Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Keuangan Spesial The Fed

    BREAKING NEWS! The Fed Pangkas Suku Bunga Ketiga Kalinya Jadi 3,50%-3,75% Desember 2025 - Bisnis com

    4 min read

     

    BREAKING NEWS! The Fed Pangkas Suku Bunga Ketiga Kalinya Jadi 3,50%-3,75% Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin atau 0,25% ke kisaran 3,50%-3,75% pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat atau Kamis (11/12/2025) dini hari. 

    Dilansir dari Reuters Kamis (11/12/2025), Pejabat Federal Reserve melakukan pemotongan suku bunga (fed funds rate/FFR) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut pada tahun ini.

    The Fed resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25 basis poin atau 0,25% ke kisaran 3,50%-3,75%. Posisi itu menjadi yang terendah sejak Oktober 2022.

    "Meskipun data penting dari pemerintah federal untuk beberapa bulan terakhir belum dirilis, data yang tersedia dari sektor publik dan swasta menunjukkan bahwa prospek untuk lapangan kerja dan inflasi belum banyak berubah sejak pertemuan kami pada bulan Oktober," ujar Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Kamis (11/12/2025).

    Powell menyebut inflasi telah menurun secara signifikan dari puncaknya pada pertengahan 2022. Namun, posisi saat ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan target jangka panjang The Fed sebesar 2%.

    Adapun, Powell menyebut sangat sedikit data mengenai inflasi yang telah dirilis sejak pertemuan The Fed pada Oktober 2025.

    Baca Juga

    Dilansir dari Bloomberg Kamis (11/12/2025), The Fed memperkirakan satu pemangkasan suku bunga pada 2026 dan satu lagi pada 2027 dalam proyeksi ekonomi terbaru. Namun, pandangan suku bunga tetap sangat terpecah, tujuh pejabat ingin mempertahankan suku bunga sepanjang 2026, sementara delapan mendukung setidaknya dua pemangkasan.

    Pejabat meningkatkan proyeksi median mereka untuk pertumbuhan pada 2026 menjadi 2,3% dari 1,8% dalam proyeksi September. Mereka juga memperkirakan inflasi menurun menjadi 2,4% tahun depan, dari 2,6% dalam proyeksi September.

    Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, The Fed memang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut pada FOMC Meeting yang berlangsung pada 9 Desember 2025 hingga 10 Desember 2025. Namun, perpecahan internal akibat kekhawatiran inflasi berpotensi menghentikan tren pelonggaran kebijakan setelah itu.

    Berdasarkan data CME Fed Watch, probabilitas The Fed kembali menurunkan suku bunga acuan dalam Federal Open Market Committee Meeting bulan ini mencapai 87,6%. Keputusan suku bunga dijadwalkan diumumkan pukul 14.00 waktu Washington pada Rabu (10/12/2025) waktu setempat, bersamaan dengan pernyataan resmi FOMC dan rilis proyeksi ekonomi terbaru. Powell akan menggelar konferensi pers 30 menit setelahnya. 

    Melansir Bloomberg pada Rabu (10/12/2025), kekhawatiran terhadap inflasi yang masih membandel memicu perpecahan tajam di internal bank sentral AS, yang berpotensi menghambat Ketua The Fed Jerome Powell untuk memberikan sinyal jelas soal arah kebijakan selanjutnya pada awal 2026.

    Setelah dua kali pemangkasan suku bunga pada musim gugur lalu, serta total penurunan sebesar 1,5% dalam 15 bulan terakhir, setiap tambahan pelonggaran akan membawa suku bunga acuan semakin mendekati level yang mampu mendorong aktivitas ekonomi. Kondisi ini justru ingin dihindari oleh sebagian pejabat The Fed.

    Sejumlah pembuat kebijakan menilai posisi suku bunga saat ini sudah berada di level netral yang tidak menahan maupun mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun pandangan tersebut tidak sepenuhnya disepakati, sehingga perbedaan penilaian mengenai seberapa ketat kebijakan moneter saat ini diperkirakan kembali memicu perpecahan dalam keputusan, dengan sebagian analis memprediksi akan muncul hingga tiga suara berbeda (dissenting opinion).

    Tugas Powell untuk membangun konsensus kian sulit karena minimnya data ekonomi terbaru, dampak dari penutupan sebagian pemerintahan AS yang berlangsung sepanjang Oktober hingga sebagian besar November. Data resmi ketenagakerjaan untuk November baru akan dirilis pada 16 Desember, disusul data inflasi 2 hari setelahnya.

    “Situasi ini memaksa The Fed berjalan di garis yang sangat tipis,” ujar Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk.

    Menurutnya, Powell tidak akan mampu memberikan kepastian mengenai langkah kebijakan berikutnya ketika menghadapi wartawan seusai rapat. 

    “Dia harus mewakili spektrum pandangan yang sangat ekstrem satu sama lain, dan itu bukan pesan yang mudah disampaikan," ujar Swonk.

    Komentar
    Additional JS