Kemenkes Ungkap Penyebab Irene Sokoy dan Bayinya Tewas Usai Ditolak 4 RS | kumparan
Kemenkes Ungkap Penyebab Irene Sokoy dan Bayinya Tewas Usai Ditolak 4 RS | kumparan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan sejumlah hal yang menyebabkan ibu hamil asal Kampung Hobong, Papua, bernama Irene Sokoy dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia. Irene yang saat itu hamil, terkendala mendapat perawatan rumah sakit dan akhirnya tewas bersama bayi yang masih ia kandung saat akan melahirkan.
Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, menjelaskan petaka yang dialami Irene disebabkan oleh sejumlah faktor. Yang pertama, langkanya dokter spesialis di Papua terutama dokter spesialis anestesi.
"Yang pertama adalah kelangkaan dokter spesialis. Jadi begitu dokter spesialisnya pergi, seminar dan sebagainya, maka terjadi kekosongan. Demikian juga dengan dokter spesialis anestesi," kata dia di Kantor Kemenkes pada Kamis (27/11).
Kedua, faktor pemeliharaan sarana dan prasarana yang tak optimal sebagaimana yang terjadi di RS Abepura. Diketahui, Irene sempat mendatangi RS Abepura untuk mendapat tindakan operasi. Namun, empat kamar operasi yang ada di rumah sakit sedang direnovasi.
"Jadi ini jelas tidak bisa melakukan operasi, bersamaan waktunya," ujar dia.
Ketiga ada standar operasional prosedur yang dilanggar oleh pihak rumah sakit. Mestinya, pasien ditangani terlebih dahulu ketika meminta pertolongan. Jangan sampai, pengurusan administrasi didahulukan dibandingkan penanganan terhadap pasien.
Faktor keempat adalah sistem rujukan.
"Yang keempat, ya tentu saja ada sistem rujukan yang harus kita perbaiki. Itu adalah empat hal, dan tentu saja nanti kita akan coba fokus untuk menangani agar kejadian ini tidak terjadi lagi," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Irene Sokoy bersama bayi dalam kandungannya meninggal dunia pada Senin, 17 November 2025. Irene meninggal usai ditolak empat rumah sakit.
Awalnya, Irene dibawa dari Kampung Kensio menuju RS Yowari Minggu (16/11) siang untuk proses persalinan. Namun, proses persalinan tak kunjung ditangani karena bayi berukuran besar.
Keluarga Irene lalu meminta percepatan rujukan ke rumah sakit lain. Akan tetapi, surat rujukan itu baru selesai mendekati tengah malam, diikuti keterlambatan ambulans yang tiba pukul 01.22 WIT, Senin (17/11).
"Rujukan ke RS Dian Harapan dan RS Abe menolak karena ruangan penuh serta renovasi fasilitas," kata Ipar Irene, Ivon Kabey, Minggu (23/11).
Setelah ditolak 3 RS, Irene kembali dirujuk ke RS Bhayangkara. Lagi-lagi Irene ditolak karena harus membayar uang muka terlebih dahulu sebesar Rp 4 juta. Saat itu keluarga tidak punya uang sebanyak itu.
Karena tidak ada uang, Irene lalu kembali dirujuk ke RSUD Dok II Kota Jayapura. Namun Irene meninggal di perjalanan pukul 05.00 WIT.