7 Organisasi Internasional Tuntut Penangkapan Netanyahu dan Anteknya Segera | Republika Online
7 Organisasi Internasional Tuntut Penangkapan Netanyahu dan Anteknya Segera | Republika Online
Netanyahu divonis bertanggungjawab atas genosida Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV—Tujuh organisasi internasional mendesak agar surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional terhadap para pemimpin pendudukan Israel segera dilaksanakan. Hal ini karena mereka bertanggung jawab atas kejahatan perang di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang diperingati setiap 29 November, organisasi-organisasi tersebut menegaskan dukungan mereka terhadap langkah-langkah yang diumumkan Mahkamah Internasional dalam gugatan yang diajukan terhadap Israel.
Sponsored
Dikutip dari Aljazeera, Senin (1/12/2025), mereka menuntut percepatan pelaksanaan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional terhadap para pemimpin pendudukan.
Hal ini atas tanggung jawab mereka dalam melakukan kejahatan perang berupa kelaparan sebagai alat perang, selain kejahatan terhadap kemanusiaan termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya.
Scroll untuk membaca
Organisasi-organisasi tersebut menekankan bahwa “perdamaian yang langgeng tidak dapat tercapai tanpa mengakhiri pendudukan sepenuhnya dan membawa para pemimpinnya ke pengadilan.
Organisasi-organisasi yang menandatangani pernyataan tersebut adalah:
1. Alkarama untuk Hak Asasi Manusia, Jenewa.
2. Asosiasi Korban Penyiksaan, Jenewa.
3. Pusat Hak Asasi Manusia Al-Shehab, London.
4. Suara Bebas untuk Hak Asasi Manusia, Paris.
5. Organisasi IFDI Internasional, Belgia.
6. Yayasan Adalah untuk Hak Asasi Manusia, Istanbul.
7. Solidaritas untuk Hak Asasi Manusia, Jenewa.
Pada November 2024, pengadilan di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Galant atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di Gaza.
Bencana yang terus berlanjut
Organisasi-organisasi tersebut mengatakan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina ini datang di tengah gencatan senjata yang rapuh dan belum mengakhiri bencana kemanusiaan yang dihadapi lebih dari dua juta orang di Jalur Gaza.
Mereka menegaskan bahwa apa yang terjadi di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, merupakan genosida yang memenuhi unsur-unsur definisi dalam Konvensi Pencegahan Kejahatan Genosida 1948, dan membutuhkan tindakan internasional yang mendesak dan mengikat.”
Dia menyerukan perlunya pemerintah dunia dan badan-badan internasional memainkan peran mereka dalam menekan otoritas pendudukan Israel untuk menghormati hukum humaniter internasional, menghentikan penargetan warga sipil, dan segera mengizinkan tanpa syarat masuknya bantuan kemanusiaan dan tim penyelamat ke Jalur Gaza tanpa batasan atau syarat.
Organisasi internasional juga menyerukan dukungan terhadap upaya PBB untuk menyelenggarakan kegiatan solidaritas, termasuk pameran tahunan hak-hak rakyat Palestina, menyoroti kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, dan mendorong negara-negara untuk memberikan liputan media seluas-luasnya terhadap isu ini.
Mereka juga menegaskan kembali hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, dan mendirikan negara merdeka di seluruh wilayah Palestina dengan ibu kota Yerusalem, sebagai hak yang tidak dapat dicabut dan tidak dapat kedaluwarsa.
Mereka menjelaskan, penduduk Gaza masih terhalang dari kebutuhan dasar hidup seperti makanan, air, perawatan kesehatan, listrik, dan tempat tinggal.
Sementara ratusan ribu orang hidup di tempat terbuka dan di antara puing-puing setelah seluruh lingkungan hancur akibat serangan Israel yang intensif.
Sejak 10 Oktober lalu, perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku setelah ditandatangani oleh Gerakan Perlawanan Islam Hamas dan Israel, sebagai bagian dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan perang di Gaza.
Perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 70 ribu orang dan melukai sekitar 171 ribu warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan.
Perang menyebabkan kerusakan besar dengan biaya rekonstruksi yang diperkirakan PBB mencapai sekitar 70 miliar dolar AS.
Pendudukan adalah penyebab penderitaan
Organisasi-organisasi internasional mengatakan solidaritas dan kegiatan rutin saja tidak lagi berguna di tengah berlanjutnya pendudukan Israel dan kebijakannya yang represif, karena pendudukan adalah akar penyebab penderitaan rakyat Palestina.
Mereka menyatakan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina bukan hanya acara simbolis, melainkan seruan global untuk memperbarui komitmen moral dan hukum terhadap rakyat yang menghadapi bentuk-bentuk terburuk dari pendudukan, pembunuhan, dan blokade selama beberapa dekade.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia menekankan solidaritas sejati dimulai dengan mengutuk pelanggaran, bekerja keras untuk mengakhiri impunitas, dan mendukung hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka yang berdaulat penuh.
Selain itu pula mengakhiri pendudukan, dan hidup dengan bermartabat dan aman di tanah mereka.
Advertisements
general_URL_gpt_producer-20250820-17:35
Youve reached the end