan bahwa hal itu akan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah pertemuan kabinet hari ini.
Keduanya sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup dengan tuduhan melakukan serangan yang menewaskan warga Israel.
Tokoh-tokoh yang berada di daftar teratas
Dengan dimulainya perundingan yang dimediasi secara internasional antara Israel dan Hamas di Mesir pada Senin lalu, empat tahanan Palestina terkemuka menduduki peringkat teratas dalam daftar nama-nama yang dituntut oleh Gerakan Perlawanan Islam untuk dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran yang akan datang, karena pengaruh politik dan simbolis mereka di arena Palestina.
Menurut surat kabar Israel The Jerusalem Post, Marwan Barghouti, seorang pemimpin senior Fatah dan mantan kepala Badan Organisasi Tepi Barat, berada di urutan teratas dalam daftar tersebut.
Dia adalah salah satu pemimpin penting dari intifada kedua, dan ditangkap oleh pasukan Israel di Ramallah selama Operasi Tembok Pertahanan pada bulan April 2002, divonis bersalah oleh pengadilan sipil Israel atas lima pembunuhan dan dakwaan lainnya, lalu dijatuhi hukuman lima kali hukuman seumur hidup.
Dia menegaskan bahwa tentara akan dikerahkan kembali ke garis kuning, yang berarti menguasai sekitar 53 persen wilayah Gaza.
Dia mengatakan bahwa rancangan akhir dari tahap pertama rencana tersebut telah ditandatangani di Mesir pagi ini dan setelah 24 jam, tenggat waktu 72 jam untuk pembebasan para sandera akan dimulai.
Radio Angkatan Darat Israel mengutip sebuah sumber keamanan yang mengatakan bahwa jasad Yahya dan Mohammed al-Sinwar tidak akan diserahkan sebagai bagian dari kesepakatan.
Pertukaran daftar tahanan
Sebelumnya, Hamas mengatakan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan telah dipertukarkan Kamis, sesuai dengan kriteria dan jumlah yang telah disepakati sebelumnya.
Sebuah sumber Palestina yang dekat dengan perundingan mengatakan bahwa daftar tersebut termasuk pemimpin Fatah Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat, pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina.
Tentara Israel mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka telah memulai persiapan operasional dalam rangka implementasi perjanjian Gaza seperti yang diarahkan oleh kepemimpinan politik, di tengah laporan bahwa tim militer mulai meninggalkan Jalur Gaza.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang mengerjakan protokol perang untuk segera pindah ke jalur penyebaran yang dimodifikasi, menekankan bahwa mereka terus melakukan penyebaran di Jalur Gaza untuk saat ini.
Israel Broadcasting Corporation (IBC) mengkonfirmasi bahwa tiga divisi tentara Israel telah mulai keluar dari Kota Gaza.
Dikutip dari Aljazeera, Kamis (9/10/2025), tentara dilaporkan khawatir akan terjadi gesekan dengan warga Palestina yang akan mencoba kembali ke utara hari ini, sehingga pasukan bersiap untuk meninggalkan Gaza dan pinggiran kota, dan akan pindah ke garis kuning, garis penarikan pertama yang ditetapkan dalam rencana Presiden AS Donald Trump.
Menyusul pengumuman kesepakatan tahap pertama rencana Gaza Trump, militer Israel menyambut baik penandatanganan kesepakatan tadi malam dalam sebuah pernyataan pagi ini.
Kepala Staf Eyal Zamir menginstruksikan semua pasukan di Gaza untuk mempersiapkan semua skenario. Dia menekankan pengerahan pasukan akan dilakukan sesuai dengan arahan kepemimpinan politik dan tahapan kesepakatan.
Pada hari Kamis dini hari, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencananya untuk mengakhiri perang dan melakukan pertukaran tahanan.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Rabu (8/10/2025) saat mengumumkan gencatan senjata yang menjadi terobosan terbesar dalam beberapa bulan terakhir usai genosida yang telah berlangsung dua tahun.
