Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bencana Dedi Mulyadi Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial

    Dedi Mulyadi Carter Pesawat ke Aceh Cari Keluarganya yang Hilang Kontak Jadi Korban Bencana - Tribunnews

    12 min read

     

    Dedi Mulyadi Carter Pesawat ke Aceh Cari Keluarganya yang Hilang Kontak Jadi Korban Bencana - Tribunnews.com

    Penulis: Theresia Felisiani


    Tribunnews.com/Tribunnews.com/IST
    BENCANA DI ACEH - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan banjir bandang lumpuhkan Aceh Tamiang, akses hanya bisa ditembus perjalanan darat lima hari jalur terputus. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi segera ke Aceh, turun langsung cari keluarganya yang hilang kontak jadi korban bencana. 
    Ringkasan Berita:

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku khawatir dengan keberadaan anggota keluarganya yang jadi korban bencana di Aceh.

    Sejak bencana terjadi hingga kini, Dedi Mulyadi hilang kontak dengan keluarganya di Aceh. Sama sekali tak ada informasi soal jejak keluarganya.

    Alhasil Dedi Mulyadi memutuskan bakal turun tangan langsung, mencari keberadaan keluarganya di Aceh.

     "Saudara saya sampai sekarang hilang kontak di Aceh. Saudara mantan anggota DPRD Aceh tentara. Kakak saya sudah nangis-nangis, kamu teh Gubernur katanya," ujar Dedi Mulyadi, di Gedung Sate, Selasa (2/11/2025).

    Kamis 4 Desember Dedi Mulyadi ke Aceh Cari Keluarganya yang Hilang Kontak

    Dedi Mulyadi pun berencana terbang langsung ke Aceh untuk mencari keluarganya, sekaligus membantu warga Jabar yang jadi korban bencana di Aceh.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Kisah Para Korban Banjir Sumatera: Punguti Beras Bantuan, Terisolasi & Kehilangan 5 Anggota Keluarga

    Mantan Bupati Purwakarta itu dijadwalkan terbang ke Sumatera pada Kamis 4 Desember 2025 menggunakan pesawat Susi Air.

    “Hari Kamis saya akan berangkat ke Sumatra Barat. Jadi saya carter pesawat Susi Air untuk mengangkut barang," ujar Dedi di Gedung Sate, Selasa (2/12/2025). 

    "Masa enggak bisa menolong saudara, enggak bisa dihubungi. Saya juga mungkin nanti termasuk akan mencoba mencari saudara saya tuh, bisa ketemu enggak gitu," tambahnya.

    "Tergantung situasinya. Kalau situasinya harus ditungguin, harus terus mobilisasi, ya mungkin bisa 2-3 hari. Tapi kalau sudah lancar sistemnya, barangnya sudah tersedia, nanti tinggal ngirim-ngirimin ya saya cukup dua hari," lanjutnya.

    Nasib Warga Jabar Jadi Korban Bencana di Aceh

    Dedi Mulyadi menyebut saat ini warga Jabar yang turut menjadi korban bencana di Sumatera masih didata. 

    Nantinya, Pemprov Jabar akan memberikan bantuan langsung kepada para korban. 

    Dedi Mulyadi Belanja Bantuan di Padang 

    Bantuan untuk korban bencana, kata Dedi Mulyadi, akan dibeli langsung di wilayah Padang, kemudian akan disalurkan ke beberapa titik yang sangat membutuhkan. Hal ini dilakukan agar bantuan tepat sasaran.

    "Kan tadinya mau dari Pidie dari Aceh atau dari Sumatera Utara, tetapi pertimbangannya barangnya di sana sudah tidak terlalu banyak dan harganya mahal. Sehingga, nanti kita putuskan kita akan belanjanya di Sumatera Barat, di Padang," katanya.

    Terkumpul Bantuan Rp 7 Miliar untuk Korban Bencana

    Saat ini, kata dia, sudah terkumpul bantuan sekitar Rp7 miliar dari pihak swasta juga BUMD milik Pemprov Jabar.

    “Hari ini kita sudah mengumpulkan uang senilai Rp7 miliar. (Sumbernya) banyak lah dari Kadin, Apindo, kemudian dari Korpri, dari Baznas, BJB dan dari saya pribadi," katanya.

