Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Demensia Featured Istimewa Jantung Kesehatan Spesial

    Penelitian Ungkap Hubungan Antara Kesehatan Jantung dan Risiko Demensia - Media Indonesia

    3 min read

     

    Penelitian Ungkap Hubungan Antara Kesehatan Jantung dan Risiko Demensia

    Bimo Aria Seno
    14/11/2025 22:10


    Penelitian Ungkap Hubungan Antara Kesehatan Jantung dan Risiko Demensia
    Ilustrasi pengidap demensia. (freepik)

    MASALAH jantung pada usia paruh baya dapat meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Temuan ini berasal dari penelitian yang melibatkan sekitar 6.000 peserta, dan menunjukkan hubungan antara kerusakan jantung dan demensia.

    Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa individu yang pada akhirnya terdiagnosis demensia tercatat memiliki kadar troponin (protein penanda kerusakan otot jantung) lebih tinggi hingga 25 tahun sebelum diagnosis. Peserta dengan tingkat troponin tinggi pada awal penelitian juga tercatat memiliki kemungkinan sekitar 38 persen lebih besar untuk mengalami demensia.

    Penulis utama studi, Profesor Eric Brunner dari University College London, menjelaskan bahwa perubahan pada otak penderita demensia berkembang secara bertahap selama beberapa dekade. Ia menekankan pentingnya pengendalian faktor risiko yang umum dijumpai pada penyakit jantung, stroke, dan demensia sejak usia paruh baya, seperti tekanan darah tinggi. Menurutnya, upaya menjaga kesehatan jantung dapat memperlambat, bahkan mencegah perkembangan demensia.

    Baca juga : 

    Troponin selama ini digunakan tenaga medis sebagai indikator ketika seorang pasien dicurigai mengalami gangguan jantung. Namun, peningkatan kadar protein tanpa gejala yang jelas dapat menandakan adanya kerusakan kronis pada otot jantung atau gangguan fungsi jantung lain. Kerusakan tersebut dapat berimbas pada aliran darah ke otak, mengurangi suplai oksigen, dan pada akhirnya melemahkan jaringan saraf.

    Data penelitian diambil dari proyek Whitehall II, sebuah studi besar yang menelusuri kesehatan ribuan pegawai pemerintah Inggris sejak 1985. Setiap peserta menjalani pemeriksaan troponin ketika berusia antara 45 hingga 69 tahun, dan kemudian dipantau selama rata-rata 20 tahun. Dari ribuan peserta itu, sebanyak 695 orang akhirnya menerima diagnosis demensia.

    “Temuan awal ini, membuka peluang troponin dijadikan bagian dari risiko yang mampu membantu dokter mendeteksi potensi demensia lebih dini, kata Prof Brunner. Ia menambahkan, bahwa penelitian lanjutan tetap diperlukan untuk memastikan seberapa akurat kadar troponin dapat digunakan sebagai penanda risiko demensia.  

    Profesor Bryan Williams, ilmuwan dan petugas medis di British Heart Foundation, yang turut mendanai riset ini, menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut menegaskan keterkaitan erat antara kesehatan jantung dan fungsi otak. Ia menilai, menjaga tekanan darah, mengelola kolesterol, rutin beraktivitas fisik, mempertahankan berat badan ideal, serta menghindari kebiasaan merokok merupakan strategi penting untuk mendukung kesehatan otak hingga usia tua.

    Sumber: the-express.com

    Komentar
    Additional JS