"Ini berarti semua sandera akan dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, bertahan lama, dan abadi," tulis Trump di media sosial. "Semua pihak akan diperlakukan secara adil!" tegas Trump.
Pemerintah Israel dijadwalkan untuk meratifikasi perjanjian tersebut sore ini, membuka jalan untuk implementasinya, termasuk penarikan bertahap dari Jalur Gaza.
Mengutip seorang pejabat Gedung Putih, ABC melaporkan bahwa penarikan menuju garis pemisah Gaza akan memakan waktu kurang dari 24 jam setelah Tel Aviv menyetujui perjanjian tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, tentara Israel telah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa tiga divisi militer beroperasi di dalam dan sekitar Kota Gaza.
Advertisements
general_URL_gpt_producer-20250820-17:34
arrow_forward_ios
Baca selengkapnya
Kesepakatan tahap pertama antara delegasi kelompok Hamas dan Israel dilaporkan telah tercapai. Pengumuman gencatan senjata di Gaza bisa diumumkan dalam beberapa jam mendatang.
“Telah tercapai kesepakatan mengenai tahap pertama dari Inisiatif Trump dalam perundingan di Sharm El-Sheikh, yang mencakup gencatan senjata dan pertukaran tahanan,” demikian maklumat yang diterima Republika.co.id dari pihak Palestina yang mengetahui jalannya perundingan, Kamis (9/10/2025).
Sumber tersebut menegaskan bahwa suasana perundingan sangat positif, dan kemungkinan besar pengumuman resmi gencatan senjata akan dilakukan dalam beberapa jam ke depan.
Pihak Hamas juga telah melansir pernyataan terkait kesepakatan itu. “Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan telah tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza, menarik pasukan pendudukan, mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan, dan melakukan pertukaran tahanan,” bunyi pernyataan yang diterima Republika.co.id
Hamas menyatakan bahwa kesepakatan itu dicapai setelah berkonsultasi secara bertanggung jawab dan serius dengan faksi-faksi perlawanan Palestina terkait dengan usulan Presiden Trump di Sharm El-Sheikh.
“Kami menyerukan kepada Presiden Trump, negara-negara penjamin perjanjian, serta seluruh pihak Arab, Islam, dan internasional, untuk memastikan bahwa pemerintah pendudukan melaksanakan semua kewajiban yang telah disepakati, serta tidak membiarkannya menghindar atau menunda pelaksanaan apa yang telah disetujui.”
Mereka kemudian menyampaikan salam hormat kepada rakyat di Jalur Gaza, di Yerusalem, Tepi Barat, dan di seluruh Palestina maupun di pengasingan, yang telah menunjukkan keberanian, kehormatan, dan keteguhan luar biasa dalam menghadapi rencana fasis penjajah.
“Pengorbanan dan keteguhan mereka telah menggagalkan upaya Israel untuk menundukkan dan mengusir rakyat kami.”
“Kami menegaskan bahwa pengorbanan rakyat kami tidak akan sia-sia, dan kami akan tetap setia pada janji kami — tidak akan pernah melepaskan hak-hak nasional rakyat kami hingga tercapai kebebasan, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri.”
Sebelumnya, Penasihat Media Ketua Biro Politik Gerakan Hamas, Saudara Taher Al-Nunu dari Sharm El-Sheikh melaporkan delegasi Hamas menunjukkan sikap positif, suasana optimisme mewarnai perundingan terkini.
Di tengah upaya regional dan internasional yang terus berlangsung untuk mencapai kesepakatan komprehensif yang dapat mengakhiri perang berkepanjangan di Jalur Gaza, ia memaparkan perkembangan terbaru terkait jalannya perundingan yang diikuti oleh delegasi Hamas dan para mediator.
“Delegasi Hamas menunjukkan sikap positif dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai kemajuan dan menyelesaikan kesepakatan,” kata dia dalam lansiran semalam.
Dia mengatakan para mediator melakukan upaya besar untuk menghilangkan berbagai hambatan dalam penerapan langkah-langkah gencatan senjata, dan semangat optimisme terasa di antara semua pihak.
