Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Featured Konflik Rusia Ukraina Rusia Ukraina

    Menlu AS Disebut Keceplosan Proposal 28 Poin Perdamaian Ukraina Adalah Pesanan Rusia - SindoNews

    3 min read

     

    Menlu AS Disebut Keceplosan Proposal 28 Poin Perdamaian Ukraina Adalah Pesanan Rusia

    Minggu, 23 November 2025 - 12:16 WIB

    Para senator AS klaim Menlu Marco Rubio telah keceplosan dengan mengatakan kepada mereka bahwa proposal perdamaian Ukraina dari AS merupakan pesanan Rusia. Foto/Tyler Hicks/The New York Times
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Sekelompok senator Amerika Serikat (AS) mengeklaim Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio telah keceplosan dengan mengatakan kepada mereka bahwa proposal perdamaian Ukraina usulan pemerintah Donald Trump tak ubahnya sebagai "pesanan" Rusia.

    Proposal 28 poin untuk mengakhiri perang Moskow-Kyiv itu mencakup tekanan kepada Ukraina untuk merelakan wilayah-wilayahnya yang telah direbut Rusia.

    Presiden AS Donald Trump telah mendorong proposal tersebut, menekan Ukraina untuk menerimanya dalam beberapa hari. Para negosiator akan bertemu di Swiss pada hari Minggu (23/11/2025).

    Baca Juga: Wapres AS Sebut Ukraina Menang Perang atas Rusia Adalah Fantasi

    Namun, setelah badai kritik bahwa proposal tersebut hampir sepenuhnya menguntungkan Moskow, beberapa senator AS angkat bicara. Mereka mengadakan konferensi pers di Forum Keamanan Internasional Halifax di Nova Scotia, Kanada, pada hari Sabtu.

    Para senator—Mike Rounds dari Partai Republik, Angus King dari Partai Independen, dan Jeanne Shaheen dari Partai Demokrat—mengatakan Rubio memberi tahu mereka bahwa proposal Ukraina saat ini bukanlah posisi resmi AS, melainkan hanya "daftar keinginan Rusia".

    "Yang dia (Rubio) katakan kepada kami adalah bahwa ini bukanlah proposal Amerika. Ini adalah proposal yang diterima oleh seseorang...yang mewakili Rusia dalam proposal ini. Proposal ini diberikan kepada Witkoff," kata Rounds, merujuk pada utusan diplomatik Trump, Steve Witkoff.

    "Ini bukan rekomendasi kami. Ini bukan rencana perdamaian kami," ujarnya.

    King menguatkan komentar tersebut, dengan mengatakan "rencana 28 poin yang bocor—yang menurut Menteri Rubio bukanlah posisi pemerintah—pada dasarnya adalah daftar keinginan Rusia yang sekarang sedang diajukan kepada Eropa dan Ukraina."

    Rubio, melalui unggahan di X, membantah klaim para senator tersebut.

    "Proposal perdamaian itu disusun oleh AS," tulis Rubio pada Sabtu malam.

    “Rencana ini ditawarkan sebagai kerangka kerja yang kuat untuk negosiasi yang sedang berlangsung. Rencana ini didasarkan pada masukan dari pihak Rusia. Namun, rencana ini juga didasarkan pada masukan sebelumnya dan yang sedang berlangsung dari Ukraina," paparnya.

    Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri, Tommy Pigott, juga membantah klaim para senator tersebut, membagikan sebuah unggahan di X yang mengutip komentar King.

    “Ini jelas-jelas salah,” tulis Pigott. “Seperti yang selalu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Rubio dan seluruh pemerintahan, rencana ini disusun oleh Amerika Serikat, dengan masukan dari Rusia dan Ukraina.”

    Namun, Shaheen mengatakan bahwa dia dan Rounds berbicara dengan Rubio melalui panggilan telepon bersama saat diplomat tertinggi AS tersebut sedang dalam perjalanan ke Jenewa untuk putaran negosiasi terakhir dengan para pejabat Ukraina.

    Rounds mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya telah meminta untuk berbicara dengan Rubio mengenai kekhawatiran mereka terhadap rencana tersebut.

    "Dalam panggilan telepon tersebut, Rubio sangat jujur tentang hal itu,” ujarnya.

    “Rencana ini sepertinya bukan sesuatu yang biasanya keluar dari pemerintah kami, terutama cara penulisannya. Rencana ini lebih terlihat seperti ditulis dalam bahasa Rusia sejak awal,” kata Rounds.

    King menekankan bahwa rencana tersebut seharusnya tidak memberi imbalan kepada Moskow atas invasinya.

    "Semua orang ingin perang ini berakhir, tetapi kami ingin perang ini berakhir dengan perdamaian yang adil dan setara yang menghormati integritas dan kedaulatan Ukraina, tidak memberi imbalan atas agresi, dan juga memberikan jaminan keamanan yang memadai," ujarnya, seperti dikutip AFP.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS