Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza Gencatan Senjata Israel Konflik Timur Tengah Qatar Spesial

    PM Qatar: Gencatan Senjata Gaza Tak Sempurna Tanpa Penarikan Pasukan Israel - SindoNews

    2 min read

     

    PM Qatar: Gencatan Senjata Gaza Tak Sempurna Tanpa Penarikan Pasukan Israel


    Sabtu, 06 Desember 2025 - 19:19 WIB
    Gencatan senjata Gaza tak sempurna tanpa penarikan pasukan Israel. Foto/X
    A
    A
    A
    DOHA - Gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan di Jalur Gaza tidak akan lengkap sampai pasukan Israel menarik diri dari wilayah Palestina tersebut berdasarkan rencana perdamaian yang didukung oleh Washington dan PBB. Itu diungkapkan Perdana Menteri Qatar.

    “Saat ini kita berada di momen kritis... Gencatan senjata tidak dapat diselesaikan kecuali ada penarikan penuh pasukan Israel, (dan) ada stabilitas di Gaza,” ujar Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di Forum Doha, sebuah konferensi diplomatik tahunan di ibu kota negara Teluk tersebut, dilansir Al Arabiya.

    Qatar, bersama Amerika Serikat dan Mesir, membantu mengamankan gencatan senjata yang telah lama sulit dicapai di Gaza, yang mulai berlaku pada 10 Oktober dan sebagian besar telah menghentikan pertempuran selama dua tahun antara Israel dan Hamas.

    Dalam fase kedua kesepakatan tersebut, yang belum dimulai, Israel akan menarik diri dari posisinya di wilayah tersebut, otoritas sementara akan mengambil alih pemerintahan, dan pasukan stabilisasi internasional (ISF) akan dikerahkan.

    Negara-negara Arab dan Muslim sebelumnya ragu untuk berpartisipasi dalam pasukan stabilisasi baru tersebut, yang pada akhirnya dapat memerangi militan Palestina.

    Baca Juga: 8 Helikopter Serang Tercanggih pada 2025, Salah Satunya Apache yang Teruji di Medan Perang

    Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, yang juga berbicara di forum tersebut, mengatakan bahwa pembicaraan mengenai pasukan tersebut sedang berlangsung dan masih terdapat pertanyaan kritis mengenai struktur komandonya dan negara mana yang akan berkontribusi.

    Namun, tujuan pertamanya, kata Fidan, "haruslah memisahkan Palestina dari Israel."

    "Ini harus menjadi tujuan utama kita. Setelah itu, kita dapat mengatasi isu-isu lain yang tersisa," tambahnya.

    Hamas juga seharusnya melucuti senjata berdasarkan rencana 20 poin yang pertama kali digariskan oleh Presiden AS Donald Trump, dengan anggota yang menonaktifkan senjata mereka diizinkan meninggalkan Gaza. Kelompok militan tersebut telah berulang kali menolak usulan tersebut.

    Turki telah mengindikasikan keinginannya untuk ikut serta dalam pasukan stabilisasi, tetapi upayanya dipandang negatif oleh Israel, yang menganggap Ankara terlalu dekat dengan Hamas.

    “Saya pikir satu-satunya cara yang layak untuk mengakhiri perang ini adalah dengan terlibat secara setia dan tegas dalam perundingan damai,” kata Fidan.

    Syekh Mohammed mengatakan Qatar dan sesama penjamin gencatan senjata, Turki, Mesir, dan AS, “bersatu untuk mendorong kemajuan bagi fase selanjutnya” dari kesepakatan tersebut.

    “Dan fase selanjutnya ini juga hanya sementara dari perspektif kami,” katanya.

    “Jika kita... hanya menyelesaikan apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir, itu tidak cukup,” lanjutnya, menyerukan “solusi abadi yang memberikan keadilan bagi kedua bangsa.”
    (ahm)
    Komentar
    Additional JS