Rusia Serang Ukraina Besar-besaran meski Sedang Didamaikan AS - SINDOnews.com
3 min read
Rusia Serang Ukraina Besar-besaran meski Sedang Didamaikan AS
Selasa, 25 November 2025 - 11:27 WIB
Rusia serang Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya secara besar-besaran dengan rudal dan drone. Serangan terjadi saat AS sedang mendamaikan kedua negara tersebut. Foto/Layanan Darurat Negara Ukraina
A
A
A
KYIV - Militer Rusia telah meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya pada Selasa (25/11/2025). Gelombang serangan dengan rudal balistik Kinzhal dan drone Shahed tersebut menargetkan infrastruktur penting dan permukiman.
Kementerian Energi Ukraina menggambarkan serangan Rusia semalam sebagai "serangan gabungan besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur energi."
Setidaknya satu orang di Kyiv tewas dan tujuh lainnya luka-luka, menurut Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko. Jumlah korban dan kerusakan yang sebenarnya masih didata.
Baca Juga: Trump Marahi Zelensky Lagi: Tak Ada Rasa Terima Kasih atas Bantuan AS
Sebelum serangan rudal dan drone Moskow terjadi, Angkatan Udara Ukraina mengumumkan ancaman serangan rudal di seluruh negeri setelah pesawat pengebom MiG-31 terekam lepas landas dari lapangan udara Rusia.
Ledakan keras awalnya dilaporkan di Kyiv sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat dan kemudian berulang kali terjadi selama satu jam berikutnya, menurut laporan Kyiv Independent.
Pihak berwenang Kyiv memperingatkan adanya ancaman rudal balistik di ibu kota Ukraina; Kyiv, dan mengatakan bahwa sistem pertahanan udara sedang beroperasi di kota tersebut.
Di distrik Pecherskyi, beberapa bangunan tempat tinggal bertingkat rusak dan terbakar, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko. Sebelumnya, Kyiv Independent melaporkan aktivitas drone di lingkungan tersebut.
Salah satu target drone Rusia itu adalah sebuah gedung apartemen 22 lantai, yang mengalami kerusakan di beberapa lantai.
Sebuah bangunan tempat tinggal 9 lantai di distrik Dniprovskyi juga terbakar, yang mengakibatkan korban luka dan operasi penyelamatan darurat. Satu orang tewas. Kebakaran di lokasi telah dilokalisasi dan petugas penyelamat masih mencari korban lainnya yang mungkin terjebak, menurut Layanan Darurat Negara Ukraina.
Sebuah garasi di distrik tersebut juga terbakar, kata pihak berwenang.
Di luar ibu kota, serangan Rusia menargetkan rumah dan apartemen di Oblast Kyiv, yang memicu evakuasi darurat. Empat rumah di kota Bila Tserkva "hancur total", lapor Layanan Darurat Negara. Seorang remaja berusia 14 tahun terluka.
Aktivitas rudal dan pesawat nirawak juga dilaporkan di wilayah lain, termasuk Zaporizhzhia dan Kharkiv.
Rusia secara rutin melancarkan serangan massal ke kota-kota Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, Moskow telah mengintensifkan serangannya terhadap infrastruktur energi dalam upaya untuk menjerumuskan Ukraina ke dalam musim dingin yang keras.
Serangan nyaris tanpa henti terhadap fasilitas-fasilitas penting dan sistem pemanas Ukraina terjadi saat Amerika Serikat (AS) berupaya mendamaikan Rusia dan Ukraina. AS telah mengajukan proposal perdamaian, yang dianggap para pakar sebagian besar menguntungkan Rusia.
"Ini musim dingin yang dingin dan banyak pembangkit listrik besar telah diserang, secara halus, secara halus," kata Presiden AS Donald Trump pada 21 November lalu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memperingatkan rakyat Ukraina untuk mengantisipasi serangan lanjutan di tengah negosiasi perdamaian yang sedang berlangsung—dan mendesak mitra internasional untuk memperhatikan ketidakpedulian Rusia terhadap diplomasi.
"Kita juga harus menyadari bahwa Rusia tidak akan mengurangi tekanan pada kita, pada Ukraina, pada rakyat kita," kata Zelensky beberapa jam sebelum Rusia meluncurkan rudal balistik ke Kyiv.
