Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Ikan Tuna Istimewa Spesial Tuna

    Indonesia Produsen Tuna Terbesar di Dunia, Sumbang 20% Produksi Global - SindoNews

    3 min read

     

    Indonesia Produsen Tuna Terbesar di Dunia, Sumbang 20% Produksi Global

    Senin, 24 November 2025 - 22:21 WIB

    Indonesia dinilai perlu memperkuat strategi pengelolaan perikanan tuna, menyusul peringatan para pakar soal potensi penurunan stok tuna global. FOTO/dok.SindoNews
    A
    A
    A
    JAKARTA - Indonesia dinilai perlu memperkuat strategi pengelolaan perikanan tuna, menyusul peringatan para pakar soal potensi penurunan stok tuna global yang diproyeksikan mencapai 20-30% dalam 25 tahun ke depan.

    Program Lead Indonesia Tuna Consortium, Thilma Komaling mengatakan Indonesia memiliki peluang besar memperkuat posisinya sebagai pemasok tuna berkelanjutan ke pasar premium dunia. Namun berbagai riset internasional dan pemantauan stok menunjukkan tren penurunan populasi tuna dari tahun ke tahun.

    "Berbagai penelitian yang memprediksi dalam 25 tahun ke depan stok tuna bisa turun 20-30%. Bahkan dalam skenario terburuk, bisa mencapai setengahnya," ujarnya dalam sesi diskusi, Minggu (23/11/2025).

    Baca Juga: Vitamin D Jadi Kunci Mengatasi Nyeri Otot, Bisa Makan Telur atau Ikan Tuna

    Ia menjelaskan penurunan stok ini dipicu oleh kombinasi faktor, seperti tekanan penangkapan yang tinggi, perubahan iklim yang memengaruhi pola migrasi tuna, serta lemahnya ketertelusuran dan akurasi data lintas negara. Tuna merupakan spesies migratori, sehingga ketersediaannya bergantung pada koordinasi dan diplomasi antarnegara.

    "Indonesia saat ini merupakan salah satu produsen tuna terbesar dunia, menyumbang 17–20% produksi global. Namun penurunan stok tuna global dapat berdampak langsung terhadap pendapatan nelayan kecil hingga industri pengolahan," sambungnya.



    Pada peringatan World Fisheries Day hari ini, Tuna Consortium (TC) dan Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) mendorong kembali metode huhate untuk menangkap ikan tuna. Metode tradisional ini semacam mengambil ikan tuna menggunakan joran dan tali pancing.

    Hal ini dinilai memiliki nilai strategis bukan hanya bagi keberlanjutan ekosistem laut, tetapi juga bagi perekonomian pesisir dan memberikan keunggulan kompetitif bagi industri tuna nasional.

    "Huhate bukan hanya warisan budaya, tetapi juga aset ekonomi yang membuka peluang besar bagi masyarakat pesisir dan industri tuna nasional melalui pemenuhan standar keberlanjutan global yang kini menjadi syarat utama akses pasar," kata Thilma Komaling

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum AP2HI Abrizal Andrew Ang menambahkan, khusus untuk pasar ikan tuna di Eropa dan Inggris, permintaan untuk tuna yang ditangkap dengan metode berkelanjutan huhate (pole and line, metode penangkapan tuna tradisional Indonesia) mencapai lebih 26.000 metrik ton (MT).

    Permintaan ini akan terus bertambah dan berpeluang besar dalam menguatkan perikanan huhate (pole and line) Indonesia menjadi salah satu kunci bagi industri untuk mempertahankan daya saing tersebut.

    Selain berdampak pada lapangan kerja, produk tuna yang ditangkap dengan metode ini memiliki harga jual 15-30 persen lebih tinggi di pasar ekspor karena memenuhi standar keberlanjutan.

    "Ketika kita mendukung huhate, kita tidak hanya menjaga keberlanjutan stok tuna, tetapi juga memastikan ribuan keluarga nelayan memperoleh pendapatan stabil dan memiliki peluang untuk meningkatkan kesejahteraannya," sambungnya.

    Baca Juga: 10 Ikan Pasar yang Kaya Protein, Baik untuk Sistem Kekebalan Tubuh

    TC dan AP2HI menilai bahwa keberlanjutan ekonomi jangka panjang hanya dapat dicapai melalui praktik penangkapan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dengan mempromosikan pole & line yang berbasis sains, ramah lingkungan, dan terbukti selektif, Indonesia dapat terus memperkuat reputasinya sebagai pemasok tuna berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya tawar produk di pasar domestik dan global. Pendekatan ini berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di industri perikanan bernilai tinggi.
    (nng)
    Komentar
    Additional JS