Perundingan berfokus pada mekanisme pelaksanaan penghentian perang, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, dan pertukaran tahanan.
“Hari ini dilakukan pertukaran daftar nama tahanan yang akan dibebaskan sesuai dengan kriteria dan jumlah yang telah disepakati,” ujarnya.
Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama rencana perdamaiannya. Dia menekankan ini berarti semua sandera akan segera dibebaskan dan bahwa Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat dan abadi.
Trump mengindikasikan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa semua pihak akan diperlakukan secara adil, dan menyebut pengumuman tersebut sebagai hari yang baik bagi dunia Arab dan Islam, Israel, dan Amerika Serikat. Kami berterima kasih kepada mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan bahwa perjanjian tersebut akan mengarah pada gencatan senjata dan pembebasan tahanan Israel dan Palestina.
Sebelumnya, sumber mengungkapkan kepada Aljazirah bahwa mediator mendapat tanggapan positif dari delegasi Palestina dan Israel terkait tahap pertama rencana Presiden AS Donald Trump. Sumber tersebut mengkonfirmasi bahwa perjanjian tersebut sedang diselesaikan dengan pihak Palestina dan Israel setelah semua hambatan besar telah diatasi.
Channel 12 Israel mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa perjanjian tersebut akan ditandatangani pada Kamis, dan pembebasan tahanan pertama akan dilakukan pada hari Sabtu atau Ahad.
Dalam konteks ini, Otoritas Penyiaran Israel mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk kemungkinan mengumumkan kesepakatan tersebut dalam beberapa jam ke depan.
Hal ini terjadi tak lama sebelum Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyampaikan memo kepada Presiden Trump secara langsung dalam pertemuan meja bundar. CNN melaporkan bahwa memo yang disampaikan Rubio kepada Trump selama diskusi meja bundar tampaknya menunjukkan bahwa kesepakatan mengenai Gaza sudah sangat dekat.
CNN juga mengutip seorang pejabat Gedung Putih yang mengatakan bahwa Presiden Trump diperkirakan akan segera mempublikasikan postingan di platform Truth Social.
Agence France-Presse melaporkan bahwa Washington sedang mempersiapkan teks pidato yang diperkirakan akan disampaikan Trump untuk mengumumkan perjanjian mengenai Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji apa yang ia sebut sebagai “hari besar bagi Israel,” dengan mengatakan bahwa ia akan “mengumpulkan pemerintahan besok [Kamis] untuk menyetujui perjanjian tersebut dan memulangkan semua orang berharga kami yang diculik”.
Diposting di X, Netanyahu mengatakan bangsanya bersatu di belakang keluarga mereka yang ditahan di Gaza, dengan mengatakan: “Dan mereka kembali dari tanah musuh… dan anak-anak mereka kembali ke perbatasan mereka.”
Dia berterima kasih kepada militer dan pasukan keamanan Israel, serta Presiden Trump dan timnya “atas komitmen mereka terhadap misi suci untuk membebaskan orang-orang kami yang diculik”.
“Dengan pertolongan Tuhan, bersama-sama kita akan terus mencapai semua tujuan kita dan memperluas perdamaian dengan tetangga kita,” tulis Netanyahu.
Sedangkan koresponden Aljazeraa Hani Mahmoud melaporkan, warga di Gaza mulai mendengar kabar soal kesepakatan dan bertanya-tanya.
“Banyak orang tidak memiliki listrik atau akses internet – jadi saya tidak mendengar reaksi apapun, saya pikir orang-orang mencoba untuk tidur. Namun suasana di sana lebih sepi pada malam sebelumnya, tidak ada suara drone di latar belakang – sehingga memberikan ketenangan pikiran bagi orang-orang setelah malam yang melelahkan.”
“Ini adalah momen bersejarah – dan secara pribadi, sungguh melegakan. Orang-orang akan bersemangat dan sangat bahagia. Tapi kita akan lihat apa yang terjadi dalam beberapa jam mendatang.”
Youve reached the end