    Pascabanjir di Langsa, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur, Banyak Warga Lost Contact dengan Keluarga

    Pascabanjir besar yang melanda Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, serta sejumlah daerah lain di Aceh, masih menyisakan persoalan serius.

    Hingga kini, banyak warga belum mengetahui keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang kontak sejak puncak banjir pada akhir November 2025.

    Di antara warga yang belum diketahui keberadaannya, terdapat mahasiswa Universitas Samudra (Unsam) dan IAIN Langsa.

    Mereka sempat berusaha pulang ke kampung halaman saat banjir melanda, namun perjalanan terhenti akibat akses darat yang terputus.

    Sebagian mahasiswa yang ngekos di Langsa bahkan nekat menumpang truk angkutan barang setelah transportasi umum tidak lagi beroperasi.

    Data yang dihimpun menunjukkan, banyak warga dari Aceh Timur hingga luar daerah seperti Sumatera dan Banda Aceh, hilang kontak sejak Rabu (26/11/2025).

    Hal ini diperparah dengan padamnya jaringan Telekomunikasi selama hampir sepekan, bersamaan dengan puncak banjir di Kota Langsa.

    Kondisi tersebut membuat keluarga tidak bisa berkomunikasi dan menambah kepanikan.

    Akses Transportasi Putus

    Di wilayah Aceh Tamiang dan Aceh Timur, banjir dengan ketinggian air yang signifikan menyebabkan akses transportasi darat lumpuh total.

    Jalur Medan–Banda Aceh tidak dapat dilalui, sehingga banyak warga yang terjebak di perjalanan.

    Meski kini air mulai surut dan jaringan telekomunikasi perlahan pulih, masih ada keluarga yang belum mengetahui keberadaan kerabat mereka.

    Hingga hari ini, grup-grup WhatsApp masyarakat masih dipenuhi informasi pencarian anggota keluarga yang hilang kontak.

    Mayoritas yang belum diketahui keberadaannya adalah perempuan.

    Situasi ini menambah beban psikologis bagi keluarga yang menunggu kabar.

    Pemerintah daerah bersama relawan terus berupaya melakukan pendataan dan pencarian, sembari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

    Banjir besar ini tidak hanya merusak infrastruktur dan memutus akses.

    Tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi warga yang kehilangan kontak dengan orang-orang terdekat mereka

    Update Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumatera

    Tragedi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera—Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—terus memakan korban.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan update terkini bahwa total korban meninggal dunia telah mencapai 708 jiwa, sementara 499 jiwa lainnya masih dinyatakan hilang.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapuspedatin) BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan data ini dalam konferensi pers, Selasa (2/12/2025), seraya menyebut sejumlah wilayah masih terisolasi dan sulit diakses.

    Kapuspedatin BNPB, Abdul Muhari, merinci data korban tersebut berdasarkan wilayah terdampak per sore hari, Selasa (2/12/2025).

    Peningkatan jumlah korban jiwa didominasi oleh wilayah-wilayah yang baru dapat diakses dan dilaporkan datanya.

    1. Sumatera Utara: Korban Tertinggi

    Provinsi Sumatera Utara mencatat angka korban meninggal dunia tertinggi dari tiga provinsi yang terdampak.

    Meninggal Dunia: 294 orang.

    Hilang: 155 jiwa.

    Wilayah Terdampak Parah: Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara.

    2. Aceh: Fokus Akses Darat

    Di Provinsi Aceh, upaya pencarian dan pertolongan masih terkendala akses darat yang terputus di beberapa kabupaten.

    Meninggal Dunia: 218 jiwa.

    Hilang: 227 jiwa.

    Wilayah Sulit Diakses: Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.

    3. Sumatera Barat: Prioritas Pembukaan Akses

    Sementara itu, di Provinsi Sumatera Barat, fokus utama penanganan adalah pembukaan akses di wilayah yang terisolasi akibat longsor di kawasan Gunung Singgalang.

    Meninggal Dunia: 196 orang (per pukul 16.00 WIB).

    Hilang: 117 orang.

    Wilayah Prioritas Pemulihan: Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang.

    Abdul Muhari menegaskan bahwa BNPB terus memprioritaskan pemulihan akses ke daerah-daerah yang terisolasi untuk mempercepat proses pencarian dan pertolongan korban yang hilang.

    (tribun network/thf/TribunJabar.com/Serambinews.com)

    Komentar
    Additional JS