Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Gaza Istimewa Spesial

    AS akan Bangun Pangkalan Militer Senilai Rp8,4 Triliun di Dekat Perbatasan Gaza - SindoNews

    2 min read

     

    AS akan Bangun Pangkalan Militer Senilai Rp8,4 Triliun di Dekat Perbatasan Gaza


    Rabu, 12 November 2025 - 12:00 WIB

    Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. Foto/Mosta
    A
    A
    A
    TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) berencana membangun pangkalan militer senilai USD500 juta (Rp8,4 triliun) di Israel di dekat perbatasan Gaza untuk mengawasi implementasi perjanjian gencatan senjata di wilayah kantong Palestina tersebut. Rencana itu diungkap media Israel, Selasa (11/11/2025).

    Harian Yedioth Ahronoth, mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Washington berupaya membangun pangkalan militer besar di wilayah perbatasan Gaza, yang akan menandai "eskalasi signifikan aktivitas AS di Israel."

    “Pangkalan tersebut akan menampung satuan tugas internasional, yang disepakati akan dibentuk berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza untuk memantau implementasi gencatan senjata di wilayah kantong tersebut,” ungkap sumber tersebut.

    “Beberapa ribu tentara AS akan ditempatkan di pangkalan tersebut,” papar mereka.

    Menurut surat kabar tersebut, “Proyek tersebut akan menjadi instalasi militer Amerika berskala besar pertama di wilayah Israel, yang menggarisbawahi komitmen AS yang semakin dalam terhadap upaya stabilisasi pascaperang di Gaza."

    “Selama dua tahun perang genosida Tel Aviv di Gaza, AS memasang sistem pertahanan rudal THAAD, yang digunakan untuk mencegat rudal dan drone Iran selama konflik 12 hari dengan Israel,” ungkap laporan itu.

    "Pembentukan pangkalan Amerika di tanah Israel menunjukkan betapa bertekadnya Washington untuk terlibat di Gaza dan konflik Israel-Palestina yang lebih luas," ujar seorang pejabat Israel kepada harian tersebut.

    Beberapa pejabat AS, termasuk Wakil Presiden JD Vance, sebelumnya menegaskan, "Tidak akan ada pasukan Amerika di Gaza."

    Saat ini, 200 personel militer AS ditempatkan di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) yang didukung AS di Kiryat Gat, Israel selatan, untuk memantau gencatan senjata.

    Menurut pejabat Israel, pusat yang dipimpin AS tersebut diperkirakan akan mengambil kendali penuh atas distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, kecuali mekanisme COGAT Israel.

    Surat kabar Israel tersebut tidak menyebutkan lokasi pasti fasilitas yang direncanakan, tetapi mengindikasikan survei sedang dilakukan di lokasi-lokasi yang memungkinkan.

    Belum ada komentar langsung dari AS maupun Israel terkait laporan tersebut.

    Perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin yang disusun Presiden AS Donald Trump.

    Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

    Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 orang dan melukai lebih dari 170.600 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Baca juga: Houthi Yaman Berhenti Serang Kapal-kapal di Laut Merah
    (sya)
    Komentar
    Additional JS