Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Alvaro Featured Istimewa Kasus Kriminal Spesial

    Cerita Lengkap Sadisnya Alex Iskandar Habisi Nyawa Alvaro Kiano Nugroho - Merdeka

    10 min read

     

    Cerita Lengkap Sadisnya Alex Iskandar Habisi Nyawa Alvaro Kiano Nugroho

    Polisi akhirnya berhasil mengungkap misteri kematian Alvaro Kiano Nugroho.

    Polisi masih mencari bagian tubuh Alvaro Kiano Nugroho, dengan melakukan olah TKP dan penyisiran di Kawasan Tenjo, Bogor, Rabu (26/11/2025). (Foto: Istimewa).
    Polisi masih mencari bagian tubuh Alvaro Kiano Nugroho, dengan melakukan olah TKP dan penyisiran di Kawasan Tenjo, Bogor, Rabu (26/11/2025). (Foto: Istimewa). (©© 2025 Liputan6.com)

    Misteri hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6), akhirnya terpecahkan. Polisi mengungkap, anak itu tewas di tangan ayah tirinya sendiri, Alex Iskandar. Hilangnya Alvaro diketahui ketika keluarga korban membuat laporan ke Polsek Pesanggrahan.

    Saat itu, ia tak kunjung pulang usai salat margib di Masjid Jami Al-Muflihun di kawasan Pesanggrahan, Jakarta.

    Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly menerangkan diawali seorang pria tak dikenal yang datang mencari Alvaro. Pria itu mengaku sebagai ayah Alvaro, sehingga para saksi mempersilakan keduanya bertemu.

    "Mencari siapa?," kata saksi ditirukan Nicolas saat konferensi pers, Kamis (27/11/2025).

    "Saya mencari anak saya, Alvaro," jawab Alex Iskandar ditirukan Nicolas.

    Alvaro rupanya sudah mengenal pria tersebut. Belakangan diketahui pria itu adalah Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro.

    Alvaro langsung mengikuti ajakannya si pria. Kala itu, Alex berjanji akan membelikan mainan dan makanan. Namun, keduanya malah menuju rumah pelaku.

    "Korban AKN ini mengikuti seseorang yang diketahui bernama AN ini, ayah tirinya ini, dan dalam perjalanan, AI ini mengajak ke rumah karena ingin mau membersihkan diri, mau mandi dulu," kata dia.

    Rewel

    Polisi masih mencari bagian tubuh Alvaro Kiano Nugroho, dengan melakukan olah TKP dan penyisiran di Kawasan Tenjo, Bogor, Rabu (26/11/2025). (Foto: Istimewa).
    Polisi masih mencari bagian tubuh Alvaro Kiano Nugroho, dengan melakukan olah TKP dan penyisiran di Kawasan Tenjo, Bogor, Rabu (26/11/2025). (Foto: Istimewa). © 2025 Liputan6.com

    Setibanya di rumah, janji tinggal janji. Alvaro disebut mulai rewel minta pulang. Pelaku yang panik justru melakukan kekerasan. Aksi itu berlangsung sekitar dua sampai tiga menit.

    "Akhirnya dari situlah karena AKN rewel, nangis, akhirnya keluar dari situ, menurut keterangan ayah tirinya, AI ini, dari situ AKN disekap dengan handuk yang tergantung dan juga dicekik serta ditindih. Akhirnya kurang lebih 2 sampai 3 menit, korban AKN ini tidak bergerak lagi," ujar Nicolas.

    Mengetahui korban tewas, AIex Iskandar gelap mata. Ia mencari tas dan kemudian membeli kantong plastik hitam berukuran besar untuk menyembunyikan jenazah korban.

    "Setelah itu karena panik, dia masih berusaha untuk menghilangkan barang bukti korban Alvaro," kata dia.

    Tubuh Alvaro diikat dengan tali rafia lalu dimasukkan ke kantong itu dan diletakkan di garasi rumah. Mayat tersebut dibiarkan membusuk selama tiga hari.

    "Dan pada akhirnya mayat itu sudah mulai membusuk dan pada tanggal 9 Maret itu dia berusaha untuk mencari tempat yang aman untuk dia mau membuang mayat tersebut," kata dia.

    Dibawa pakai mobil

    Nicolas menjelaskan, pelaku membawa jasad korban menggunakan mobil Terios miliknya. Ia membawa jenazah ke Tenjo, Bogor, tempat saudara perempuannya tinggal. Di sana, jasad korban dibuang di tumpukan sampah dekat jembatan Sungai Ciliwung.

    "Pertanyaannya kenapa dia menuju Tenjo? Karena di sana ada saudara perempuannya yang berinisial A alias R. Di situlah dia membuang korban di situ, di tempat yang aman di sekitar TKP, ya, pembuangan yaitu di tumpukan sampah dekat sungai, jembatan, dekat jembatan, bawah jembatan, sungai Ciliwung, di daerah Kecamatan Bogor itu," kata dia.

    Tim Polsek Pesanggrahan bersama Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya melakukan pencarian hingga ke Batam, Sukabumi, Bandung, serta menelusuri keluarga terdekat dan bahkan menghubungi ayah kandung korban di Lapas Cipinang. Penelusuran itu akhirnya mengarah kepada Alex Iskandar sebagai pelaku.

    Munculnya nama Alex sebagai pelaku terjadi setelah kepolisian mendalami pengakuan seorang bocah kepada temannya.

    Pencarian berbulan-bulan

    Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly menerangkan, polisi terus melakukan penyelidikan sejak menerima laporan pada 7 Maret.

    Awalnya, polisi sama sekali tak menaruh rasa curiga kepada orang-orang dekat korban. Alex bahkan ikut melapor bersama keluarga serta berpura-pura panik dan ikut mencari Alvaro.

    "Kita tidak punya pemikiran dan sebagainya, kecurigaan-kecurigaan yang kepada orang-orang dekat, karena pada saat penjemputan itu dia mengaku bahwa, "Saya mau jemput anak saya." Sedangkan juga kakek daripada si AKN ini juga meminta bantuan AI, ayah tirinya, untuk mencari," kata dia saat konferensi pers, Kamis (27/11/2025)

    Selama berbulan-bulan, tim gabungan Polsek, Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya menyisir berbagai wilayah dari Batam, Sukabumi, Bandung, Cianjur, sampai lingkungan kerabat yang dicurigai. Namun tak satu pun jejak mengarah pada keberadaan Alvaro maupun pelakunya.

    Kebuntuan itu pecah ketika seorang keponakan Alex berinisial N bercerita kepada temannya, juga berinisial N. Kepada temannya itu, bocah tersebut mengaku Alvaro bukan hilang, melainkan dibawa oleh omnya dan dibunuh. Dia bahkan mengaku dipesan untuk tidak membuka mulut kepada siapa pun.

    Informasi dari bocah

    "Nah, bagaimana ini terungkap setelah 8 bulan ini, karena ada salah satu anak dari keponakan daripada AI menceritakan kepada temannya. Itu berinisial N, dia menceritakan kepada temannya juga berinisial N bahwa anak itu hilang sama omnya, diculik sama omnya dan dibunuh, dan dijanjikan bahwa jangan menceritakan kepada siapapun," ujar Nicolas.

    Cerita itu tak berhenti di situ. Teman sang bocah pulang ke rumah dan menyampaikannya kepada sang ibu, berinisial MR. Informasi itu kemudian diteruskan kepada majikannya, hingga akhirnya bermuara ke Polsek Pesanggrahan.

    "Nah, temannya itu pulang ke rumah, dia menceritakan kepada ibunya. Ini semua sudah kita ambil keterangannya. Dan ibunya ini kebetulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah satu keluarga berinisial MR. Dia menceritakan ke istri daripada MR ini. Akhirnya istri dari MR majikan ini menceritakan kepada suaminya MR dan akhirnya MR itu memberikan informasi kepada Polsek Pesanggrahan," ucap dia.

    Dari sinilah teka-teki mulai terpecahkan. Polsek Pesanggrahan, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya maraton melakukan penyelidikan.

