Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa NATO Spesial

    NATO Bisa Lumpuhkan Jet-jet Tempur Rusia Tanpa Senjata Canggih, Ini Caranya, - SindoNews

    3 min read

     

    NATO Bisa Lumpuhkan Jet-jet Tempur Rusia Tanpa Senjata Canggih, Ini Caranya

    Selasa, 11 November 2025 - 08:49 WIB


    NATO bisa melumpuhkan jet-jet tempur Rusia tanpa harus bertempur dengan senjata canggih. Caranya dengan memperketat sanksi. Foto/TASS
    A
    A
    A
    LONDON - Negara-negara NATO mampu melumpuhkan jet-jet tempur Sukhoi Rusia tanpa harus bertempur dengan senjata canggih. Caranya adalah dengan mengeksploitasi titik lemah dalam rantai pasokan untuk jet-jet tempur Moskow, termasuk dengan memperketat sanksi, ketika Ukraina sibuk menyerang fasilitas industri negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin terebut.

    "Meskipun industri pertahanan dalam negerinya kuat, Moskow memiliki ketergantungan tingkat tinggi pada bahan dan suku cadang impor untuk terus memproduksi pesawat tempurnya," tulis Jack Watling dan Nikolay Staykov, penulis untuk lembaga think tank Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di Inggris, dalam sebuah analisis yang dilihat oleh Newsweek, yang akan diterbitkan pada Selasa (11/11/2025).

    Menurut para analis tersebut, Rusia rentan terhadap gangguan dan keterlambatan dalam pemompaan dan perawatan pesawat, yang dapat menjadi sasaran sanksi baru Barat.

    Baca Juga: Pasukan Operasi Khusus Ukraina Klaim Ledakkan Sistem Rudal S-400 Rusia di Crimea

    Rusia sangat bergantung pada kekuatan udaranya selama hampir empat tahun invasi skala penuh ke Ukraina, meskipun pengamat Barat menilai kinerjanya kurang memuaskan.

    Jet-jet tempur Rusia sering menghantam Ukraina dengan serangan udara yang merusak. Namun, Angkatan Udara Rusia relatif jarang terpukul dibandingkan dengan Angkatan Darat negara itu, yang hancur akibat serangan berlarut-larut di Ukraina timur.

    Biro desain Sukhoi bertanggung jawab atas produksi sebagian besar kekuatan udara Rusia yang masih beroperasi, termasuk pesawat tempur siluman Su-57 milik Kremlin yang jarang terlihat. Sukhoi yang berkantor pusat di Moskow bergabung dengan beberapa perusahaan pertahanan lain di bawah naungan United Aircraft Corporation pada tahun 2022.

    Laporan RUSI merujuk pada pesawat Sukhoi yang masih diproduksi, yaitu Su-30MK, Su-30SM, Su-34, Su-35S, dan Su-57. Moskow juga mengoperasikan jenis pesawat lain, termasuk pesawat pengebom strategis Tu-95 dan pesawat angkut Il-78.

    Menurut para analis, Rusia kesulitan menemukan pengganti material dan peralatan yang diimpornya dari luar negeri, dan justru meningkatkan ketergantungannya pada impor di beberapa bidang. Negara-negara yang sebelumnya tertarik membeli pesawat Rusia kini memilih tawaran dari China atau NATO, seperti India yang memilih jet Rafale Prancis.

    “Anggota NATO perlu mempertimbangkan tawaran mereka untuk bersaing dengan Rusia dan yang lebih penting, China, di negara-negara yang harus segera mengganti armada udara tempur yang menua,” kata para pakar dalam analisis mereka.

    Pesawat tempur Rusia tidak dapat menandingi kemampuan rival-rival NATO atau pun China, menurut para analis. "Tetapi pesawat-pesawat itu masih menjalankan fungsi-fungsi penting di medan perang sehingga prevalensi dan pengembangannya yang berkelanjutan harus menjadi perhatian NATO," lanjut para pakar RUSI tersebut.

    Sanksi yang menargetkan pemasok di rantai pasokan Sukhoi, jika dilaksanakan dengan benar, dapat memutus akses Rusia ke sumber peralatan utama di Eropa, imbuh laporan RUSI.

    Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah menjatuhkan berbagai paket sanksi kepada Rusia terkait perang di Ukraina.

    Presiden AS Donald Trump, yang tampaknya frustrasi dengan lambatnya kemajuan perundingan damai Ukraina, menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia bulan lalu ketika Uni Eropa meluncurkan paket sanksi ke-19. Trump juga telah mengenakan tarif tambahan kepada India karena pembelian minyak Rusia.

    Ukraina kemungkinan akan mengincar fasilitas militer Rusia yang vital untuk menopang manufaktur kedirgantaraan sebagai bagian dari kampanye serangannya terhadap aset-aset Rusia yang bernilai tinggi, menurut para analis RUSI. "Hal ini akan menghadirkan peluang bagi mitra internasional Ukraina untuk mengganggu kemampuan Rusia dalam memperoleh peralatan mesin pengganti," lanjut laporan RUSI.

    Kyiv terus-menerus menargetkan berbagai jenis lokasi yang terkait dengan industri militer Moskow, mulai dari depot bahan bakar hingga kilang yang mendanai upaya perangnya, hingga pabrik kimia yang mengolah pasokan amunisi.

    Negara-negara Barat juga dapat mendorong para pakar top Rusia untuk meninggalkan negara itu, yang akan menguras keahlian Rusia, menurut laporan RUSI. Meragukan keandalan jet-jet tempur tersebut pada akhirnya dapat menghancurkan penjualan yang seringkali bernilai ratusan juta—atau miliaran—dolar.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS