Puluhan Anggota Banser Masih Siaga di Kantor PBNU Buntut Isu Pemakzulan Gus Yahya - Tribunnews.
Puluhan Anggota Banser Masih Siaga di Kantor PBNU Buntut Isu Pemakzulan Gus Yahya - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) masih siaga di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senen, Jakarta Pusat, Minggu (30/11/2025).
Terlihat mereka mengenakan seragam loreng khasnya berjaga di bagian luar, halaman, hingga lobby gedung PBNU.
Seorang petugas keamanan kantor PBNU, Zamhari menyebut pengamanan dari Banser ini menyusul adanya konflik internal para pengurus di organisasi masyarakat (ormas) islam tersebut.
"(Hari-hari biasa) Enggak ada pengamanan dari Banser. cuma karena itu aja yang beberapa hari terakhir terjadi (konflik internal PBNU)," kata Zamhari kepada Tribunnews.com, Minggu.
Ia mengatakan pengerahan personel Banser ini memang sudah dilakukan sejak sepekan.
Selain itu, aparat kepolisian juga secara rutin masih mendatangi Kantor PBNU untuk melakukan patroli.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan buntut adanya konflik internal PBNU tersebut.
"Enggak sampai kalau ratusan. Paling puluhan aja. Kalau itu kan ada komandan Bansernya," jelasnya.
Karangan Bunga
Tak hanya itu, puluhan karangan bunga membanjiri halaman kantor PBNU.
Pantauan Tribunnews.com, sejumlah karangan bunga itu berisikan dukungan atas rotasi sejumlah jabatan strategis di tubuh kepengurusan harian Tanfidziyah.
"Selamat dan sukses atas rotasi Tanfidziyah PBNU, jalan menuju islah," tulis dalam satu karangan bunga dari LP Maarif NU.
Dari sejumlah karangan bunga yang terpasang, salah satunya adalah ucapan terhadap orang-orang yang dirotasi, salah satunya untuk Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBNU, menjadi Ketua PBNU.
Selain itu, terdapat pula karangan bunga berisi ucapan kepada sejumlah pejabat PBNU lain yang juga masuk dalam rotasi tersebut.
Mobil pengangkut karangan bunga pun terus berdatangan ke Kantor PBNU hingga minggu siang.
Seorang sekuriti Kantor PBNU, Zamhari mengatakan jika karangan bunga itu baru saja berdatangan ke kantor PBNU.
Adapun ia membenarkan soal ucapan kepada orang-orang yang dirotasi di tengah konflik internal PBNU.
"Iya (karangan bunga) baru itu. Tadi baru datang lagi," kata Zamhari.
Meski begitu, Zamhari tak mau terbuka soal apakah Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan pengurus lainnya masih berkantor atau tidak sampai saat ini.
Gus Yahya Rotasi Pengurus PBNU
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya melakukan rotasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Jumat (28/11/2025).
Gus Yahya, mengatakan rotasi dilakukan karena PBNU saat ini tengah mengalami fase turbulensi internal.
Turbulensi organisasi itu, menurut Gus Yahya, berupa adanya sejumlah klaster kerja yang tersendat, terutama di lingkungan Sekretariat Jenderal dan kebendaharaan, termasuk terhambatnya pengesahan sejumlah surat keputusan (SK) hingga lebih dari setahun.
Ada lima orang yang dilakukan rotasi jabatan di antaranya:
1. KH Mashuri Malik dari Ketua PBNU menjadi Wakil Ketua Umum PBNU.
2. H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dari Sekretaris Jenderal PBNU menjadi Ketua PBNU.
3. H Gudfan Arif dari Bendahara Umum PBNU menjadi Ketua PBNU.
4. H Amin Said Husni dari Wakil Ketua Umum PBNU menjadi Sekretaris Jenderal PBNU.
5. H Sumantri dari Bendahara menjadi Bendahara Umum PBNU.
Isu Pemakzulan
Rotasi tersebut dilakukan di tengah menyeruaknya isu pemakzulan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyatakan jika Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB.
Gus Yahya pun merespons isu tersebut dengan menyatakan bahwa rapat harian Syuriyah PBNU tidak memiliki dasar hukum untuk memberhentikan dirinya sebagai ketua umum.
"Apabila dikaitkan dengan pemberhentian mandataris, maka rapat harian Syuriyah tidak memiliki legal standing karena rapat harian Syuriyah tidak berhak, tidak berhak memberhentikan mandataris," kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta, Minggu (23/11/2025) malam.
Ia menjelaskan, rapat harian Syuriyah hanya bersifat mengikat bagi jajaran Syuriyah yang telah ditetapkan dalam AD/ART organisasi.
Karena itu, keputusan yang menyangkut pihak di luar struktur Syuriyah tidak berada dalam kewenangan forum tersebut.
"Jadi, apapun yang diputuskan mengenai siapapun di luar jajaran Syuriyah itu di luar jurisdiksinya," ucap Gus Yahya.
Menurut Gus Yahya, untuk memberhentikan pengurus lembaga di lingkungan PBNU pun rapat harian Syuriyah tidak memiliki kewenangan, apalagi untuk memberhentikan mandataris Muktamar.
"Maka apa yang sebagai keputusan rapat harian Syuriyah beberapa hari yang lalu, ya tidak bisa dieksekusi, tidak bisa mengikat, dan tidak akan ada ujungnya," tegasnya.
Ia menilai dinamika yang muncul belakangan ini lebih berupa kegaduhan tanpa arah yang jelas.
"Yang ada cuma ya keributan keributan yang tidak jelas arahnya, dan itu bisa dilihat dengan gamblang sekali," imbuh Gus Yahya.