    Akhirnya terungkap ayah tirinya sebagai pelaku penculikan sekaligus pembunuh Alvaro.

    Lebih dari 20 saksi

    Penyidik kemudian menggabungkan keterangan saksi, jejak komunikasi, serta prarekonstruksi mulai dari membekap Alvaro dengan handuk, menindih tubuh korban, hingga memasukkan jasad ke kantong plastik.

    "Dan kami juga sudah melakukan prarekonstruksi bagaimana AI itu melakukan perbuatannya, pembunuhannya, penyekapannya pada saat dia sekap dengan handuknya itu, terus dia cekik dan dia tindih, itu sudah dipraktikkan. Pada saat masih dalam proses prarekonstruksi, proses penyelidikan pada saat itu," ucap dia.

    Dari pemeriksaan lebih dari 20 saksi, rangkaian peristiwa semakin terang-benderang. Polisi kemudian menyisir kembali lokasi pembuangan yang pernah didatangi dua kali sebelumnya.

    Kali ini, dengan bantuan anjing pelacak dari Mabes Polri, petugas menemukan sejumlah bagian tulang yang diduga kuat milik Alvaro.

    Tulang-tulang itu langsung dikirim ke Puslabfor untuk pemeriksaan DNA. Berbekal seluruh temuan tersebut, polisi kemudian menetapkan Alex Iskandar sebagai tersangka.

    "Nah, upaya-upaya itu kita lakukan sesuai dengan keterangan-keterangan daripada tersangka sendiri dan juga para saksi, dan pada akhirnya kita melakukan upaya pencarian di TKP yang sudah dua kali kita cari, kita menemukan memang ada barang bukti yang memperkuat keterangan-keterangan yang disampaikan oleh para saksi dan juga tersangka bahwa di situlah tempat kejadian di mana korban AKN itu dibuang," kata dia.

    Sempat meminjam cangkul

    Hasil penyelidikan, pelaku diketahui memilih Tenjo, Bogor, sebagai lokasi pembuangan karena kawasan itu sepi dan sudah sering ia datangi.

    "Dia sudah sering tinjau itu dan dia sudah tahu ada tempat-tempat yang sepi juga di sana, sehingga dia memutuskan untuk mau membuang mayatnya di daerah Tenjo," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Kamis (27/11/2025).

    Nicolas menjelaskan, Alex awalnya berniat mengubur korban. Ia bahkan sempat meminjam cangkul.

    "Tapi karena tanahnya terlalu keras, akhirnya dia membuang mayat itu di daerah dekat sungai, di tumpukan sampah, di dekat jembatan itu," kata dia.

    Dia mengatakan, sebulan berlalu usai jasad korban dibuang. Alex dilanda ketakutan. Ia cemas sidik jarinya tertinggal pada plastik pembungkus.

    "Akhirnya dia meminta bantuan saksi kunci juga berinisial G itu membantu dia untuk mencari lagi, mengangkat mayat yang tadi, tapi dia bilang bahwa yang di dalam kantong plastik itu adalah bangkai anjing," ujar dia.

    Setelah berhasil diangkat, jasad itu dibungkus ulang dengan dua lapis kantong plastik hitam, lalu kembali dibuang di lokasi yang sama. Aksi inilah yang kini turut didalami penyidik untuk menentukan sejauh apa peran saksi G dalam perkara tersebut.

    "Tapi untuk sementara kami yang memutuskan untuk menjadi tersangka adalah si ayah tirinya, AI itu sendiri. Kami masih melakukan pendalaman, itulah kami masih butuh waktu. Pendalaman lagi keterangan-keterangan, keterlibatannya sampai di mana. Apalagi tadi dia sudah bilang bahwa yang dia sampaikan bahwa itu adalah bangkai anjing, bukan mayat atau jenazah," kata dia.

    [FULL] Emosi Adian PDIP Sampai Tunjuk-Tunjuk Semprot Purbaya Soal Thrifting: Negara ini Gagal!

    Berita Terbaru
    Komentar
    Additional JS