Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Guru Istimewa Pendidikan Spesial

    Guru Minim Ikuti Bimtek, Beban Kerja Overload dan Pelatihan Justru Menambah Tugas - NU Online

    4 min read

     

    Guru Minim Ikuti Bimtek, Beban Kerja Overload dan Pelatihan Justru Menambah Tugas

    NU Online  ·  Rabu, 26 November 2025 | 10:00 WIB. 


    Ilustrasi guru sibuk mengurus administrasi. (Foto: NU Online/Freepik)

    Rikhul Jannah

    Jakarta, NU Online

    Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyoroti rendahnya partisipasi guru dalam pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek). Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengungkapkan bahwa faktor utama yang membuat guru enggan mengikuti bimtek bukan karena tidak mau belajar, melainkan karena beban kerja yang sudah terlalu berat.


    “Riset kami di tahun 2024, kami melihat beban kerjanya sudah terlalu tinggi. Kalau beban kerjanya sudah terlalu tinggi, bahkan overload, dia tidak akan konsentrasi untuk memahami pelatihan. Itu yang menjadi faktor utama guru minim yang ikut bimtek,” ujar Iman kepada NU Online, Selasa (25/11/2025).

    Baca Juga

    11 Adab Guru Menurut Imam Al-Ghazali


    Menurutnya, meskipun guru hadir dalam pelatihan, pikiran mereka sering kali terpecah oleh tugas-tugas lain. “Aduh gimana ini menilai siswa belum beres, aduh belum laporan dan lain-lain,” ucapnya.


    Iman menjelaskan bahwa pelatihan yang seharusnya membantu justru sering memperburuk keadaan.


    “Seringkali pelatihan itu sangat taktis. Ngomong sedikit, tau-tau RTL (Rencana Tindak Lanjut) disuruh dikasih tugas. Jadi, pelatihan itu malah menambah beban. Ini bukannya membuat guru paham, tapi malah menambah tugas baru,” kritiknya.


    Menurutnya, pelatihan idealnya menyediakan waktu untuk praktik, refleksi, dan penyelesaian tugas selama sesi berlangsung, bukan menambah pekerjaan administrasi baru yang harus dikumpulkan kemudian.

    Baca Juga

    Doa Guru Agar Santri Paham Ilmu Agama di Pesantren


    “Bahkan guru yang ingin belajar pun tidak bisa belajar. Karena tadi dia tidak punya lagi kapasitas untuk memahami pelatihan,” katanya.


    P2G mengusulkan tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam memperbaiki sistem bimtek. Pertama, pelatihan perlu dihitung sebagai bagian dari beban kerja guru dalam konteks peningkatan kapasitas diri. Kedua, pemerintah dan sekolah harus memangkas beban administrasi yang selama ini mengganggu pembelajaran dan pelaksanaan pelatihan.


    “Beri guru ruang untuk dia berfikir dan memahami secara mendalam. Lalu juga beri dia waktu untuk menerapkannya di sekolah,” ujar Iman.

    Baca Juga

    Nasihat Ulama untuk Memuliakan Guru


    Ketiga, memberikan ruang ekspresi dan sikap kritis bagi guru. Menurutnya, ada paradoks dalam sistem pendidikan saat ini.


    “Di kurikulumnya kita ingin siswa kritis tapi gurunya tidak boleh kritis. Tapi kalau guru yang mengkritisi kebijakan sering kali justru dianggap mengganggu. Jangan ada guru yang kritis malah dijauhi atau diberikan hukuman. Bukannya kebijakannya yang didiskusikan tetapi malah gurunya yang dipanggil. Ini kan problem,” tuturnya.


    Iman menyampaikan bahwa melalui pelatihan atau bimtek menjadi proses perbaikan bagi guru. Karenanya, evaluasi dan koreksi tidak boleh membuat guru, sekolah, maupun dinas pendidikan tersinggung.


    “Semua pihak harus membenah dirinya supaya (pelatihan atau bimtek) menjadi lebih baik,” ucapnya.

    Komentar
    Additional JS