Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza Istimewa Konflik Timur Tengah Palestina Spesial

    Warga Palestina Menderita Akibat Hujan Deras Banjiri Kamp-kamp Tenda di Gaza - SINDOnews

    3 min read

     

    Warga Palestina Menderita Akibat Hujan Deras Banjiri Kamp-kamp Tenda di Gaza

    Sabtu, 15 November 2025 - 08:18 WIB


    Hujan deras membanjiri jalan-jalan dan tenda-tenda di Kota Gaza pada 14 November 2025. Foto/Abdel Qader Sabbah
    A
    A
    A
    GAZA - Warga-warga Palestina yang terlantar terguncang setelah hujan deras membanjiri tenda-tenda mereka di kamp-kamp pengungsian sementara di Kota Gaza. Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pembatasan bantuan oleh Israel menyebabkan ratusan ribu keluarga kehilangan tempat tinggal yang layak.

    Abdulrahman Asaliyah, seorang pria Palestina yang terlantar, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Jumat (14/11/2025) bahwa kasur, pakaian, dan barang-barang milik penduduk lainnya basah kuyup oleh banjir.

    “Kami meminta bantuan, untuk tenda-tenda baru yang setidaknya dapat melindungi orang-orang dari dinginnya musim dingin,” ujar dia.

    Dia menjelaskan hampir dua lusin orang telah bekerja berjam-jam untuk mengalirkan air dari daerah tersebut.

    “Hujan musim dingin ini adalah berkah dari Tuhan, tetapi ada keluarga yang tidak lagi menginginkannya turun, karena khawatir akan nyawa anak-anak mereka dan kelangsungan hidup mereka sendiri,” papar Asaliyah.

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan banjir hari Jumat terutama berdampak pada warga Palestina di utara Jalur Gaza, tempat ratusan ribu orang telah kembali setelah perjanjian gencatan senjata bulan lalu antara Israel dan Hamas.

    Banjir juga dilaporkan terjadi di Deir el-Balah, Gaza tengah, menurut badan penyelamat tersebut, yang mendesak masyarakat internasional berbuat lebih banyak guna "menangani penderitaan" warga Palestina yang rumahnya hancur dalam perang dua tahun Israel di wilayah kantong tersebut.

    "Kami mendesak pengiriman cepat rumah, karavan, dan tenda kepada keluarga-keluarga pengungsi ini untuk membantu meringankan penderitaan mereka, terutama karena kita berada di awal musim dingin," ungkap dia.

    Meskipun gencatan senjata 10 Oktober telah memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Jalur Gaza, PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan lainnya mengatakan warga Palestina masih kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya yang memadai, termasuk tempat tinggal.

    Kelompok-kelompok bantuan yang bekerja untuk menyediakan bantuan tempat tinggal di wilayah Palestina yang diduduki mengatakan pada awal November bahwa sekitar 260.000 keluarga Palestina, yang berjumlah hampir 1,5 juta orang, berada dalam kondisi rentan menjelang musim dingin.

    Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pekan ini bahwa mereka memiliki persediaan tempat tinggal yang cukup untuk membantu sebanyak 1,3 juta warga Palestina.

    Namun, UNRWA mengatakan Israel terus menghalangi upayanya membawa bantuan ke Gaza meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, yang menetapkan bantuan kemanusiaan harus dikirimkan kepada warga Palestina yang membutuhkan.

    “Kita memiliki peluang yang sangat kecil untuk melindungi keluarga dari hujan dan dinginnya musim dingin,” ungkap Angelita Caredda, direktur Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), dalam pernyataan pada 5 November.

    Melaporkan dari Deir el-Balah pada hari Jumat, Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan warga Palestina di seluruh Gaza telah menyuarakan kekhawatiran bahwa musim dingin ini akan sangat sulit karena kurangnya tempat tinggal yang aman.

    "Hujan hanya turun beberapa menit – sekitar 30 menit … (dan) mereka benar-benar terendam banjir," ujarnya. "Tenda mereka sangat rapuh dan usang; mereka telah menggunakannya selama dua tahun terakhir."

    Ia menambahkan sebagian besar warga Palestina tidak punya pilihan lain selain tetap tinggal di kamp tenda atau tempat penampungan yang penuh sesak, meskipun menghadapi kesulitan.

    "Kami sudah melihat anak-anak Palestina berjalan tanpa alas kaki. Mereka tidak punya pakaian musim dingin. Mereka tidak punya selimut. Dan di saat yang sama, bantuan yang datang … dibatasi," ungkap Khoudary.

    Kembali di Kota Gaza, seorang pengungsi Palestina lainnya yang terdampak hujan lebat, Abu Ghassan, mengatakan ia dan keluarganya "tidak lagi memiliki kehidupan normal".

    "Saya mengangkat kasur agar anak-anak tidak basah kuyup," ungkap dia kepada Al Jazeera. "Tapi anak-anak kecil sudah basah kuyup di sini. Kami bahkan tidak punya tenda yang layak."

    Baca juga: India Buka Pangkalan Udara di Dekat China, Bisa untuk Pesawat Angkut Besar dan Jet Tempur
    (sya)
    Komentar
    Additional JS