"Saat ini, minggu-minggu ini, kita harus sangat waspada terhadap peringatan serangan udara dan semua ancaman serangan serupa. Kita memahami betul siapa yang kita hadapi...Dan akan adil bagi semua mitra kita—dan terutama bagi pihak Amerika—untuk mempertimbangkan ancaman bahwa...jika kita benar-benar mengakhiri perang, maka seharusnya tidak ada rudal, tidak ada serangan besar-besaran terhadap Ukraina, terhadap rakyat kita," paparnya.
Kementerian Energi Ukraina menggambarkan serangan Rusia semalam sebagai "serangan gabungan besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur energi."
Setidaknya satu orang di Kyiv tewas dan tujuh lainnya luka-luka, menurut Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko. Jumlah korban dan kerusakan yang sebenarnya masih didata.
Baca Juga: Trump Marahi Zelensky Lagi: Tak Ada Rasa Terima Kasih atas Bantuan AS
Sebelum serangan rudal dan drone Moskow terjadi, Angkatan Udara Ukraina mengumumkan ancaman serangan rudal di seluruh negeri setelah pesawat pengebom MiG-31 terekam lepas landas dari lapangan udara Rusia.
Ledakan keras awalnya dilaporkan di Kyiv sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat dan kemudian berulang kali terjadi selama satu jam berikutnya, menurut laporan Kyiv Independent.
Pihak berwenang Kyiv memperingatkan adanya ancaman rudal balistik di ibu kota Ukraina; Kyiv, dan mengatakan bahwa sistem pertahanan udara sedang beroperasi di kota tersebut.
Di distrik Pecherskyi, beberapa bangunan tempat tinggal bertingkat rusak dan terbakar, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko. Sebelumnya, Kyiv Independent melaporkan aktivitas drone di lingkungan tersebut.
Salah satu target drone Rusia itu adalah sebuah gedung apartemen 22 lantai, yang mengalami kerusakan di beberapa lantai.
Sebuah bangunan tempat tinggal 9 lantai di distrik Dniprovskyi juga terbakar, yang mengakibatkan korban luka dan operasi penyelamatan darurat. Satu orang tewas. Kebakaran di lokasi telah dilokalisasi dan petugas penyelamat masih mencari korban lainnya yang mungkin terjebak, menurut Layanan Darurat Negara Ukraina.
Sebuah garasi di distrik tersebut juga terbakar, kata pihak berwenang.
Di luar ibu kota, serangan Rusia menargetkan rumah dan apartemen di Oblast Kyiv, yang memicu evakuasi darurat. Empat rumah di kota Bila Tserkva "hancur total", lapor Layanan Darurat Negara. Seorang remaja berusia 14 tahun terluka.
Aktivitas rudal dan pesawat nirawak juga dilaporkan di wilayah lain, termasuk Zaporizhzhia dan Kharkiv.
Rusia secara rutin melancarkan serangan massal ke kota-kota Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, Moskow telah mengintensifkan serangannya terhadap infrastruktur energi dalam upaya untuk menjerumuskan Ukraina ke dalam musim dingin yang keras.
Serangan nyaris tanpa henti terhadap fasilitas-fasilitas penting dan sistem pemanas Ukraina terjadi saat Amerika Serikat (AS) berupaya mendamaikan Rusia dan Ukraina. AS telah mengajukan proposal perdamaian, yang dianggap para pakar sebagian besar menguntungkan Rusia.
"Ini musim dingin yang dingin dan banyak pembangkit listrik besar telah diserang, secara halus, secara halus," kata Presiden AS Donald Trump pada 21 November lalu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memperingatkan rakyat Ukraina untuk mengantisipasi serangan lanjutan di tengah negosiasi perdamaian yang sedang berlangsung—dan mendesak mitra internasional untuk memperhatikan ketidakpedulian Rusia terhadap diplomasi.
"Kita juga harus menyadari bahwa Rusia tidak akan mengurangi tekanan pada kita, pada Ukraina, pada rakyat kita," kata Zelensky beberapa jam sebelum Rusia meluncurkan rudal balistik ke Kyiv.
"Saat ini, minggu-minggu ini, kita harus sangat waspada terhadap peringatan serangan udara dan semua ancaman serangan serupa. Kita memahami betul siapa yang kita hadapi...Dan akan adil bagi semua mitra kita—dan terutama bagi pihak Amerika—untuk mempertimbangkan ancaman bahwa...jika kita benar-benar mengakhiri perang, maka seharusnya tidak ada rudal, tidak ada serangan besar-besaran terhadap Ukraina, terhadap rakyat kita," paparnya.
(mas)