AS Rampas Kapal Tanker Raksasa, Diduga Angkut Minyak Venezuela ke Iran - SindoNews
2 min read
AS Rampas Kapal Tanker Raksasa, Diduga Angkut Minyak Venezuela ke Iran
Kamis, 11 Desember 2025 - 06:52 WIB
Amerika Serikat merampas kapal tanker minyak raksasa di lepas pantai Venezuela, yang diduga mengangkut minyak Venezuela ke Iran. Foto/The Independent
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menyita atau merampas sebuah kapal tanker minyak raksasa di lepas pantai Venezuela, yang diduga mengangkut minyak dari Venezuela ke Iran. Demikian pengumuman Jaksa Agung Amerika, Pam Bondi.
Tindakan ini terjadi di tengah peningkatan aktivitas militer AS di dekat Venezuela dan serangan militer terhadap apa yang digambarkan Washington sebagai kapal-kapal kartel narkoba.
“Hari ini, Biro Investigasi Federal, Investigasi Keamanan Dalam Negeri, dan Penjaga Pantai Amerika Serikat, dengan dukungan dari Departemen Perang, melaksanakan surat perintah penyitaan untuk sebuah kapal tanker minyak mentah yang digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran,” tulis Bondi di X.
Baca Juga: Maduro Ungkap Tujuan AS Menginvasi Venezuela: Ingin Rebut Cadangan Minyak Terbesar di Dunia!
Bondi mengatakan bahwa kapal tersebut telah dikenai sanksi. “Karena keterlibatannya dalam jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing," paparnya.
Presiden AS Donald Trump juga mengonfirmasi penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela tersebut. Dia menggambarkan kapal itu berukuran raksasa.
"Kami baru saja menyita sebuah kapal tanker di pantai Venezuela, sebuah kapal tanker besar, sangat besar—sebenarnya yang terbesar yang pernah disita," kata Trump di awal pertemuan meja bundar dengan para pemimpin bisnis di Gedung Putih.
"Dan hal-hal lain sedang terjadi, jadi Anda akan melihatnya nanti dan Anda akan membicarakannya nanti dengan beberapa orang lain," lanjut Trump, seperti dikutip AFP, Kamis (11/12/2025).
Trump tidak segera memberikan detail lebih lanjut tentang penyitaan kapal tanker minyak tersebut.
Pengumumannya datang sehari sebelum pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang juga pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, dijadwalkan untuk berpidato di hadapan dunia dari Oslo setelah keluar dari persembunyian.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro, mengerahkan armada kapal perang dan pesawat terbesar di dunia dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Amerika Serikat juga telah melakukan serangan mematikan terhadap lebih dari 20 kapal yang diduga membawa narkoba di wilayah tersebut, menewaskan sedikitnya 87 orang.
Washington menuduh Maduro memimpin apa yang disebut "Kartel Matahari", yang dinyatakan sebagai organisasi teroris bulan lalu.
Trump mengatakan kepada Politico pada hari Senin bahwa hari-hari Maduro sudah dihitung dan menolak untuk mengesampingkan invasi darat AS terhadap Venezuela.
Maduro sebelumnya mengatakan AS bertekad untuk menggulingkan rezimnya dan ingin merebut cadangan minyak Venezuela.
Angkatan Darat Venezuela telah melantik 5.600 tentara pada hari Sabtu setelah Maduro menyerukan peningkatan perekrutan militer.
Tindakan ini terjadi di tengah peningkatan aktivitas militer AS di dekat Venezuela dan serangan militer terhadap apa yang digambarkan Washington sebagai kapal-kapal kartel narkoba.
“Hari ini, Biro Investigasi Federal, Investigasi Keamanan Dalam Negeri, dan Penjaga Pantai Amerika Serikat, dengan dukungan dari Departemen Perang, melaksanakan surat perintah penyitaan untuk sebuah kapal tanker minyak mentah yang digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran,” tulis Bondi di X.
Baca Juga: Maduro Ungkap Tujuan AS Menginvasi Venezuela: Ingin Rebut Cadangan Minyak Terbesar di Dunia!
Bondi mengatakan bahwa kapal tersebut telah dikenai sanksi. “Karena keterlibatannya dalam jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing," paparnya.
Presiden AS Donald Trump juga mengonfirmasi penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela tersebut. Dia menggambarkan kapal itu berukuran raksasa.
"Kami baru saja menyita sebuah kapal tanker di pantai Venezuela, sebuah kapal tanker besar, sangat besar—sebenarnya yang terbesar yang pernah disita," kata Trump di awal pertemuan meja bundar dengan para pemimpin bisnis di Gedung Putih.
"Dan hal-hal lain sedang terjadi, jadi Anda akan melihatnya nanti dan Anda akan membicarakannya nanti dengan beberapa orang lain," lanjut Trump, seperti dikutip AFP, Kamis (11/12/2025).
Trump tidak segera memberikan detail lebih lanjut tentang penyitaan kapal tanker minyak tersebut.
Pengumumannya datang sehari sebelum pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang juga pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, dijadwalkan untuk berpidato di hadapan dunia dari Oslo setelah keluar dari persembunyian.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro, mengerahkan armada kapal perang dan pesawat terbesar di dunia dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Amerika Serikat juga telah melakukan serangan mematikan terhadap lebih dari 20 kapal yang diduga membawa narkoba di wilayah tersebut, menewaskan sedikitnya 87 orang.
Washington menuduh Maduro memimpin apa yang disebut "Kartel Matahari", yang dinyatakan sebagai organisasi teroris bulan lalu.
Trump mengatakan kepada Politico pada hari Senin bahwa hari-hari Maduro sudah dihitung dan menolak untuk mengesampingkan invasi darat AS terhadap Venezuela.
Maduro sebelumnya mengatakan AS bertekad untuk menggulingkan rezimnya dan ingin merebut cadangan minyak Venezuela.
Angkatan Darat Venezuela telah melantik 5.600 tentara pada hari Sabtu setelah Maduro menyerukan peningkatan perekrutan militer.
(mas)