Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gaza Istimewa Spesial WHO

    WHO Ungkap Lebih dari 16.500 Orang di Gaza Butuh Perawatan Medis Mendesak - SINDOnews

    2 min read

     

    WHO Ungkap Lebih dari 16.500 Orang di Gaza Butuh Perawatan Medis Mendesak

    Jum'at, 07 November 2025 - 21:35 WIB

    Musa al-Shaer, bocah 11 tahun, terbaring di ranjang rumah sakit di Rumah Sakit Nasser pada 13 Agustus 2025 di Khan Yunis, Gaza, setelah terluka saat hendak mengambil makanan dari posko bantuan kemanusiaan di Rafah, Gaza selatan. Foto/Doaa Albaz/Anadolu Ag
    A
    A
    A
    JALUR GAZA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan lebih dari 16.500 orang di Gaza sangat membutuhkan perawatan medis. Dalam unggahan di X, Ghebreyesus membagikan informasi tentang evakuasi medis yang dilakukan dari Gaza.

    Ia mencatat WHO telah mengevakuasi 19 pasien kritis dan 93 pendamping dari Gaza ke Italia untuk perawatan medis, dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Italia atas solidaritas dan dukungannya.

    “Kami mendesak lebih banyak negara untuk menerima pasien dari Gaza, karena lebih dari 16.500 orang masih membutuhkan perawatan medis mendesak yang tidak tersedia di Jalur Gaza,” ujarnya.

    Ia juga menyerukan agar semua rute evakuasi—terutama yang dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur—dibuka untuk memfasilitasi pemindahan pasien yang membutuhkan.

    Sementara itu, Pusat Pertahanan Tahanan Palestina menuduh otoritas Israel melakukan serangkaian pelanggaran berat terhadap ribuan narapidana Palestina menyusul kesepakatan pertukaran narapidana baru-baru ini.

    Kelompok tersebut menggambarkan tindakan itu mengingatkan pada hukuman kolektif yang dijatuhkan pada tahun 1970-an.

    Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (7/11/2025), pusat tersebut menyatakan kondisi di beberapa penjara Israel telah memburuk secara drastis, dengan menyebutkan meningkatnya pelanggaran dan tindakan pembalasan yang diawasi pejabat senior di Dinas Penjara Israel.

    Menurut pusat tersebut, para pejabat ini melapor langsung kepada Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang dikenal karena kebijakan agresifnya terhadap tahanan Palestina.

    Pernyataan tersebut menjelaskan setiap kunjungan Ben-Gvir ke fasilitas penahanan selalu diikuti dengan tindakan hukuman baru, termasuk pembatasan makanan, air, pakaian, perawatan medis, dan waktu olahraga.

    Para narapidana juga dilaporkan ditolak aksesnya terhadap pengacara, barang-barang pribadi, toilet, dan kemampuan menjalankan ritual keagamaan.

    Pusat tersebut juga memperingatkan kelebihan kapasitas telah menjadi "kebijakan yang disengaja," dengan otoritas penjara menggandakan jumlah tahanan per sel—memaksa banyak tahanan tidur di lantai tanpa selimut atau kasur.

    Ditambahkan pula empat kamera pengawas telah dipasang di setiap sel, yang mentransmisikan audio dan video langsung untuk memantau dan menghukum narapidana atas percakapan mereka.

    Baca juga: Arab Saudi Bakal Borong 48 Jet Tempur Siluman F-35, Kedigdayaan Israel Terancam
    (sya)
    Komentar
    Additional JS