Viral! Anak 11 Tahun di China Alami Gangguan Pernapasan usai Belajar 14 Jam Nonstop - Sindo news
3 min read
Viral! Anak 11 Tahun di China Alami Gangguan Pernapasan usai Belajar 14 Jam Nonstop
Minggu, 21 September 2025 - 10:00 WIB
Viral di media sosial seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Changsha, China, mendapatkan perawatan medis darurat setelah dipaksa belajar selama 14 jam. Foto/Oddity Central
A
A
A
CHINA - Viral di media sosial seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Changsha, China, harus mendapatkan perawatan medis darurat setelah dipaksa belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah selama 14 jam berturut-turut di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Insiden mengejutkan ini kembali menyoroti kerasnya budaya akademik di Negeri Tirai Bambu, di mana prestasi sekolah kerap dianggap sebagai penentu masa depan.
Dilansir dari Oddity Central, Minggu (21/9/2025), peristiwa ini terjadi ketika anak bernama samaran Liangliang mulai mengerjakan tugas dari pukul 08.00 pagi hingga 22.00 malam tanpa jeda istirahat.
Menjelang tengah malam, ia mengalami gejala mengkhawatirkan berupa napas cepat, pusing, sakit kepala, hingga mati rasa di anggota tubuh. Panik, orang tuanya segera membawa Liangliang ke rumah sakit, dan dokter mendiagnosisnya mengalami hiperventilasi akibat tekanan emosional serta fisik yang berlebihan.
Baca Juga: Viral! Dokter Temukan Ratusan Benang Emas Murni di Lutut Wanita Ini
Dilansir dari Oddity Central, Minggu (21/9/2025), peristiwa ini terjadi ketika anak bernama samaran Liangliang mulai mengerjakan tugas dari pukul 08.00 pagi hingga 22.00 malam tanpa jeda istirahat.
Menjelang tengah malam, ia mengalami gejala mengkhawatirkan berupa napas cepat, pusing, sakit kepala, hingga mati rasa di anggota tubuh. Panik, orang tuanya segera membawa Liangliang ke rumah sakit, dan dokter mendiagnosisnya mengalami hiperventilasi akibat tekanan emosional serta fisik yang berlebihan.
Baca Juga: Viral! Dokter Temukan Ratusan Benang Emas Murni di Lutut Wanita Ini
Diagnosis Dokter dan Risiko Kesehatan yang Ditimbulkan
Dokter rumah sakit setempat langsung memasang masker pernapasan dan menginstruksikan Liangliang untuk mengatur pola napasnya agar tidak semakin parah. Menurut tim medis, hiperventilasi terjadi akibat pernapasan yang terlalu cepat dan dalam, biasanya dipicu kecemasan dan stres ekstrem.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, pasien bisa mengalami kekakuan otot menyeluruh bahkan berujung pada kondisi darurat yang mengancam nyawa. Gejala lain yang kerap muncul antara lain sesak dada, kesulitan bernapas, mati rasa pada bibir, tangan, maupun kaki, hingga kedutan jari-jari yang dikenal dengan istilah “chicken hand”.
Kasus Liangliang menjadi peringatan keras bagi orang tua di China yang menuntut anaknya untuk terus belajar tanpa memperhatikan batas kemampuan fisik maupun psikis.
Baca Juga: Mengenal Gejala HMPV pada Anak, Penyakit Pernapasan yang Mewabah di China
Lonjakan Kasus Anak dengan Gejala Serupa
Rumah Sakit Pusat Changsha mencatat, insiden seperti yang dialami Liangliang bukanlah kasus tunggal. Pada bulan Agustus saja, unit gawat darurat anak menerima lebih dari 30 pasien di bawah umur dengan gejala mirip hiperventilasi, jumlah ini meningkat hingga 10 kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Faktor utama pemicu kondisi tersebut adalah tekanan akademik, kecemasan menghadapi ujian, serta penggunaan ponsel secara berlebihan. Data ini memperlihatkan bahwa masalah kesehatan akibat stres akademik semakin mengkhawatirkan.
Anak-anak bukan hanya menghadapi jadwal belajar yang padat, tetapi juga dituntut selalu tampil sempurna dalam menghadapi sistem ujian yang terkenal ketat, seperti gaokao. Ujian nasional ini diyakini dapat menentukan masa depan pendidikan dan karier siswa, sehingga melahirkan tekanan mental luar biasa sejak usia dini.
Baca Juga: Cara Atasi Gangguan Pernapasan di Tengah Suhu Panas Ekstrem
(dra)