Lebanon Siap Hadapi Serangan Israel, Hizbullah Beri Pujian - Tribunnews
Lebanon Siap Hadapi Serangan Israel, Hizbullah Beri Pujian - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Lebanon Joseph Aoun menginstruksikan tentara negaranya untuk menghadapi setiap serangan Israel ke wilayah selatan.
Perintah itu muncul setelah meninggalnya seorang pria Lebanon dalam serangan Israel dan penyerbuan gedung pemerintahan Kota Blida pada Rabu (29/10/2025) malam, meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat.
Presiden Lebanon mengatakan serangan Israel merupakan bagian dari serangkaian praktik agresif Israel.
"Agresi tersebut terjadi sehari setelah pertemuan komite pemantau perjanjian penghentian permusuhan (mekanisme), yang seharusnya tidak hanya sekadar mencatat fakta, melainkan berupaya mengakhirinya dengan menekan Israel dan mendesaknya untuk mematuhi perjanjian November lalu dan menghentikan pelanggarannya terhadap kedaulatan Lebanon," kata Joseph Aoun, Kamis (30/10/2025).
Sementara itu, tentara Lebanon mengatakan apa yang dilakukan tentara Israel di Blida, Lebanon selatan, merupakan tindakan kriminal, pelanggaran kedaulatan Lebanon, dan pelanggaran perjanjian penghentian permusuhan.
"Kami telah meminta komite yang mengawasi penghentian permusuhan untuk mengakhiri pelanggaran Israel yang sedang berlangsung," lanjutnya.
Lebanon menambahkan klaim dan dalih yang dibuat oleh tentara Israel tidak berdasar dan bertujuan untuk membenarkan pelanggaran yang dilakukannya terhadap Lebanon dan rakyat Lebanon.
Sebelumnya, Israel mengklaim serangannya menargetkan gedung pemerintahan Kota Blida di Lebanon selatan yang digunakan oleh militan.
Militer Israel dalam pernyataannya mengklaim gedung yang menjadi targetnya di Blida tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan militan oleh Hizbullah dengan kedok infrastruktur sipil, lapor Al Jazeera.
Hizbullah Puji Pemerintah Lebanon
Partai politik Hizbullah, yang juga memiliki sayap militer, memuji sikap Presiden Lebanon yang meminta tentara untuk menghadapi serangan Israel.
Hizbullah menyerukan dukungan bagi tentara Lebanon dengan segala cara untuk memperkuat kemampuan pertahanannya dan memberikan perlindungan politik untuk menghadapi Israel.
Dalam pernyataannya, Hizbullah juga meminta pemerintah Lebanon untuk mengambil langkah berbeda dari apa yang telah dilakukannya selama 11 bulan terakhir, dan menuntut agar pemerintah menyetujui rencana untuk menghentikan serangan Israel.
Menurut Hizbullah, sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS), memberikan lampu hijau bagi Israel untuk meningkatkan tekanan pada Lebanon agar melaksanakan agenda yang tidak sejalan dengan kepentingan nasionalnya.
Kelompok itu menekankan serangan Israel di Blida dilakukan dengan keterlibatan Amerika Serikat.
Sebelumnya pada Kamis pagi, pasukan Israel memasuki Lebanon selatan dan membunuh seorang karyawan di dalam gedung pemerintahan Blida tempat karyawan tersebut sedang tidur.
Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah, yang telah berlaku sejak November tahun lalu, lebih dari 4.500 kali, yang mengakibatkan ratusan kematian dan orang terluka.
Israel menentang perjanjian tersebut dengan melanjutkan pendudukannya atas lima bukit Lebanon di selatan yang direbutnya dalam perang terakhir, selain wilayah Lebanon lain yang telah didudukinya selama beberapa dekade.
Perjanjian itu ditandatangani pada 27 November 2024 untuk menghentikan serangan di perbatasan yang semakin meningkat sejak Hizbullah meluncurkan roket ke Israel pada 8 Oktober 2023 sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang menghadapi serangan Israel.
Israel yang telah lama bermusuhan dengan Hizbullah yang dianggap sebagai proksi Iran, meluncurkan serangan di Lebanon selatan yang disebut sebagai basis militer Hizbullah.
Serangan tersebut meluas hingga ke Beirut, dengan dalih menargetkan para pemimpin Hizbullah.
Setelah lebih dari satu tahun saling serang, kedua pihak sepakat untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat, dengan dukungan dari Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Setidaknya lebih dari 4.000 orang tewas dan lebih dari 17.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di Lebanon sejak tahun 2023 hingga November 2024, dikutip dari Anadolu Agency.
Namun, Israel dan Hizbullah saling menuduh atas pelanggaran perjanjian yang mengancam keamanan dan kedamaian di perbatasan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)