UNIFIL Ungkap Israel Bangun Tembok Beton yang Melintasi Wilayah Lebanon, Blokir Akses Warga - SINDOnews
2 min read
UNIFIL Ungkap Israel Bangun Tembok Beton yang Melintasi Wilayah Lebanon, Blokir Akses Warga
Sabtu, 15 November 2025 - 13:38 WIB
Tembok pembatas beton yang sedang dibangun tentara Israel antara desa Avivim di Israel utara dan wilayah Jal al-Deir di Lebanon. Tembok tersebut seharusnya dibangun di selatan Garis Biru, yang memisahkan Lebanon dan Isra. Foto/arabweekly
A
A
A
BEIRUT - MiliterIsrael telah membangun tembok beton di sepanjang perbatasan dekat desa Yaroun di Lebanon, melintasi Garis Biru, yang memblokir akses ke lebih dari 4.000 meter persegi (43.000 kaki persegi) wilayah Lebanon. Kabar itu diungkap Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon Selatan (UNIFIL) pada hari Jumat (14/11/2025).
"Pada bulan Oktober, pasukan penjaga perdamaian UNIFIL melakukan survei geospasial terhadap tembok beton berbentuk T yang didirikan Pasukan Israel (IDF) di barat daya Yaroun. Survei tersebut mengonfirmasi bahwa tembok tersebut melintasi Garis Biru, sehingga lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh rakyat Lebanon. UNIFIL memberi tahu IDF tentang temuan kami dan meminta mereka memindahkan tembok tersebut," ungkap bunyi pernyataan UNIFIL tersebut.
Pada bulan November, pasukan penjaga perdamaian merekam pembangunan tembok serupa lainnya di wilayah tersebut.
Rekaman menunjukkan sebagian dari struktur baru ini, di tenggara Yaroun, juga melintasi Garis Biru.
UNIFIL mengumumkan rencana untuk memberi tahu Israel secara resmi tentang temuan ini. “Tembok baru lainnya di antara desa Aitaroun dan Maroun El Ras terletak di selatan garis tersebut dan tidak mengandung pelanggaran,” ungkap UNIFIL.
"Kehadiran dan pembangunan Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas teritorial Lebanon. Kami kembali menyerukan kepada IDF untuk menghormati Garis Biru secara penuh dan menarik diri dari semua wilayah di utaranya," papar pernyataan tersebut.
Otoritas Lebanon telah berulang kali menyatakan Israel terus secara sistematis melanggar kedaulatan Lebanon, meskipun perjanjian gencatan senjata telah dicapai pada November 2024.
Militer Israel mempertahankan kehadirannya di lima titik strategis di Lebanon selatan, termasuk bagian utara desa Ghajar, yang oleh otoritas Lebanon dianggap sebagai pendudukan berkelanjutan dan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Baca juga: India Buka Pangkalan Udara di Dekat China, Bisa untuk Pesawat Angkut Besar dan Jet Tempur
"Pada bulan Oktober, pasukan penjaga perdamaian UNIFIL melakukan survei geospasial terhadap tembok beton berbentuk T yang didirikan Pasukan Israel (IDF) di barat daya Yaroun. Survei tersebut mengonfirmasi bahwa tembok tersebut melintasi Garis Biru, sehingga lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh rakyat Lebanon. UNIFIL memberi tahu IDF tentang temuan kami dan meminta mereka memindahkan tembok tersebut," ungkap bunyi pernyataan UNIFIL tersebut.
Pada bulan November, pasukan penjaga perdamaian merekam pembangunan tembok serupa lainnya di wilayah tersebut.
Rekaman menunjukkan sebagian dari struktur baru ini, di tenggara Yaroun, juga melintasi Garis Biru.
UNIFIL mengumumkan rencana untuk memberi tahu Israel secara resmi tentang temuan ini. “Tembok baru lainnya di antara desa Aitaroun dan Maroun El Ras terletak di selatan garis tersebut dan tidak mengandung pelanggaran,” ungkap UNIFIL.
"Kehadiran dan pembangunan Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas teritorial Lebanon. Kami kembali menyerukan kepada IDF untuk menghormati Garis Biru secara penuh dan menarik diri dari semua wilayah di utaranya," papar pernyataan tersebut.
Otoritas Lebanon telah berulang kali menyatakan Israel terus secara sistematis melanggar kedaulatan Lebanon, meskipun perjanjian gencatan senjata telah dicapai pada November 2024.
Militer Israel mempertahankan kehadirannya di lima titik strategis di Lebanon selatan, termasuk bagian utara desa Ghajar, yang oleh otoritas Lebanon dianggap sebagai pendudukan berkelanjutan dan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Baca juga: India Buka Pangkalan Udara di Dekat China, Bisa untuk Pesawat Angkut Besar dan Jet Tempur
(sya)