Ini Respons Moskow setelah NATO Pertimbangkan Serang Rusia Lebih Dulu - SindoNews
2 min read
Ini Respons Moskow setelah NATO Pertimbangkan Serang Rusia Lebih Dulu
Selasa, 02 Desember 2025 - 11:25 WIB
Moskow marah setelah pejabat NATO menyatakan opsi serangan pendahuluan terhadap Rusia mungkin dipertimbangkan. Foto/TASS/Mikhail Metsel
A
A
A
MOSKOW - Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Giuseppe Cavo Dragone, mengatakan aliansi mungkin mempertimbangkan untuk melancarkan serangan pendahuluan (preemptive strike) terhadap Rusia. Opsi itu muncul untuk menghadapi dugaan rencana Rusia menyerang sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut.
Laksamana Dragone menyampaikan opsi itu dalam wawancaranya dengan Financial Times yang diterbitkan hari Minggu. Menurutnya, serangan pendahuluan dapat dianggap sebagai tindakan defensif.
"[Namun], hal itu jauh dari cara berpikir dan perilaku normal kita," ujarnya, seraya menambahkan bahwa terdapat pertanyaan hukum terkait potensi langkah tersebut.
Baca Juga: Laksamana Sekutu: NATO Perlu Lebih Agresif terhadap Rusia!
Sementara itu, Moskow bereaksi marah atas pernyataan pejabat NATO tentang opsi serangan pendahuluan terhadap Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan penyataan Dragone itu merupakan langkah yang sangat tidak bertanggung jawab.
"Kami memandang pernyataan G. Cavo Dragone tentang kemungkinan serangan pendahuluan terhadap Rusia sebagai langkah yang sangat tidak bertanggung jawab, yang menunjukkan kesiapan aliansi untuk terus meningkatkan eskalasi situasi," ujar Zakharova dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Sputnik, Selasa (2/12/2025).
Zakharova menyebutnya sebagai upaya yang disengaja oleh NATO untuk melemahkan upaya penyelesaian krisis Ukraina.
Dia menegaskan pernyataan Dragone telah menghancurkan mitos bahwa blok militer Barat tersebut "murni defensif".
"Orang-orang yang membuat pernyataan seperti itu harus menyadari risiko dan kemungkinan konsekuensi yang akan timbul, termasuk bagi anggota aliansi itu sendiri," ujar Zakharova.
Rusia berpendapat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Moskow telah menyaksikan aktivitas NATO yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan baratnya.
Moskow telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya tentang peningkatan kekuatan aliansi di Eropa.
Kremlin menegaskan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun, tetapi tidak akan mengabaikan tindakan yang berpotensi membahayakan kepentingannya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan secara rinci dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bahwa Moskow tidak berniat menyerang negara-negara NATO. Menurutnya, para politisi Barat secara teratur menakut-nakuti rakyat mereka dengan ancaman Rusia imajiner untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik. "Tetapi orang-orang pintar paham betul bahwa ini palsu," ujar Putin.
Laksamana Dragone menyampaikan opsi itu dalam wawancaranya dengan Financial Times yang diterbitkan hari Minggu. Menurutnya, serangan pendahuluan dapat dianggap sebagai tindakan defensif.
"[Namun], hal itu jauh dari cara berpikir dan perilaku normal kita," ujarnya, seraya menambahkan bahwa terdapat pertanyaan hukum terkait potensi langkah tersebut.
Baca Juga: Laksamana Sekutu: NATO Perlu Lebih Agresif terhadap Rusia!
Sementara itu, Moskow bereaksi marah atas pernyataan pejabat NATO tentang opsi serangan pendahuluan terhadap Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan penyataan Dragone itu merupakan langkah yang sangat tidak bertanggung jawab.
"Kami memandang pernyataan G. Cavo Dragone tentang kemungkinan serangan pendahuluan terhadap Rusia sebagai langkah yang sangat tidak bertanggung jawab, yang menunjukkan kesiapan aliansi untuk terus meningkatkan eskalasi situasi," ujar Zakharova dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Sputnik, Selasa (2/12/2025).
Zakharova menyebutnya sebagai upaya yang disengaja oleh NATO untuk melemahkan upaya penyelesaian krisis Ukraina.
Dia menegaskan pernyataan Dragone telah menghancurkan mitos bahwa blok militer Barat tersebut "murni defensif".
"Orang-orang yang membuat pernyataan seperti itu harus menyadari risiko dan kemungkinan konsekuensi yang akan timbul, termasuk bagi anggota aliansi itu sendiri," ujar Zakharova.
Rusia berpendapat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Moskow telah menyaksikan aktivitas NATO yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan baratnya.
Moskow telah berulang kali menyatakan kekhawatirannya tentang peningkatan kekuatan aliansi di Eropa.
Kremlin menegaskan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun, tetapi tidak akan mengabaikan tindakan yang berpotensi membahayakan kepentingannya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan secara rinci dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bahwa Moskow tidak berniat menyerang negara-negara NATO. Menurutnya, para politisi Barat secara teratur menakut-nakuti rakyat mereka dengan ancaman Rusia imajiner untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik. "Tetapi orang-orang pintar paham betul bahwa ini palsu," ujar Putin.
(mas)