Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Konflik Rusia Ukraina Perancis Rafale Ukraina

    Rusia Bilang 100 Jet Tempur Rafale Prancis Tak Bisa Menolong Ukraina - SINDOnews

    2 min read

     

    Rusia Bilang 100 Jet Tempur Rafale Prancis Tak Bisa Menolong Ukraina

    views: 

    Rusia menilai rencana Ukraina membeli 100 jet tempur Rafale buatan Prancis tak akan bisa menolongnya dalam perang. Foto/ESD
    MOSKOW - Pemerintah Rusia menilai rencana Ukraina membeli 100 jet tempur Rafale Prancis tetap tidak akan bisa menolong Kyiv dalam mengubah situasi di medan perang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan upaya itu tidak akan menguntungkan Kyiv.

    Pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani surat perjanjian untuk pembelian 100 jet tempur Rafale oleh Kyiv selama dekade mendatang.

    Kedua belah pihak belum memberikan detail apa pun tentang jadwal pengiriman atau mekanisme pembiayaan kesepakatan tersebut. Perjanjian awal juga mencakup pembelian delapan baterai pertahanan udara SAMP/T generasi baru yang saat ini sedang dikembangkan, amunisi berpemandu presisi AASM Hammer, drone, dan radar buatan Prancis.

    Baca Juga: Ukraina Akan Dapatkan 100 Jet Tempur Rafale Prancis untuk Perang Melawan Rusia

    "Apa pun pesawat tempur yang dijual kepada rezim Kyiv, itu tidak akan mengubah situasi di garis depan atau dinamika medan perang," ujar Peskov kepada para wartawan.

    Dia menyesalkan bahwa Paris terus mempersenjatai rezim Kyiv. "Yang dengan demikian memicu konflik, dan sama sekali tidak berkontribusi pada upaya perdamaian," ujarnya, seperti dikutip dari Russia Today.

    Rafale, jet tempur multiperan tercanggih Prancis, diperkirakan menelan biaya sekitar €100 juta (USD116 juta) per pesawat. Pengadaan 100 jet pada akhirnya dapat menelan biaya hingga €15 miliar, menurut laporan media Prancis yang mengutip perkiraan berdasarkan kontrak sebelumnya.

    Belum jelas bagaimana Ukraina akan membayar senjata-senjata tersebut, sementara para pejabat di Brussel kesulitan mencari cara untuk terus mendanai upaya perang Kyiv yang kekurangan dana. Kyiv mendesak sponsor Baratnya untuk mendapatkan pinjaman sebesar €140 miliar (USD162 miliar) yang didukung oleh aset Rusia yang dibekukan. Moskow mengecam pembekuan aset tersebut sebagai "pencurian."

    Belgia, tempat sebagian besar uang tersebut disimpan, telah menolak rencana tersebut karena risiko finansial dan hukum. Inisiatif kontroversial ini didasarkan pada asumsi bahwa Moskow pada akhirnya akan membayar ganti rugi kepada Ukraina, sebuah hasil yang secara luas dianggap tidak mungkin.

    Skandal korupsi yang sedang berlangsung di Ukraina juga telah memicu kritik di kalangan pejabat Uni Eropa dan memicu seruan untuk mengurangi bantuan ke Kyiv.

    Pekan lalu, badan antikorupsi Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah mengungkap skema suap senilai USD100 juta yang melibatkan rekan-rekan Zelensky di sektor energi, yang sebagian besar didanai oleh bantuan Barat.

    Moskow secara konsisten mengkritik pengiriman senjata Barat ke Ukraina, dengan alasan bahwa hal itu memperpanjang konflik tanpa mengubah hasilnya.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS