Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home BRIN Bunga Rafflesia Featured Istimewa Spesial

    BRIN Ungkap Sulitnya Temukan Rafflesia karena Tumbuh di Wilayah Terpencil - Kompas

    4 min read

     

    BRIN Ungkap Sulitnya Temukan Rafflesia karena Tumbuh di Wilayah Terpencil

    Kompas.com, 24 November 2025, 16:21 WIB
    Lihat Foto

    JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joko Ridho Witono, mengakui sulit menemukan Rafflesia di Indonesia. Bunga ini merupakan tumbuhan holoparasit dan hanya mekar selama beberapa hari.

    Sementara, sejumlah spesies Rafflesia berada di area terpencil yang susah dijangkau.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    “Menemukan Rafflesia dalam kondisi bunga mekar atau dalam bentuk knop bukan hal mudah. Dibutuhkan informasi akurat dari komunitas lokal agar penelitian tidak sia-sia,” kata Joko dalam keterangannya, Minggu (23/11/2025).

    Joko diketahui menjadi salah satu penemu Rafflesia hasseltii, spesies bunga langka di Sumatera Barat. Penemuan itu membuka peluang identifikasi jenis-jenis Rafflesia baru yang belum terdokumentasi secara ilmiah.

    Penemuan Langka NASA, “Cincin Berlian” Raksasa Berkilau di Rasi Cygnus

    Dia menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga habitat Rafflesia.

    “Kami berharap Indonesia bisa menjadi pusat penelitian dan konservasi Rafflesia dunia. Dengan kolaborasi internasional dan pendekatan sains yang kuat, kita bisa memastikan bunga langka ini tetap lestari,” papar dia.

    Penelitian terhadap Rafflesia hasseltii dimulai sejak awal 2025. BRIN bersama mitra internasional melakukan survei di Bengkulu dan Sumatera Barat, lalu berhasil mendokumentasikan spesies langka tersebut tengah mekar di kawasan hutan yang dikelola masyarakat melalui Lembaga Pengelola Hutan Nagari.

    "Habitat bunga ini bukan di kawasan konservasi, melainkan di hutan yang dikelola oleh Nagari (desa). Ini menjadi catatan penting bagi upaya konservasi ke depan,” ucap Joko.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Menurut dia, banyak populasi Rafflesia ditemukan tumbuh di luar area konservasi, bahkan di lahan milik warga atau yang berada dalam kebun kopi dan sawit. Hal itu menunjukkan pentingnya pendekatan konservasi berbasis masyarakat.

    "Jika tidak disertai edukasi yang baik, keberadaan Rafflesia bisa terancam hilang akibat aktivitas manusia,” tutur dia.

    Penelitian digelar BRIN bersama Universitas Bengkulu, dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu dalam proyek bertajuk The First Regional Pan-Phylogeny for Rafflesia. Tujuannya, merekonstruksi hubungan filogenetik seluruh jenis Rafflesia di Asia Tenggara.

    Peneliti mendapatkan pendanaan dari the University of Oxford Botanic Garden and Arboretum serta Program RIIM Ekspedisi BRIN. Tim peneliti menggunakan pendekatan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memetakan keseluruhan gen Rafflesia.

    Metode itu diharapkan mampu mengidentifikasi kemungkinan adanya spesies baru di Indonesia.

    "Adanya perbedaan signifikan pada data WGS spesies Rafflesia tertentu di Nusantara dapat menjadi indikasinya spesies baru, dan ini akan menjadi fokus penelitian kami berikutnya,” imbuh Joko.

    Riset menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia bersama Filipina. Tercatat ada 16 jenis Rafflesia di Indonesia, di mana BRIN telah mengumpulkan 13 sampel untuk menganalisis DNA-nya.

    Dalam penelitiannya, tim BRIN bertanggung jawab atas pengumpulan dan analisis sampel di Indonesia. Sementara negara lain seperti Malaysia dan Filipina melakukan riset paralel di wilayahnya masing-masing.

    “Kami pastikan tidak ada material genetik yang keluar dari Indonesia. Semua proses riset dilakukan secara legal dan berizin,” terang dia.

    Pada akhir kegiatan penelitian, tim yang dikoordinir oleh BRIN akan menyusun policy paper atau naskah kebijakan sebagai rekomendasi strategi konservasi Rafflesia nasional.

    Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
    Komentar
    Additional JS