Indonesia Dikepung Bencana, DPR Desak Deteksi Dini Diperkuat - SinPo
Indonesia Dikepung Bencana, DPR Desak Deteksi Dini Diperkuat
SinPo.id - Ancaman bencana yang terus menghantui Indonesia sepanjang tahun dinilai membutuhkan kesiapan jauh lebih kuat, baik dari sisi teknologi penyelamatan maupun kapasitas personel. Situasi kebencanaan yang kian berulang menuntut pemerintah meningkatkan kemampuan deteksi dini serta respons cepat di lapangan.
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menegaskan Indonesia tidak boleh lengah karena berada di wilayah rawan gempa, tsunami, tanah longsor, hingga banjir bandang.
“Indonesia ini dikepung bencana. Ini memerlukan kesiapan kita dengan sarana-prasarana yang memadai,” ujar Lasarus dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 1 Desember 2025
Ia menyoroti pentingnya kesiapan sumber daya manusia Basarnas dalam menjalankan tugas penyelamatan, khususnya di masa golden time yang menjadi fase penentu keselamatan jiwa.
“Golden time hanya bisa ditangani orang terlatih. Salah dalam penyelamatan bisa berakibat fatal. Pelatihan SAR harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Siklon Tropis Picu Hujan Ekstrem, Teknologi Peringatan Dini Dipertanyakan
Lasarus juga menyinggung informasi terkait siklon tropis di atas Sumatra yang mengakibatkan hujan ekstrem dengan curah hujan setara satu bulan dalam waktu singkat.
Ia mempertanyakan kesiapan alat pendeteksi cuaca berbahaya milik pemerintah agar masyarakat dapat menerima peringatan lebih cepat dan tepat.
Mitigasi Wajib Diperkuat: Penanganan Harus Dimulai Sebelum Bencana
Menurutnya, mitigasi merupakan kunci untuk menyelamatkan nyawa dan meminimalkan kerugian.
“Penanggulangan bukan hanya setelah bencana terjadi. Antisipasi sebelum bencana juga bagian dari penanggulangan,” ujarnya mengingatkan.
Politisi PDI Perjuangan itu juga mendesak pemetaan kawasan rawan bencana secara menyeluruh agar masyarakat tidak tinggal di zona berisiko tinggi.
Data Korban: 533 Meninggal, 500 Lebih Hilang
Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 mencatat data memilukan:
533 orang meninggal dunia
Lebih dari 500 orang masih hilang
2.500 orang luka-luka
553.000 lebih warga mengungsi
1,4 juta penduduk terdampak
48 kabupaten/kota di Aceh, Sumut, dan Sumbar terjangkit bencana
Angka tersebut menggambarkan tingkat keparahan bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak 25 November 2025.
6.000 Personel SAR Dikerahkan: Operasi Terbesar 2024–2025
Kepala BNPP/Basarnas melaporkan bahwa pengerahan kekuatan SAR di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.
Peralatan penyelamatan yang digunakan:
Helikopter
Drone thermal
Kapal laut dan perahu karet
Truk taktis dan kendaraan lapangan
Untuk menjangkau daerah terisolasi, Basarnas juga menyiapkan opsi penambahan helikopter dan kapal sesuai kebutuhan lapangan.
Dengan meningkatnya intensitas dan dampak bencana di Indonesia, Komisi V DPR RI menilai penanggulangan harus dilakukan lebih komprehensif — tidak hanya reaktif, tetapi preventif dan berbasis mitigasi yang kuat — agar korban jiwa tidak terus berulang dari tahun ke tahun.