Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Erdogan Featured Mustafa Kemal Ataturk

    3 Alasan Erdogan Masih Menghormati Legasi Mustafa Kemal Ataturk - SindoNews

    2 min read

     

    3 Alasan Erdogan Masih Menghormati Legasi Mustafa Kemal Ataturk

    Selasa, 11 November 2025 - 12:07 WIB

    Presiden Turki Tayyip Erdogan masih menghormati legaso Mustafa Kemal Ataturk. Foto/X/@tahirmbs
    A
    A
    A
    ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin memimpin upacara nasional di Ankara untuk memperingati 87 tahun wafatnya Mustafa Kemal Atatürk, pendiri dan presiden pertama Republik Turki.

    Berbicara di acara tersebut, Erdogan memberikan penghormatan kepada Atatürk dan menyampaikan rasa terima kasih kepada para anggota Majelis Nasional Agung pertama, yang memimpin Perang Kemerdekaan dan meletakkan dasar bagi negara Turki modern.

    Ia juga mengenang para martir bangsa—mulai dari Pertempuran Malazgirt dan Penaklukan Istanbul hingga Pertempuran Canakkale dan upaya kudeta yang digagalkan pada 15 Juli—dan berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap perkembangan Turki sepanjang 102 tahun sejarah republik ini.

    1. Legasi Pendiri Turki Memperkuat Kesuksesan

    Mengutip kata-kata terkenal Atatürk, "Tubuh fana saya pasti akan menjadi debu suatu hari nanti, tetapi Republik Turki akan hidup selamanya," Erdogan mengatakan bahwa pernyataan tersebut mencerminkan visi sang pendiri untuk sebuah bangsa yang akan bertahan dan tumbuh lebih kuat seiring waktu.

    "Menghormati warisan Atatürk berarti memperkuat, memajukan, dan membangun kesuksesan republik ini—menjadikannya lebih kuat dan lebih sejahtera di segala bidang," kata presiden, dilansir TRT.

    2. Ataturk Memimpin Perang Kemerdekaan Turki

    Ataturk, yang memimpin Perang Kemerdekaan Turki dan mendirikan republik modern pada tahun 1923, wafat pada 10 November 1938, dalam usia 57 tahun di Istana Dolmabahce, Istanbul.

    Setiap tahun, bangsa ini mengheningkan cipta pada pukul 09.05, tepat saat wafatnya, untuk menghormati pemimpin yang memimpin transformasi Turki menjadi republik sekuler modern.

    Baca Juga: Menilik Kehidupan Mewah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Terlama di Dunia yang Masih Hidup

    3. Mendorong Kepercayaan Diri

    "Kami dengan penuh semangat melindungi Republik Turki, yang Anda sebut sebagai 'karya terbesar' Anda, dan terus menghiasi setiap jengkal negara kami dengan pencapaian-pencapaian baru," tulis Erdogan.

    "Di bawah kepemimpinan kader-kader yang kompeten dan berkualitas, Turki melangkah maju dengan penuh percaya diri menuju kekuatan global," tambahnya.

    Atatürk menjabat sebagai presiden pertama republik tersebut hingga 10 November 1938, ketika ia wafat di Istanbul pada usia 57 tahun karena sirosis.

    Rakyat Turki secara tradisional mengunjungi mausoleum Atatürk setiap 10 November untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pendiri bangsa.
    (ahm)
    Komentar
    Additional JS