Belajar dari Aceh–Sumut dan Sumbar, Gubernur Sumsel Minta Mitigasi Bencana Diperketat - Kompas
Belajar dari Aceh–Sumut dan Sumbar, Gubernur Sumsel Minta Mitigasi Bencana Diperketat


PALEMBANG, KOMPAS.com- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru meminta seluruh daerah di 17 Kabupaten/kota di wilayahnya untuk waspada dan memitigasi bencana.
Hal ini dilakukan menyusul terjadinya bencana alam yang terjadi di tiga provinsi di pulau Sumatera, yakni di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Peristiwa banjir bandang dan longsor di tiga provinsi tersebut dinilai menjadi peringatan penting agar Sumsel tidak lengah menghadapi puncak musim hujan.
“Sumsel tidak boleh lengah. Saya keliling cek beberapa titik, alhamdulillah kondisi kita saat ini baik. Tapi kewaspadaan harus terus ditingkatkan,” kata Herman Deru, Senin (1/12/2025).
Deru menegaskan bahwa bencana alam semakin sulit diprediksi.
Sehingga langkah pencegahan perlu dilakukan lebih awal.
Salah satu fokus utama adalah mengurangi faktor risiko melalui perbaikan dan perlindungan lingkungan.
“Walaupun dari prediksi BMKG curah hujan cukup tinggi, kita tetap berkeyakinan air bisa dikanalisasi ke sungai hingga ke laut dengan baik. Tetapi kuncinya adalah kesiapsiagaan,” ujarnya.
Pemprov Sumsel saat ini terus memperkuat upaya mitigasi melalui normalisasi sungai serta perbaikan Daerah Aliran Sungai (DAS) dari hulu sampai hilir.
Deru meminta pemerintah kabupaten/kota aktif berkoordinasi dan memastikan seluruh infrastruktur pendukung siap menghadapi ancaman banjir, longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua daerah harus terlibat. Pemkab dan pemkot punya peran besar dalam memastikan mitigasi berjalan,”ungkapnya.
Tak hanya itu, Deru menyebut Sumsel telah menetapkan status siaga banjir dan mengumpulkan seluruh bupati dan wali kota di Ranau untuk menyamakan langkah menghadapi musim hujan.
“Setiap kepala daerah sudah kita kumpulkan, semuanya bertekad untuk siaga menghadapi ancaman hidrometeorologi,” jelasnya.
Sejauh ini, kondisi hutan dan mangrove di Sumsel relatif terjaga.
Dari potensi 200 ribu hektare kawasan mangrove yang perlu direhabilitasi, sekitar 43 ribu hektare telah tumbuh kembali sesuai penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Upaya menjaga lingkungan ini bagian dari mitigasi jangka panjang. Kita berharap kerja keras ini bisa mengurangi risiko bencana,”katanya.