Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Featured Istimewa Lintas Peristiwa SAR Spesial

    Akses Komunikasi di Aceh Terputus akibat Banjir, Pemerintah Kerahkan Helikopter dan Perkuat Koordinasi SAR - tvOneNews

    4 min read

     

    Akses Komunikasi di Aceh Terputus akibat Banjir, Pemerintah Kerahkan Helikopter dan Perkuat Koordinasi SAR

    Pemerintah pusat mempercepat penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara dan Aceh, seiring meluasnya titik bencana serta terputusnya akses darat-jaringan komunikasi.
    • Reporter :
    Kamis, 27 November 2025 - 16:07 WIB
    Akses Komunikasi di Aceh Terputus akibat Banjir, Pemerintah Kerahkan Helikopter dan Perkuat Koordinasi SAR

    Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah pusat mempercepat penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara dan Aceh, seiring meluasnya titik bencana serta terputusnya akses darat-jaringan komunikasi.

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kepala daerah, termasuk Wali Kota Langsa yang tidak dapat mengakses wilayahnya akibat isolasi dan putusnya jalur komunikasi.

    “Kami melakukan komunikasi dengan para kepala daerah. Ada Walikota Langsa yang tidak bisa mengakses daerahnya, ya karena baru kembali dari Jakarta, dan saluran komunikasi masih terputus di sana,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (27/11).

    Kemendagri telah menugaskan Dirjen Administrasi Kewilayahan (Adwil), Safrizal untuk memonitor kondisi di lapangan sekaligus memastikan jalur bantuan dapat menembus daerah yang terisolasi.

    “Kami mengirim Dirjen Adwil, Pak Dr. Safrizal, untuk memonitor di sana. Yang paling penting itu sekarang bagaimana memulihkan akses, ya,” kata Bima.

    Ia menambahkan, pemulihan jaringan listrik dan komunikasi menjadi prioritas, mengingat PLN dan layanan telekomunikasi di banyak titik masih lumpuh.

    Baca Juga

    “Saya berkomunikasi, berkoordinasi dengan Wamenkomdigi, Pak Angga, yang segera dengan cepat, ya, berusaha untuk berkoordinasi dengan PLN dan para provider untuk memulihkan jalur komunikasi,” ujarnya.

    Untuk membuka akses ke wilayah yang terputus total, pemerintah menyiapkan bantuan transportasi udara yang dikoordinasikan oleh Dirjen Adwil.

    “Nah, Pak Safrizal juga, Dirjen Adwil, telah mengoordinasikan untuk akses tambahan ke sana dalam hal transportasi. Ya, helikopter dari Polda, dari Provinsi, dari Polri begitu ya, untuk diutamakan. Karena sampai saat ini masih terputus ke banyak daerah. Banyak sekali daerah di sana,” lanjut Bima.

    Di lapangan, Basarnas mengintensifkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) selama 24 jam di Kota Sibolga dan kawasan Tapanuli Raya. Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, mengatakan tim gabungan telah disebar ke seluruh titik prioritas.

    “Sudah disebar di beberapa titik pada hari kedua operasi SAR digelar,” ujarnya.

    Operasi SAR melibatkan personel dari Pos SAR Sibolga, TNI/Polri, BPBD, Polairud, dan berbagai unsur relawan, lengkap dengan armada darat-air, peralatan medis, alat komunikasi, hingga drone thermal. Tantangan di lapangan tidak kecil, jalan utama putus, gelombang laut tinggi, listrik padam, hingga gangguan telekomunikasi.

    “Upaya pencarian tetap dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keselamatan petugas,” tegas Putu.

    Data Basarnas menunjukkan dampak signifikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, meliputi Kecamatan Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, hingga Kolang. Lebih dari 1.902 keluarga menjadi korban, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Kolang mencapai 1.261 keluarga.

    “Satu keluarga berjumlah empat orang dinyatakan meninggal dunia akibat tertimbun longsor,” kata Putu.

    Pemerintah menyebut pemulihan akses dan komunikasi sebagai kunci percepatan evakuasi dan distribusi bantuan di wilayah bencana yang hingga kini masih terisolasi. (agr/dpi)
     

    Share :
    Komentar
    Additional JS